⚽️ Away

137 20 7
                                    

Roomchat, J:

woi

Maap knp sih

Elahhh

Wah ngajak tubir

Brisik lo

Sumpah lo ih, jibang

Bodo

Keluar lo! Gue di depan

Mls bgt ew

(Read by J.)

️️ ️️️️️️

Pemuda dengan hoodie abu itu tersenyum kecil, menatap layar ponselnya meski sudah tak ada lagi jawaban chat dari penghuni rumah seberang, 'J' yang tak lain adalah Jeje alias Zera. Ya antara irit atau males ngetik nama.

Figo menaruh ponselnya asal di atas kasur kamarnya kemudian melangkah hendak membuka pintu kamar. Dalam hatinya sembari menghitung satu.. dua, tiga!

"FIGO! YUUUHU ASSALAMUALAIKUUUM!"

Nah kan!

Suara manusia yang kayak ngajak tawuran itu tak usah ditanya lagi berasal dari siapa. Gadis itu kayaknya tahu kalau Figo sedang sendirian dirumah, makanya berani teriak-teriak membuatnya berlari kecil segera menuju sumber suara.

"He, mau begal lo?" Ucap Figo sembari membelalakkan mata tak menyangka. Nggak heran, begitu keluar yang ia lihat adalah Zera memegang batu bata berukuran lumayan besar hendak dipukulkan ke gerbang besi rumahnya.

Zera dengan tak berdosanya hanya meringis kecil. "Ngapain sih?" Figo berucap, lagi.

"Ya pikir aja lah, mana ada begal ngucap salam. Masih marah lo?" Balasnya dengan raut muka menggoda.

Jadi, alkisah pemuda bernama panjang Figo Elfano Dwinata itu sudah lima hari ini tengah mogok bicara dengan Zera. Cuih, bocah banget emang kelakuannya. Sampai yang biasanya Figo hobi sekali datang ke rumah Zera dengan alibi ngajak Malik main PS, kini justru Malik yang mendatangi Figo.

Usut punya usut sih, masalah Zera menerima kontrak kerja Pak Arsen. Jiaaah, kontrak.

Figo yang jelas dari awal menolak keras Zera menjadi asisten, langsung tak terima kala grup chat klub ramai membahas Zera yang resmi jadi asisten. Bahkan dengan teganya pemuda itu mendiamkan Zera saat latihan bersama skuad Lasbu dan lebih memilih ketawa-ketiwi dengan yang lainnya kala Zera mencoba mengajaknya berbicara.

Sebenarnya sih bukan problem besar bagi Zera mau Figo mogok bicara lah, guling depan guling belakang lah, ngamuk di perempatan jalan lah, masa bodoh deh. Tapi, kemarin mamahnya Figo waktu ngasih masakan cumi asam pedas tiba-tiba datang sambil menggerutu, "ya ampun punya anak satu kenapa sih disuruh maknya nganter makanan ke tetangga depan rumah aja katanya males."

Nah kan Zera jadi mikir, sesalah itu ya jadi asisten? Padahal Figo sendiri yang dulu mulai ngata-ngatain Zera pengangguran lah, nolep karena nggak punya ekskul lah. Apalagi itu anak jarang banget nolak ucapan mamahnya.

Sadar pertanyaannya hanya jadi angin lalu bagi Figo, Zera mendecak kecil, "apaan sih lo, harusnya lo juga marah sama bang Leo dong. Masa gue doang yang didiemin. Gak asik lo!" Cerocos Zera membuang batu yang sedari tadi masih di genggamnya ke trotoar.

Figo melirik tajam Zera, "lo kan yang mau, kenapa jadi bang Leo sih?"

Pemuda itu mendengus, mengalihkan pandangan ke jalanan, "cih, cewek tuh gitu ya? Baru di-notice bentaran langsung luluh. Itu hati apa jelly, lembek amat!" Lanjutnya mencibir panjang. Tapi percuma saja, gadis di depannya mana mungkin tertampar sindiran receh yang barusan diutarakannya.

RIVALITIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang