⚽️ Clearance

156 19 15
                                    

"ZERA!" Ucap beberapa dari mereka serempak.

"Gak!"

Semua yang berada di tangah lapangan bergantian menatap dua manusia yang dengan kompak menolak, Saga dan Figo.

Hening sejenak.

"Ha? Kenapa?" Firman membuka pertanyaan mengahiri keheningan.

Saga berdehem hendak angkat bicara, "ya.. gue pikir untuk panitia tambahan mending cowok. Zera mau jadiin apa? Tukang ngambilin bola out?"

"Nah tuh, lagian tuh bocah mana mau disuruh-suruh," timpal Figo menyetujui pendapat Saga.

"Tapi, apa salahnya ditawarin dulu?" Kali ini yang angkat bicara Leo, sang kapten andalan kesebelasan yang seringkali ucapan bijaknya tak dapat disangkal.

"Gimana kalau jadi asisten coach?"

Semuanya kompak mendongak, menatap lelaki berusia kisaran kepala empat itu tiba-tiba datang dan langsung nimbrung pembicaraan mereka.

Beberapa ternganga kala mereka melihat ternyata yang datang ialah Pak Arsen, pelatih mereka. Tak menyangka sang coach akan berkata demikian.

"Zera kan? Sudah hafal saya beberapa kali ngobrolin bola sama Zera di perpus. Nyambung juga anaknya. Besok suruh aja dia ke kantor temui saya."

Leo dan Garren jelas sekali menampakkan senyum miring saat hampir semua cowok tampan di tengah lapangan itu ternganga. Saga dan Figo tak usah ditanya, jelas menunjukkan raut tak setuju.

Zera? Sungguh, Figo jelas tahu tabiat cewek itu nggak suka direpotkan. Kalau disuruh milih bayar tiket nonton pertandingan di tribun sambil makan camilan atau membantu Pak Arsen mengurus ini itu untuk pertandingan, jelas Zera akan memilih pilihan pertama.

Figo masih bisa menghasut Zera kalau ia sendiri yang mengatakannya pada Zera. Lah ini.. Pak Arsen yang turun tangan. Sedangkan Pak Arsen semua orang tahu ia fans Barcelona. Bisa saja dengan sangat terpaksa Zera mau jadi asisten pelatih.

Gawat sih.. apalagi anak Lasbu FC isinya buaya semua. Tapi Figo lupa kalau Zera sebangsa ular.

Sedangkan bagi Saga, satu tim sukses dengan sang rival itu ibarat ular anaconda dan buaya rawa dikurung dalam sebuah kandang. Saga tuh cuma takut kepancing kepengin ngehujat Barcelona kalau liat muka Zera. Apalagi ada Javi, yang mulutnya ember kayak Figo. Nanti kebongkar semua tabiat Zera dan Saga saat di kelas.

"Lah? Malah pada ngelamun. Ayo bagi dua, kita sparing dulu aja," ucap Pak Arsen pada akhirnya.

️️ ️️️️️️

***

️️ ️️️️️️

Siang hari ruang kelas 11 IPA 4 sepi karena jam istirahat hampir semua penghuninya sudah ngacir ke kantin dan mengantre demi memuaskan dahaga. Berbeda dengan Zera yang malah menelungkupkan kepalanya di meja. Gadis itu tengah tertidur.

Maklum, tadi malam ia sampai di rumah hampir pukul 12. Jauh dari jam yang ia pikirkan sehingga Figo juga tadi malam harus begadang untuk memesankan grab car untuk Zera. Bahkan roti pesanan Figo baru ia berikan pagi tadi

RIVALITIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang