Jongdae tidak masuk hari ini. saat aku membuka gudang pagi tadi, aku bisa melihat dia ketakutan dengan beberapa luka di tubuhnya. Appa menyuruhku membawa kotak P3K dan makanan untuknya. Namun dia menolak dengan alasan semua itu sudah diracun. Oh tolong Jongdae, ini murni kasih sayangku padamu
"Hyung, Jongdae sakit? Dia tidak terlihat hari ini" Kyungsoo bertanya penuh penasaran
"Iya. Demam... Maybe"
"Maybe? Ya Xiu kamu kakaknya bukan?" Luhan menimpali
"Aku ingin menjenguknya. Apa boleh?"
Aku berpikir. Di rumah masih ada Eomma. Secara halus aku tidak mengizinkan Kyungsoo ke rumah. Kyungsoo terus memohon, Luhan juga. Namun dengan baik dan terhormat aku menolak
"Maaf, kalau Eomma dirumah kami dilarang menerima tamu. Lagi pula Jongdae juga sakit, pasti lebih dilarang. Maaf teman, jika kalian mau memberikan sesuatu, bisa titipkan aku"
Luhan segera pergi menuju kelas. Kyungsoo memberikan bekal makanan berisi bubur agar dimakan Jongdae. Luhan kembali dengan membawa buku tugas
"Kau mau menyiksa adikku yang sakit dengan mengerjakan makalahmu ha? Mau kubunuh sekarang atas nama Jongdae?" aku meremas bukunya
"Hehe, ayolah tugasnya hanya membuat makalah 10 lembar. Tidak akan membebaninya kok"
"Kamu itu bodoh atau kurang ajar Lulu? Kyungsoo tolong pinjamkan pisau daging di ibu kantin. Katakan, mereka mendapat daging lezat hari ini"
Luhan memohon ampun dan kembali pergi. Setelah itu dia membawa susu putih dan memberikan padaku
"Ini, kasih Jongjong. Biar kulitnya putih. Kasian semakin hari kulitnya semakin hitam karena kamu ajak berjalan menuju sekolah "
"Maaf Lulu, Jongdae alergi susu sapi. Mungkin kalau kamu memberikan susu kedelai dia bisa meminumnya. Terakhir dia minum susu sapi dia harus dirawat di rumah sakit"
"Sebegitu parahnya sampai dirawat?" Kyungsoo terkejut. Masalah Jongdae dia memang paling cerewet
"Iya. Seafood dan susu sapi adalah kelemahannya"
"Oke. Nanti aku akan membelikannya es krim"
"Es krim ada susu sapinya Lulu"
"Aarrghh kenapa Jongjong ribet banget hidupnya. Coba kalau dia berotak batu, sudah kubunuh dia"
"KYUNGSOO CEPAT PINJAMKAN PISAU DAGING! INGIN KUCINCANG LUHAN SEKARANG!"
***
Aku mengendap-endap menuju gudang. Jongdae masih disana. Kuketuk pintunya. Tidak ada jawaban. Aku mencoba membuka pintunya dengan kartu pelajar. Nihil. Akhirnya dengan terpaksa aku keluar dan memanjat tembok rumah. Setelah sampai aku lupa bahwa gudang rumah kami tidak memiliki jendela. Aku mengutuk diriku sendiri. Lebih dari 18 tahun aku hidup dirumah, baru sadar bahwa gudang tidak memiliki jendela
"Hhmm, bagaimana caranya aku membuka pintu sialan itu? Tidak mungkin aku mengambil kunci dari kamar Eomma. Haish aku tidak ada ide lain selain menghancurkan pintu ini dengan gergaji" ungkapku frustasi
Aku kembali ke pintu gudang itu. Sebentar, sepertinya Eomma memiliki kunci cadangan di pot sebelah. Aku membuka pot itu. Benar!
"Minseok kenapa tidak dari tadi. Bodoh"
Aku membukanya. Masih dengan pemandangan yang sama. Aku mendekatinya, memberikan bubur dari Kyungsoo dan susu kedelai dari Luhan. Aku membawa susu sapi dan bekalku yang belum sempat kumakan. Agar dia percaya bahwa itu tidak ada racunnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP ME! ✓
RandomJongdae, seorang anak lugu, polos, memiliki ambisi dan lucu. Dibesarkan bersama seorang kakak bernama Minseok yang selalu merawat serta membelanya kapanpun. Namun, seindah indahnya sebuah keluarga, terdapat sebuah kisah kelam dibalik itu Ah,jongdae...