Duar!
"selamat ulang tahun Kim Minseok!" teriak Chanyeol, Luhan, dan Heeyoung bersamaan. Aku membalas ucapan mereka dengan senyuman
"kita membawa orang spesial untukmu"
"Kyungsoo!" kupeluk anak ini kencang. Dia tidak berubah, masih lebih pendek dariku
"hyung apa kabar? Aku terkejut sekarang kau punya cafe. Dekat kantorku pula" Kyungsoo memberikan senyumannya
"sering-seringlah kemari. Aku merindukanmu. Kya.. Sarang sudah besar" aku memegang pipi Sarang, anak Luhan dan Heeyoung
"Sayang wajahnya mirip Luhan"
"yak!" kami tertawa bersama. Aku meniup lilin dan memotong kue. Kami memakan kue ini bersama
"sisakan untuk Jongdae" ucap Heeyoung sambil memukul Luhan
"kau sudah menghabiskan 7 potong Luhan. Yang ulang tahun Minseok, bukan kamu"
"Heeyoung aku makan untuk anak kita"
"aku yang menyusui Sarang bukan kamu bodoh!" Heeyoung memukul Luhan dengan sendok. Semua kembali tertawa
"hyung, dimana Jongdae?" Kyungsoo yang bertanya
Kami bertiga langsung terdiam. Luhan menatapku, matanya seakan berkata 'yakin mau bilang ke dia?'
"eemm...." Heeyoung membuka suara. Wanita ini!
"Jongdae sedang sibuk dengan tes Harvard. Jadi dia harus mempersiapkan tes itu haha"
"oh, kita masih terobsesi dengan Harvard ya" Kyungsoo menimpali dengan tawanya. Kami menyambut tawanya juga
"bohong. Dimana Jongdae?" Kyungsoo kembali bertanya. Mati kita!
"emm, Kyungsoo. bisa tidak kita tidak membahas Jongdae dulu?"
"tidak Luhan hyung. Aku kesini karena Jongdae juga. Jawab aku atau aku pergi" Kyungsoo berdiri bersiap pergi
"Jongdae di rumah sakit. Lagi" lirihku
Kyungsoo menatapku datar. "Lanjutkan"
Dia
Koma
***
Kyungsoo mengajakku ke Rumah Sakit. Suasana tenang tanpa adanya hiruk pikuk. Kami disini. Ruang ICU. Kami tidak diperbolehkan masuk
"keadaannnya sedang tidak stabil" kataku. Sekarang jam besuk sehingga jendela Rumah Sakit dibuka. Kami bisa melihat dokter sedang memeriksa Jongdae. Banyak alat dan selang di tubuhnya, setia memberikan pertolongan
"kenapa bisa?"
Aku diam. Sebenarnya aku juga tidak tahu. Aku hanya bisa melihat wajah panik appa menggedong Jongdae dengan darah berlumuran di tubuhnya
"ada hampir 4 tusukan di tubuhnya. Yang parah adalah dadanya. Pisau itu tepat mengenai jantungnya menyebabkan dinding jantung robek, apalagi pisau itu dilepas secara mendadak. Hatinya juga robek. Saat sampai disini-pun kami ragu untuk menolongnya. Darah yang keluar terlalu banyak. Dia membutuhkan 10 kantong darah saat ini" itu penjelasan dokter. Perhari Jongdae membutuhkan setidaknya 3 kantong darah. Dokterpun selalu keluar masuk memeriksa keadaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP ME! ✓
De TodoJongdae, seorang anak lugu, polos, memiliki ambisi dan lucu. Dibesarkan bersama seorang kakak bernama Minseok yang selalu merawat serta membelanya kapanpun. Namun, seindah indahnya sebuah keluarga, terdapat sebuah kisah kelam dibalik itu Ah,jongdae...