18

141 21 0
                                    

Aku menyerah. Kami menyerah. Kini aku tinggal bersama appa. Appa selalu merenung di depan balkon kamarnya

"Aku tidak menyesal bercerai dengan eommamu, yang kusesalkan adalah tidak bisa mencegah Jongdae pergi"

Jongdae pergi ke Jepang dengan 'ibu kandungnya'. Kami tidak bisa mencegahnya lebih lanjut karena penanganan Jepang lebih baik. Jepang juga sudah menyiapkan donor jantung dan hati untuk Jongdae. Kami hanya bisa pasrah ketika ambulance membawanya pergi ke bandara, bahkan kami dilarang ikut ke bandara

"Apakah Jongdae akan baik-baik saja?"

"Aku tidak tau"

"Eomma--"

"Jangan sebut nama dia"

"Aku ingin memanggil ibunya Jongdae dengan sebutan eomma juga"

Appa melihatku, memelukku

"Dia sangat baik padaku. Dia selalu membawakan makanan untukku. Makanannya bahkan lebih enak dari buatan eomma. Aku merindukan senyumnya yang selalu terpancar. Bolehkah, appa? Bolehkah aku memanggilnya eomma juga?"

"Kau seperti anak-anak di usiamu yang hampir kepala 3 ini, Minseok"

"Aku mencintai kalian semua"

***
"

Luhan"

"Hm"

"Bawa aku bersamamu"

"Bagasi ya"

Aku menjitak kepalanya. Luhan dan keluarganya akan pergi ke Jepang. Sarang ingin ke Fujio Museum

"Samchon akan menjaga Sarang disana kalau orang tua Sarang memperbolehkan samchon ikut"

"Papa, samchon boleh ikut? Mama samchon ikut boleh ya?"

Heeyoung membelai kepala anak perempuannya sambil berkata "Tidak sayang"

Sarang dengan polosnya berlari ke arahku dan berteriak "Samchon tidak boleh ikut!"

"Bibitmu Luhan"

"Aku tau. Anak kedua nanti aku tidak akan melakukannya dengan kasar lagi"

Aku pulang ke rumah dengan perasaan gontai. Perjalanan 30 menit ini terasa 1 jam

"Baru 2 bulan ditinggal Jongdae udah lemes aja, hyung. Dasar brother complexs" aku terkejut saat Kyungsoo di sebelahku. Dia bagai hantu dengan mata besar

"Aku sedang mendalami peranku sebagai hantu"

"Sedang apa kau disini?"

"Menggantikan posisi Jongdae untuk sementara. Hyung ayo ke game center lagi. Chanyeol sudah menunggu"

Kyungsoo menggenggam tanganku dan membawaku pergi ke game center. Tempat ini sudah berubah, berpadu dengan kemajuan zaman. Oh sekarang kita bisa bermain sambil makan? Hebat

"Kyungsoo disini!" teriak seorang anak berkulit albino ke arah Kyungsoo

"Hyung, ini Sehun. Kau ingat. Dan ini—"

"Jongin. Pacar Kyungsoo"

"Serius?!"

"Eem"

"YAK DOH KYUNGSOO!"

"Iya aku mengaku. Untung aku tidak menaruh hatiku ke adikmu hyung" Kyungsoo mengaku

"Aku juga baru tau kalau mereka berdua mulai berpacaran. Siapa yang jadi perempuannya?" Kyungsoo menunduk malu menanggapi pertanyaan Chanyeol

"Kkyya,, semoga langgeng. Atau ku bawakan Luhan hyung kemari"

Kyungsoo menendang lutut Chanyeol sampai orang tinggi itu tidak bisa berjalan. Aku tidak menyangka Kyungsoo memiliki hal itu, padahal Korea melarang adanya LGBT. Ah, sudahlah

Kami bereuni ringan saat Chanyeol mengajak bermain game. Semua kini sibuk dengan game masing-masing. Tiba-tiba aku melihat seseorang yang kukenal. Aku meninggalkan mereka dan berlari mengejarnya

"Jongdae!"

"Ah, maaf aku salah orang"

Halo?

Minseok, pulanglah. Kita ke Jepang hari ini

***

Fujio Museum : Museum Doraemon

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang