Menantang Palageni

62 10 0
                                    

Kostum Iron Man Mail ada sedikit modif. Yaitu di bagian dada, memuat simbol bintang ujung delapannya. Lalu warnanya tidak merah, melainkan jingga dengan kontras hitam dan garis-garis emas. Mail menyebutnya dengan Iron Cakra.

"Leh uga gan." Komentar Rokim. "Tapi lu jangan kelamaan pake kostum modelan begini. Ntar kekuatan Astacakra lu gak maksimal. Lu mesti nemuin lagi kostum asli lu. Beda-beda soalnya tiap orang."

"Oke oke."

Di sesi latihan itu Mail sudah diajari cara masuk ke desa Triastra. Tapi kata Rokim, betulan masuknya mesti pas Mail sudah yakin seratus persen. Sementara itu Mail mencoba untuk mengambil pengetahuan Astacakra dari kepala Rokim dengan cara meraup kepalanya dan dialiri setrum Astacakra. Tapi tak berhasil.

"Udah gua bilang. Lu mesti klaim seratus persen dulu kekuatan Astacakranya. Lu ntar masuk ke Triastra trus ajak gelut dah tuh Palageni ama Ganaspati. Biar alam ntar yang nentuin lu layak kagak jadi Astacakranya. Lu mesti tunjukkin bener-bener."

"Bener nyusahin, sumpah." Keluh Mail.

"Nah kayak gini nih yang bikin lu gak tuntas-tuntas. Lu mesti terima kekuatan ini dengan ikhlas. Lu kan anak panti. Mestinya diajarin yang kayak gitu gitu."

Mail menarik napas panjang. Ia kesal karena merasa dirinya belum siap-siap. Ini sangat mendadak. Kekuatan instan yang luar biasa, dan kewajiban untuk menyelamatkan satu desa. Mereka sudah lenyap. "Kan mereka udah ditelen, gimana wa mesti balikkin mereka lagi?"

Rokim membisiki Mail rencananya.

"Wah gila lu. Ntar kalo wa gak bisa balik gimana?"

"Lu pasti bisa balik." Kata Rokim yakin.

Mail masih belum begitu yakin.

"Biar tahu pastinya. Lu mesti nyoba. Lu mesti bergerak cepat. Kalau gak, desa Triastra udah gak punya harapan lagi. Itu Ganaspati nelen orang-orang di sono butuh waktu mereka sampe lenyap beneran. Gua yakin mereka bertahan melawan, makanya masih bisa diselametin. Waktunya mepet gan. Kalau udah gak ada kesempatan, ntar kalau Ganaspati dateng ke sini, orang-orang yang ditelen bakal lebih cepet ilangnya."

Mail keluar dari ruang dadakan itu sendirian. Meninggalkan Rokim di sana. Rokim berteriak, "Woyy gua kok ditinggal? Kesalahan fatal bro!"

Rokim ketakutan di ruang itu sendirian. Padepokan itu menghadirkan paranoid. Palageni-palageni gadungan muncul dan mengepungnya. Dia sudah tak punya kekuatan Astacakra lagi. Kepala Rokim seperti membelah. Di luar dunia asalnya, Palageni dalam kepalanya bisa lebih kuat. Itu yang dia takutkan. Dan kejadian. Palageni dalam kepalanya memisah, keluar dari lubang hidung, telinga dan mulut. Memilih salah satu dari Palageni gadungan. Palageni tersebut kini menjadi Palageni betulan. Rokim diikat pakai rantai berapi. "Mail goblooook!" Rokim meraung.

Di lantai parkir paling atas ITC BSD, Mail membuat Lawang Ombo. Percobaannya baru berhasil di usaha keempat. Ia ditelan oleh portal itu. Mail mendarat di alam lain dalam kostum Iron Man hasil modifikasi. Ia berharap dengan datang ke alam ini dan menantang Ganaspati langsung, akan memicu ingatan terhadap kostum Astacakra yang semestinya.

Mail muncul bukan di dalam desa. Melainkan di depan sebuah gerbang melengkung. Daun pintunya terbuat dari lembar lembut tapi tak bisa ditembus. Mail tidak bisa masuk. Ia sembur pintu itu pakai energi cahaya dari tangan dan dada. Tidak berkutik.

Ia lakukan itu berkali-kali. Karena tak kunjung berhasil, ia duduk di depan pintu itu. Merenung. Ia bagai tentara dengan senjata lengkap tapi tanpa pengetahuan tentang perang. Ia sebut-sebut Astacakra tiga kali. Triastra tiga kali. "Aku Astacakra."

"Aku Astacakra." Sambil menyentuh lembar lembut pintu itu dengan menyalakan telapak tangan.

Pintu itu akhirnya terbuka. Mail masuk. Ia tidak tahu ada dua orang yang menyusulnya dari belakang. Tapi pintu Triastra sudah menutup sebelum dua orang itu sampai di mulut pintu. Dua orang itu adalah Astacakra satu dan dua.

Mail bergerak menuju pintu depan padepokan. Ia merasa dorongan untuk bersila di atas simbol di lantai balai. Ia terbang lompat. Situasi masih sama seperti kali pertama ia singgah. Sunyi senyap penuh kabut. Mail menyalakan tangan dan dadanya. Sengaja untuk menyatakan keberadaan dirinya.

Ia duduk di tengah simbol di balai besar. Simbol di balai itu ikut menyala. Mail melantunkan nama Astacakra berkali-kali. Cahaya dari simbol semakin terang. Mail bermandikan cahaya. Tak lama kemudian dari balai itu, menyorot cahaya ke langit. Terdengar kemudian raungan yang membuat tanah bergetar. Ketika itu terjadi, Mail posisinya tengah melayang.

Sekejap, tanah bergetar dan terdengar kaki berderap. Di hadapan balai, ratusan Palageni berkumpul. Dalam melayang di udara itu Mail tengah disiram kebijaksanaan Astacakra. Ia bertemu dengan entitas luhur yang menaungi Astacakra. Baureksa Luhur. Namun tak ada kata terucap. Pesan yang disampaikan abstrak dan meresap dalam kesadaran Mail. Apakah ini proses klaim yang dimaksud Rokim? Maka Mail bilang, "Aku Astacakra."

Mail lalu seperti diangkat oleh cahaya dari tengah balai, membentuk semacam tangan besar, meletakkan Mail ke hadapan ratusan Palageni. Kepala mereka menyala-nyala. Setelah dilihat lagi lebih dekat, mereka itu sebenarnya pocong yang talinya lepas. Kepala mereka seperti obor.

Sorot sinar ke langit masih memancar. Langit di atas menggemuruh. Didorong oleh kesadaran baru Astacakra, Mail lebih berani. "Kalian pergilah dari Triastra, dan kembalikan penduduknya."

"Tak semudah itu, Astacakra." Mereka berkata serempak.

Dan mereka pun menyerbu Mail. Terbayang oleh apa yang dilakukan Tony Stark, Mail membentuk tameng cahaya di sekitar tubuhnya. Lalu dari tangan dan dadanya ia menyemburkan laser cahaya Astacakra.

Satu per satu Palageni terpukul mundur untuk sekejap kemudian maju lagi. Tak ada habisnya. Mail terkepung, ia seperti tertimbun Palageni. Dengan hentakan kuat, ia lompat ke atas, ia kumpulkan cahaya penghancur di satu kepalan tangan. Ia meluncur turun dengan pendaratan ala superhero, empasan energi membuyarkan timbunan Palageni.

Mereka terempas menjauh. Namun tak kunjung habis terkalahkan. Mail dengan cepat dikerubungi lagi oleh mereka. Kini jumlah mereka berkalilipat. Dorongan energi tak sanggup menembus timbunan Palageni. Mungkin ini karena ia pakai kostum Iron Man. Tadi ia sudah mendapatkan penglihatan baru terhadap baju perang aslinya. Namun riskan untuk mengubah kostum Iron Man sekarang. Satu hal yang melindunginya dari Palageni adalah tameng cahaya.

Mail merasaka tanah bergetar. Ada yang turundari langit. Si bulan api, Ganaspati. Mail ditelan beserta ratusan Palageni. 

ASTACAKRA #3 PANCAR KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang