Tiga Belas

3.4K 233 7
                                    

NAUGHTY GIRL

Judul yang diberikan diatas mading itu. Lengkap dengan kalimat-kalimat kasar yang tidak pantas diucapkan orang berpendidikan serta foto-foto saat aku bersama dengan Juno dan aku bersama dengan Delvan.

Tahan air mata lo, Bulan! Perintahku pada diri sendiri. Dengan tenang dan tetap tersenyum aku menyobeknya dan membuangnya, yang membuat semua siswa di tempat itu menyorakiku. Aku berjalan dengan diam diikuti Vio.

Ya Allah, apalagi yang akan terjadi selanjutnya? Tanyaku dalam hati. Ternyata di mading kelas 10 juga ada berita seperti di mading umum. Aku kembali menyobeknya. Setelah mendapatkan tatapan iri dan membunuh minggu kemarin, minggu ini aku mendapatkan tatapan menjijikan seperti cewek-penggoda, cewek-sok-baik, dan tatapan buruk lainnya. Juno meneleponku.

"Kamu dimana?" tanyanya to the point, saat ini Juno sedang marah. Setelah cukup lama aku tinggal dengannya, akupun hapal ketika dia sedang marah, kecewa, ataupun banyak pikiran. Dan kali ini dia sedang marah. Mungkin sangat marah.

"Di kelas." jawabku setegar mungkin. Aku nggak boleh nangis didepan teman-temanku, batinku. Tentu saja dikeadaan seperti ini Vio dan teman-teman cewek kelasku sedang berusaha menghiburku.

"Lo nggak apa-apa? Gua kesana ya?" Kali ini aku yakin ada teman-temannya di dekatnya.

"Nggak apa-apa kok. Jangan khawatir dan jangan kesini!" penutup dariku.

Aku melihat kearah teman-temanku. Aku hanya menahan tawa melihaat wajah mereka yang sedikit tegang.

"Kalian kenapa?" tanyaku.

"Tadi itu, kak Juno ya?" tanya temanku yang duduk epat di depanku.

"Iya, kok wajah kalian tegang gitu sih?"

"Kami kira kak Juno akan marah. Tapi kok justru perhatian sih, Lan? Dia nggak marah?" tanya Vio.

"Alhamdulillah dia nggak marah, Vi."

"Kok lo nggak nangis atau apa gitu, Lan? Biasanya kalo cewek kena gosip atau hal apapun seperti ini langsung nangis, bilang ke pacarnya, atau langsung pulang. Kok lo nggak sih?" tanya Ayu penasaran. Yang ditanggapi dengan anggukan temanku yang lain.

"Jadi kalian mau gua nangis nih?" gumamku.

"Ya nggak gitu juga, Lan, kami cuma penasaran..." ralat Nadya.

"Pertama, air mata gua nggak pantas keluar untuk hal-hal nggak penting seperti ini. Kedua, gua nggak punya pacar dan bukan pengadu. Ketiga, gua ke sekolah untuk belajar bukan untuk bergosip terus pulang." Tepat setelah aku selesai bicara, bel masuk berbunyi.

Ya, aku harus konsisten dengan ucapanku. Aku ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mendengar gosip murahan lalu pulang. Sejak kecil mama selalu mengajarkanku untuk menjadi strong girl terutama karena kami memang berdua, tanpa laki-laki yang selalu menjaga kami dan aku tidak akan menghancurkan apa yang telah aku pelajari untuk hal apapun. Termasuk menangis untuk hal tidak penting ini.

Menangis memang baik untuk kesehatan mata, tapi bukan berarti kita harus menangisi hal yang tidak penting juga, kan?

Istirahat pertama gua dan Bintang mau tanding basket one by one. Tonton ya!

Begitulah isi BBM dari Delvan yang baru kubuka saat bel istirahat. Sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan, tanyaku dalam hati. Aku mengajak Vio ke kantin. Jujur saja aku penasaran dengan permainan basket Delvan. Ketika tiba di kantin, kantin ternyata sudah sepi. Andri berlari kearahku dan Vio.

"Bulan, cepet lo ke lapangan basket deh! Kak Juno dan kak Delvan tanding one by one tuh!" infonya.

"Terus?" balasku santai.

It's Not A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang