9

163 23 2
                                    

"hiks. Eomma mengatakan aku anak iblis"

"aigoo, benarkah? Aigoo dasar orang tua kurang ajar"

"eommamu yang iblis"

"dia bukan eomma kandungku, hiks. Aku adalah kesalahan imo"

"aigoo, tidak. Bukan kamu bukan haram, kesalahan, atau apapun. Aigoo sudah jangan menangis ya. kamu aman disini. Nanti imo bilang nenek kamu disini"

Jongdae menggeleng. Dia terlalu takut saat ini

"sayang, sudah biarkan dia. Hei anak muda, kemarilah. Aku obati lukamu"

"hiks, terima kasih"

"aigoo, aigoo. Jangan menangis. tampanmu hilang nanti. Aigoo anak ganteng tidak boleh menangis"

***

Nenek terus memarahi eomma. Aku tidak peduli lagi. malah aku menambahkan kalimat-kalimat penjelas yang membuat nenek hampir jantungan

"eomma selalu memukul Jongdae tanpa sebab!"

Nenek kembali menampar eomma

"Jongdae selalu dipaksa makan seafood dan mimun susu sapi. Nenek tau, gara-gara itu Jongdae masuk rumah sakit selama 1 bulan"

Nenek mengelus dadanya. Memberikan jari telunjuknya di mulutku. Meminta bernapas sejenak

"aku melakukan itu karena aku mencintai Minseok eomma. Karena Jongdae, Hotae jadi lebih memperhatikan Jongdae. Eomma tau sendiri dia berselingkuh dengan penjual ramen dekat rumahku eomma!"

Nenek terdiam. Aku memeluk nenek lembut. Menangis di pundaknya. Walaupun Jongdae bukan adik kandungku, tapi aku merasa senang karena kehadirannya. Aku yang selalu egois dan manja dengan banyak orang menjadi lebih dewasa karena Jongdae. Aku yang selalu memikirkan diri sendiri bahkan untuk makanpun selalu meminta lebih. Tapi karena Jongdae aku belajar kesederhanaan. Dia membantuku dalam banyak hal. Bahkan aku rajin belajarpun karena dia

"aku menyesal memiliki menantu sepertimu" nenek memberikan pernyataan dengan bahasa isyarat. Nenek naik ke atas menuju kamarnya. Meninggalkanku dengan eomma

"Minseok"

"aku juga menyesal memiliki eomma sepertimu. Kalau sampai terjadi sesuatu terhadap Jongdae, aku tidak akan memaafkanmu" aku menyusul nenek ke kamar. Eomma menangis disana. Berteriak

"nenek, maafkan appa, ya" aku memohon pada nenek. Nenek memberitahu bahwa appa sudah meminta maaf berulang kali

"ini juga kesalahan nenek. Nenek terpaksa menikahkan ayahmu dengan perempuan itu karena-" nenek terdiam. Nenek memegang bahuku lembut. Menyisir rambutku dengan jari keriputnya

"karena appa dan eommamu sudah melakukan hal tak senonoh di masa lalu. Appamu mabuk dan eomamu memberi obat peransang padanya"

"jadi aku juga anak-" nenek menggeleng. Aku masih memikirkan rahasia baru dari appa. Kami berdua adalah sebuah kesalahan?

"appamu mau bertanggungjawab Minseok. Itu yang terpenting. Kau tau? Dulu Appamu adalah seorang penyanyi yang hebat. Dia berhasil membuat warga Siheung bangga. Bahkan skandalnya dengan eommamu tidak membuat malu warga Siheung. Hebat bukan appamu itu?"

Aku mengangguk. Benar. Bahkan sampai sekarang appa adalah penyanyi yang hebat. Walaupun tidak seaktif dulu lagi. Dan kalian tahu, bakat menyanyi appa menurun ke kami berdua, terutama di Jongdae. Ah, aku makin iri dengannya

"aku akan mencari Jongdae"

"besok saja. Jongdae aman di rumah Nyonya Park. Lihat" nenek menunjuk Tuan Park yang melambaikan tangan sambil menggunakan bahasa isyarat

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang