17

180 23 0
                                    

Aku dimana? Itu kesan pertamaku. Aroma antiseptik dan cahaya putih menganggu inderaku. Benda panjang tegantung tak indah di tanganku

"Oh, kau sadar? Kau pingsan tadi. Papa bilang kau kelelahan dan syok. Huh, papa selalu memperburuk keadaan" Luhan menutup bukunya dan menghampiriku. Melihat keadaanku

"Kau sebenarnya psikolog atau dokter umum?"

"Sama seperti Jongdae, aku terobsesi menjadi dokter. Aku belajar tentang kedokteran, jadi.. Ya begini. Kadang papa meminta tolong untuk membantunya"

Aku memposisikan diriku untuk duduk. Sial, kepalaku sakit sekali. Aku berusaha duduk dan melihat eomma datang. Wajahnya sangat panik. Dia memegang tanganku erat

"Minseok! Kau tidak apa-apa kan? Mana yang sakit? Coba eomma lihat" aku diam

"Minseok, kenapa kamu bisa begini? Cukup Jongdae saja yang mati kamu jangan"

"Eomma senang kan kalau Jongdae mati? Itu tujuanmu kan?" tanyaku dingin. Aku melihatnya wajahnya yang kaget

"Kok.. Kamu bilang begitu sih? Eomma nggak paham. Aish, sudah yang penting kamu sehat"

"Eomma, Jongdae butuh donor jantung, donor hati juga. Eomma, aku akan menyerahkan jantung dan hatiku ke Jongdae" eomma membelalak kaget

"Tidak! Kau tidak boleh membantu orang bodoh seperti dia! Dia bukan siapa-siapamu"

"Dia adikku eomma, walaupun kami berbeda ibu tapi—"

"CUKUP KIM MINSEOK! Harusnya saat itu kubunuh saja anak haram itu!"

Aku berdiri dan meninggalkan ruangan panas itu. Bodoamat dengan infus yang masih menggantung manis di lenganku. Aku pergi tanpa arah. Apakah harus begini hidupku?

"Minseok?"

***

Disinilah aku. Rooftop rumah sakit. Bukan bermaksud bunuh diri. Aku bertemu dengannya lagi. Dengan orang yang membuat eomma membenci Jongdae, orang yang menghancurkan keluargaku dalam sekejap

"Maaf" ucapnya lirih. Aku melihatnya dari ujung mataku. Dia menangis

"Aku ingin merawat Jongdae saat itu, tapi kau meminta adik. Sehingga ayahmu membawa Jongdaeku dariku"

"Maafkan aku telah merusak kebahagiaan keluargamu. Aku dan Hotae bersahabat sejak SMA. Kami sering berbagi suka dan duka. Hingga suatu hari ayahmu membawaku ke rumah untuk diperkenalkan dengan nenekmu. Nenekmu setuju, namun seminggu kemudian aku mendapat kabar bahwa Hotae telah menghamili orang lain, yaitu ibumu. Aku hanya bisa pasrah menerima keputusannya untuk menikah dengan ibumu"

"Lalu,kenapa kalian melakukan hal itu hingga appa menghamilimu?"

"Maafkan aku. Dia tidak sengaja karena mabuk berat. Saat aku mengetahui bahwa aku hamil, aku ingin sekali mengaborsi anak ini. Bahkan aku sendiri tidak ingin Jongdae hidup. Aku ibu yang jahat. Tapi ayahmu berjanji akan membiayai kehidupanku sampai Jongdae lahir. Aku terpaksa merawatnya. Hingga kehamilanku yang ke 5, aku merasakan tendangan pertamanya. Aku menangis dan berjanji akan menjaga anak ini selama ku hidup. Sampai ibumu tahu dan berusaha membuatku keguguran. Jadi aku melahirkan Jongdae secara prematur karena ibumu mendorongku hingga tengkurap dan mengalami pendarahan hebat"

Aku menoleh ke arahnya. Dia tersenyum di tengah tangisnya

"Kenapa tersenyum?"

"Aku bisa menceritakan aib Jongdae ke kakaknya. Itu agak aneh. Tapi tak apa, semakin kau tahu Jongdae, aku harap kau semakin mengerti dia" dia memalingkan wajahnya, menikmati udara dingin. Dia memberikan jaketnya padaku. Hangat

"Kenapa orang tuaku bercerai?"

"Appamu bercerita bahwa sejak awal dia tidak mencintai eommamu. Dia berusaha mencintainya, tapi saat kau dan Jongdae hadir di kehidupannya, sifat eommamu keluar. Bahkan sebelum appamu melakukan hal itu, eommamu sudah melakukannya dengan orang lain"

"Kenapa kau menjelek-jelekkan eomma, ha?!" bentakku. Sejahat-jahatnya eomma, dia adalah ibuku! Dia mengeluarkan sebuah kertas. Semua itu adalah foto eomma sedang berciuman dengan pria lain, melakukan hal itu dengan pria lain, dan masih banyak lagi

"Ayahmu menitipkan ini padaku. Sebenarnya aku dilarang memberitahu ke siapapun. Tapi kau berbeda Minseok. Setelah ini aku akan membawa Jongdae ke Jepang. Jongdae akan dirawat disana. Jangan merindukan kami Kim Minseok. Aku akan merawat Jongdae dengan baik. Kami akan pergi setelah aku selesai mengurus adiministrasi Jongdae"

Jangan






"Jongdae akan aman disana. Dia juga menyukai Jepang kan? Aku sudah mendapat donor jantung dan hati untuk Jongdae disana"






Jangan pergi






"Jongdae akan bekerja di salah satu perusahaan kartun terbaik di Jepang. Aku akan menyuruhnya mendaftar di salah satu universitas di Jepang. Dia pasti senang disana"

"AKU MOHON JANGAN PERGI!" aku menangis sejadi-jadinya. Salju mungkin akan menyamarkan suaraku. Aku memang kecewa dengan ibunya, tapi Jongdae adalah orang yang mengisi hari-hariku

"Aku mohon Minseok, lepaskan Jongdae demi kau dan keluargamu" dia memegang kedua pundakku lembut. Mengusapnya. "Aku tidak ingin melihatmu menderita karena kami"

Aku berlutut di depannya

"Aku mohon jangan bawa Jongdae pergi. Aku mohon aku mohon" Imo memegang tanganku. Memberi kehangatan baik di tanganku maupun hatiku

"Aku tidak menderita karena Jongdae hadir di hidupku, aku tidak menderita ketika aku harus melindunginya dari eomma, aku tidak menderita saat harus merawatnya bahkan mencoba membunuhku. Aku tidak—" bisa melanjutkan perkataanku. Udara dingin dan kalimat yang tidak bisa kulontarkan

"Katakan padaku, kenapa kau tidak memperbolehkan Jongdae pergi darimu?"

"Aku menyayanginya"

"Walaupun kau menderita?" aku mengangguk

"Walaupun kau harus merelakan kedua orangtuamu bercerai dan ayahmu akan mengangkatku menjadi istri keduanya?" Aku mengangguk

"Walaupun kau melihat Jongdae kembali menderita?" aku terdiam

"Kim Minseok, bisakah kau memberikan kebahagiaan sedikit saja untuk Jongdae? Bisakah kau merelakan Jongdae agar Jongdae bahagia juga? Bahkan aku sangat yakin dia tidak pernah merasakan rasa tidak sakit di hidupnya. Biarkan dia bebas Minseok, biarkan dia merasakan bagaimana itu hidup dan dihargai"

"Jika kamu menyayangi Jongdae, izinkan dia bahagia di sisa hidupnya. Kau tau, donor jantung sangat berbahaya, bahkan jantung yang cocok-pun tidak akan membantunya 100 persen. Kemungkinan terburuknya Jongdae meninggal di tengah operasi, apalagi fisiknya sudah sangat lemah"

"Tapi—"

"Izinkan Jongdaeku hidup Kim Minseok"

***

HAPPY CHEN DAY! ~^-^~

asik uri Chen ultah nih~

makanya up 2 bab

semoga suka~



HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang