Distorsi

58 9 0
                                    

Mimpi buruknya menjadi kenyataan. Janji Ganaspati ditepati. Keniscayaan itu terjadi. Bulan api Ganaspati perlahan turun. Orang-orang telah menjelma jadi Palageni. Semua yang memakai kaos sablon simbol Astacakra pun tak terelakkan. Bahkan tiga temannya pun kena. Mail mendadak sendirian. Ia menyiapkan diri, memakai baju tempur Astacakra yang asli. Stik drum di tangannya memanjang dan berubah jadi toya sakti.

Sendirian. Dikepung ribuan Palageni. Mail tidak yakin bisa menang melawan mereka. Jurus-jurus energi cahaya tidak mempan. Melawan mereka hanya bisa pakai gelombang bunyi. Sendirian, Mail merasa tak sanggup. Instrumen drum dan alat musik lain sudah dihancurkan oleh Bili Rubin, Veri Ses, dan Kelo Aidi dalam versi palageni.

Ia dikepung. Sendirian. Ribuan Palageni mengangkat tangan. Menyemburkan jejaring ungu yang melayang ke udara lalu meledak menyebar. Itu virus pembeku waktu. Orang-orang sedang dibumbui untuk ditelan oleh Ganaspati. Di langit, bulan jadi dua. Satu bulan asli sedang purnama. Satu bulan api Ganaspati yang semakin turun menembus atmosfer. Getaran merambat di tanah, semakin Ganaspati turun semakin ada himpitan energi. Mail terdesak ke bawah, susah berdiri. Tubuhnya menyala. Simbol di dada dan tangannya menjalar ke seluruh tubuh, bermula dari tiap ujung tribal yang bebas tak terhubung. Mail tak boleh menyerah. Ia masih punya kesempatan untuk menghalau ini terjadi.

Dunia yang kau tahu akan lenyap ketika Ganaspati berhasil menelan. Bumi manusia adalah pintu masuk ke Watukayu. Bilamana dia ditelan masuk ke perut Ganaspati, maka alam Watukayu juga ikut tertelan. Semestanya memang berbeda. Tapi tidak terpisah. Bumi manusia adalah inang Watukayu.

Pengetahuan itu membuat Mail menguatkan dirinya. Seluruh kehidupan akan lenyap dan hanya menyisakan Ganaspati. Mail sekuat tenaga berdiri. Tulangnya tulang besi, ototnya otot kawat. Ia bisa melawan himpitan energi itu. Ia pancarkan suar metal ke atas langit, menyerang Ganaspati.

Ribuan Palageni masih belum bergerak. Mereka berdiri ganjil. Mengamati Mail saja. Mereka dalam proses mengundang Ganaspati menembus atmosfer bumi. Dengan tangan satunya, Mail memancarkan suar metal ke arah mereka. Tidak dengan tiga jari saja. Ia pancarkan cahaya dengan lima jari. Menyebar dan menyapu ke kerumunan Palageni.

Tapi serangan itu tak ada dampaknya. Percuma ia menguras tenaga. Segalanya berubah sunyi dan dingin mulai menyeruak. Mail terjatuh berlutut.

Toya sakti di sebelahnya bergetar. Mail meraih toyanya tepat di bagian simbol. Getarannya merambat ke seluruh tubuh. Toya itu kemudian masuk ke tubuhnya. Mail mencari letak generator. Ia semburkan setrum dari matanya. Generator hidup lagi, membuat lapangan terang kembali. Sekilas, ribuan Palageni sempat berubah jadi manusia lagi.

Gitar, bas, dan drum sudah rusak. Namun alat distorsi masih berfungsi. Dengan senar seadanya, Mail meraih gitar punya Bili Rubin, lalu menggetarkan senarnya. Distorsi panjang merambat di udara, mendistraksi wujud ribuan Palageni. Selama beberapa saat mereka berubah jadi manusia dan Mail langsung mengaktifkan simbol-simbol di kaos mereka. Terpancar cahaya dari tangan metal mereka. Sayangnya itu hanya sebentar. Mail digebuk dari belakang dengan tumpukan sound system oleh Pak Sobri. "Ini tak terelakkan. Menyatulah dengan kekuatan murni alam semesta Ganaspati."

Semuanya berubah jadi Palageni lagi. Ganaspati sudah berhasil menembus atmosfer bumi. Kini turun lebih cepat ke lapangan. Mail dengan tangannya yang berdistorsi melawan Pak Sobri. "Jadi bapak dari awal memang Palageni?"

Pak Sobri mengelak. "Oh tidak, baru-baru ini saja. Dan itu karena ulahmu."

Di samping Pak Sobri muncul Rokim. Mail kini berhadapan dengan mereka berdua selagi ribuan Palageni lain hanya menyaksikan. Keduanya berubah kepala api. Tangan mereka juga berapi, membentuk bola-bola api dan dilempar ke Mail. Cekatan, Mail membuat kubah cahaya perlindungan. Bola-bola api meledak namun tak menembus. Kedua tangan Mail masih bergetar. Bercahaya begitu terang. Udara di sekitarnya terasa memadat. Mail mengempaskan energi untuk memukul mundur Rokim dan Pak Sobri melalui toya yang keluar dari baju tempurnya. Ia memukulkan toya itu ke lantai panggung. Rokim dan Pak Sobri terlempar. Segera Mail menepukkan tangannya ke arah langit. Getaran bercampur energi cahaya Astacakra merambat melalui udara, mendistorsi ruang.

Gelombang kejut menjatuhkan ribuan Palageni. Sebentar saja mereka berubah lagi jadi manusia. Himpitan energi dari langit semakin kuat seiring Ganaspati sudah tinggal seratus meter lagi dengan lapangan. Mulutnya membuka lebar. Bilamana dilihat dari jauh, seolah ada pacman berapi sedang makan.

Mail terdesak tiarap. Ia dan ribuan Palageni ditelan oleh Ganaspati. Ia gagal.

Lenyaplah kehidupan.

Lenyaplah harapan.

Menyisakan Ganaspati.

ASTACAKRA #3 PANCAR KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang