⚽️ Head to Head

248 32 25
                                    


Zera melangkahkan kakinya menuju kelas setelah beres memarkirkan sepedanya tadi. Ada bangku semen panjang di depan setiap kelas, dan pagi ini ada dua manusia yang dari kejauhan nampak oleh mata Zera tengah grasak-grusuk entah membicarakan entah apa di depan kelas.

Si ketua kelas, Banu, serta satu pemuda lain yang sama satu kelas dengan Zera, yaitu Fajar.

"Yaelah, Jar. Kalau dari statistik match sebelumnya juga jelas sih Madrid lagi cakep-cakepnya. Tapi El clasico terakhir Barca lebih unggul. Apalagi di Bernabeu," sanggah Banu menggebu hingga Zera mendengar jelas apa yang keduanya gosipkan pagi ini.

El clasico.

Bagi penikmat si kulit bundar alias sepak bola tentu sangat tak asing dengan istilah satu ini.

Dua kata yang menggambarkan betapa klasiknya suatu big match yang mempertemukan dua buah kubu. Saling memamerkan tak-tik, jual beli serangan, demi memperebutkan posisi teratas di Liga Spanyol.

Dua kubu yang dimaksud tak lain ialah, Real Madrid dan Barcelona.

Terdengar seperti pertandingan pada umumnya bagi mereka yang belum mengerti, betapa besar pengaruh kedua klub dalam meramaikan pentas sepak bola di Eropa. Pertemuan dua rasaksa Spanyol yang berstatus musuh bebuyutan itu bahkan bukan hanya ditunggu oleh penggemar kedua kubu tersebut.

Bagi fans kedua klub itu, yang bahkan tidak ada pertarungan antara kedua klub pun tetap saja akan saling adu mulut ketika bersanding. Apalagi saat ini yang terhitung dua minggu lagi jelang terselenggaranya big match.

Bukan hanya tentang 3 poin saja. Namun juga gengsi. Siapa yang kalah, akan direndahkan sampai klub itu menang di pertemuan selanjutnya. Dan siapa yang menang, akan dijunjung meskipun kalah pada laga-laga melawan klub lain berikutnya.

"Ya gue sih sebenarnya asal nebak aja. Kayaknya lebih seru nonton gelutnya Saga sama Zera sih daripada klubnya, hahaha!" Fajar yang masih belum mau kalah, kini memberi pembelaan diri.

"Nah itu dia makanya gue di tim Barca. Lebih seru kalau Saga digangguin Zera mulu—" balas Banu yang terpotong kala menyadari jika di depannya sudah berdiri sosok yang tengah mereka bicarakan, Zera.

Banu meringis, "eh, Je. Ehehe tumben amat pagi bener.."

Banu sangka ia akan mendapat cibiran atau omelan dari Zera karena sepagi ini sudah gosip di depan kelas. Nyatanya justru Zera dengan wajah datarnya mengacungkan dua jempol, yang dapat diartikan dirinya tengah berterima kasih pada Banu yang sudah pro Barca di El clasico kali ini. Kemudian melenggang pergi memasuki pintu kelas yang di dalamnya masih senyap. Dasar, ada-ada saja sampai Banu dan Fajar menggelengkan kepala heran.

"Ck ck, kantin dah yok nyusul si Saga. Laper gue," ajak Fajar yang langsung diangguki oleh Banu.

Memang kalau siswa-siswi SHS yang datang pagi sering berlabuh dahulu ke kantin sebelum memasuki ruang kelasnya, dengan catatan sedang tidak ada pekerjaan rumah.

️️ ️️️️️️

️️ ️️️️️️

"Letta!" sapa Zera riang kala si penghuni bangku sebelah yang sekaligus sahabatnya baru memasuki kelas.

Letta yang terpanggil langsung sigap acting dengan raut heran menatap sahabatnya itu yang tumben berangkat lebih dahulu dibanding dirinya, "lah kok—"

"Iyaaaaa tumben kan gue berangkat pagi, tapi ada yang lebih penting. Bulan depan ada turnamen futsal! Huhuhu!" sela Zera sebelum gadis yang di bahunya masih tersampir tas navy itu sempat menyelesaikan ucapannya.

RIVALITIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang