Kebobolan Palageni

64 11 0
                                    

Mail mendapati dirinya di sebuah ruang gelap nan sesak. Ia menebak tempat ini adalah perut Ganaspati. Perut makhluk berbentuk bulan. Muat menampung jutaan orang. Tempat ini sunyi. Ia mendapati dirinya yang bercahaya sendiri. Dikepung oleh ribuan kepala api, tanpa tubuh. Mail mau bersuara, tapi tertelan sunyi.

Mail bergerak. Tak memedulikan kepala-kepala api yang mengepungnya, ia mau menemukan penduduk Triastra. Ia aktifkan simbol di tangannya. Menyorot ke depan. Satu yang ia tahu pasti, mereka tak bisa menyerangnya di sini. Ganaspati bisa mengurungnya, tapi dia tak bisa menyerap esensi jiwa raganya. Itu satu keuntungan. Bagian dari rencana yang disusunnya bersama Rokim. Oh sial, tadi ia lupa mengajak Rokim keluar dari ruang dadakan, karena masih diliputi kesal. Kini ia merasa bersalah.

Mail diliputi kubah cahaya, pelindung Astacakra. Perut Ganaspati serupa dengan dunia yang dia telan. Di sini serupa padepokan desa Triastra. Dan penduduk yang lenyap itu nampak di mata Mail. Mereka terdiam mematung. Posisi mereka terakhir kali sebelum Ganaspati menelan mereka hidup-hidup. Mail tak bisa menyentuh mereka. Tangannya tak bisa menjulur melewati kubah pelindungnya. Mail bergerak ke padepokan, ke balai besar. Di situlah ia menemukan mata utama Ganaspati. Melayang di tengah-tengah balai. Di atas simbol Astacakra.

Bola mata yang terbuat dari api. Pupilnya mengecil membesar. Menemukan Mail mengamatinya. Ganaspati mendekati Mail. Tak ada suara. Mereka saling tatap. Ganaspati jelas-jelas mengancam Mail. Saat ini Mail belum ketemu cara untuk mengembalikan penduduk Triastra ke kondisi semula. Waktu terus bergulir. Mail melihat wujud orang-orang itu mulai memudar warnanya. Itu artinya proses peleburan esensi jiwa raga mereka dengan perut Ganaspati akan selesai. Mail buntu di sini. Ketika mata api Ganaspati tinggal semeter lagi, Mail memutuskan untuk membuat lawang ombo. Ia tak sempat berpikir lama menentukan tempat mendaratnya.

Di depan Teras Kota, terjadi kecelakaan. Mail muncul di tengah jalan ketika truk pengangkut bahan bakar sedang ngegas. Mail sih tidak apa-apa. Ia masih dalam kostum Iron Mannya. Namun truk itu hancur bagian depannya sementara tangki bahan bakarnya oleng dan menabrak gedung dealer mobil. Ledakan beruntun tak terelakkan. Sebelum jadi pusat perhatian, Mail langsung membuka pintu ke ruang dadakan. Mau menengok Rokim.

Ketika portal terbuka ada embusan angin yang menerpa, ada bau-bau sangit bekas terbakar. Mail mengabaikan itu. Ia menghampiri Rokim yang meringkuk di sudut balai. Ketika dia melihat Mail, langsung bangkit dan menerjang. Mail sudah melepas kostum Iron Mannya, sekarang ia bertubuh anak SMP lagi.

"Goblok lu tau gak!" Rokim menendang Mail tapi kesakitan sendiri. "Guguk!"

"Heh, kenapa lu?" Mail heran.

"Lu ninggalin gua tadi, malah bikin kondisi runyam. Palageni gadungan yang lu buat, kabur. Cilakanya, palageni yang ada di kepala gua berhasil keluar juga dari cairan congek. Gabung ke Palageni gadungan. Barusan lu buka pintu, mereka berhasil kabur. Aduh, malah jadi ribet gini." Rokim frustasi.

Mail ikutan panik. "Sial sial sial. Malah ribet dah. Wa belum berhasil nyelametin orang-orang Triastra. Wa buntu. Gak tahu caranya. Sekarang Palageni udah berhasil nyusup ke sini?"

"Itu gara-gara lu. Tanggung jawab sana. Lu udah jadi Astacakra utuh keknya. Buktinya gua gak bisa sama sekali ngeluarin sedikit jurus. Sekarang mestinya lu udah tahu semuanya. Gua udah gak guna lagi. Keluarin gua dari sini. Rasain, Palageni udah ke sini. Bakalan langsung ngincer orang-orang panti lu tuh."

Mail tersentak. Khawatir. Ia buru-buru membuka portal lagi. Ia diserobot Rokim yang pergi dengan kesal. Mail keluar dengan menyesal. Mengamati telapak tangannya. Simbol di situ menyala redup. Ia segera berlari pulang ke panti. Memastikan semuanya baik-baik saja.

Ketakutan menyerangnya. Palageni dapat menyamar jadi manusia. Dan itu susah dideteksi. Mereka akan menanamkan pil tidur ke jiwa raga sasaran. Ketika sudah cukup jumlahnya, Ganaspati akan turun dan menelan mereka masuk ke dunia perutnya. Kalut, Mail buntu sekali, ia tak kepikiran cara menghalau ini semua.

Ia kepikiran anak-anak Panti. Badri, Pak Ustaz dan lainnya... jangan-jangan mereka semua sudah jadi Palageni. Oh tidak.

Berhadapan langsung dengan Palageni memberinyafakta. Jurus-jurus yang ia keluarkan tadi tidak mempan. Mereka kebal seranganenergi cahaya. Harus pakai cara lain. "Tapi apaaa?"

ASTACAKRA #3 PANCAR KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang