10

167 20 3
                                    

SEOUL

"ramennya 1. Atas nama Kim Minseok" kembali aku ke restoran ini. Restoran ramen yang pernah menyelamatkan kami beberapa tahun silam. Ornamennya tidak berubah, masih sama seperti dulu

"Minseok hyung?"

"hei. Park Chanyeol?" kagetku. Aku masih mengingat si jangkung bertelinga yoda ini

"ya! Benar kau Kim Minseok. Apa kabar hyung? Ah, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu"

"kau bekerja disini?"

"iya. Sudah lama. Imo mengingatku ternyata, haha. Saat aku mendaftar kerja disini, dia mengatakan 'ya kamu orang yang mengejar anak-anak itu kan?' setelah itu aku dipukuli dengan rotan haha" ceritanya panjang lebar

"tapi sekarang aku sudah tobat hyung. Maafkan aku atas kesalahanku dulu. Memang aku suka menjahili kalian terutama Jongdae karena dia polos"

Aku mengangguk sambil memakan ramen. Enak. Aku harus pesan lagi untuk Jongdae dan nenek. Tapi aku lupa Jongdae tidak di rumah.

"permisi, apakah kau anak tuan Kim?" pertanyaan itu kembali ditanyakan. Seorang perempuan paruh baya sedang memperhatikanku dari atas ke bawah. Sepertinya dia mengenal ayah

"iya. Mungkin. margaku Kim. Tapi marga Kim itu banyak sekali di ko—"

"Kim Hotae. Kamu mengenal Kim Hotae?"

"iya"

"oh benar. Kau pasti Kim Minseok. Halo namaku Yeom Soonja. Aku teman ayahmu dulu. Salam kenal. Oh sampaikan salamku untuknya" sapa wanita itu ramah. Senyumnya seperti Jongdae. Bibirnya juga, hanya Jongdae lebih tipis. Garis matanya juga mirip

"kau mirip adikku imo" wanita itu kaget. Kelabakan. Salah tingkah. Jangan-jangan

"maaf aku bertanya tidak sopan. Apakah kau—" aku berhenti. Bukan saatnya Minseok, bukan saatnya!

Aku pamit. Dia membawakan berbagai macam makanan untukku dan Jongdae. Tapi menurutku ini terlalu banyak untuk 2 orang. Toh Jongdae tidak ada di rumah. Perjalanan 3 jam dengan bus malam membuatku mengantuk. Aku terus kepikiran perempuan cantik itu. Serius dia mirip sekali dengan Jongdae. Aku harus bertanya pada appa

***

"nenek! Nenek buka pintunya! Aduh aku lupa dia tuli. Aduh nenek cepat buka pintunya!!"

Nenek membuka pintu

"nenek! Aduh aku sudah berteriak serta membuat getaran tapi kamu tidak dengar?!"

"aigoo itu tidak penting. Jongdae. Jongdae! Dia di rumah sakit. Ibunya mendorong dia ke laut. Dia kritis!"

***

Aku sudah di rumah sakit. Luhan yang memberitahuku saat perjalanan tadi. Aku bisa melihat tuan dan nyonya Park cemas, nenek terus menangis dan Heeyoung berusaha menenangkan nenek

"ini, pakai jaketku. kau tampak kedinginan" kataku sambil menyerahkan jaket ke Luhan. Kalian ingin tahu bagaimana keadaan Luhan? Hanya dengan kaos tanpa kerah, celana pendek selutut, dan sandal jepit

"aku panik saat tuan Park memanggilku"

"kenapa bisa?" tuan Park mendatangi kami. Mengelus punggungku lembut. aku mencoba tegar

"ibumu kemari lagi. Kami tidak sengaja bertemu dengannya saat di jalan. Tiba-tiba ibumu menarik rambut Jongdae dan memakinya. Aku berusaha melerai mereka namun ibumu sudah terlanjur mendorong Jongdae ke laut. Butuh waktu hampir 10 menit untuk menemukan Jongdae karena air sedang pasang dan ombak besar. Maafkan aku Minseok"

HELP ME! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang