Setelah kelas pak Tomo usai, Asti dan kedua sahabatnya berjalan beriringan menuju kantin.
"Ehh kalian tau nggk?"
"Nggk"
Rika mendelik saat mendengar jawaban Alfira dan Arnol
"Kenapa?"
"Tadi aku dengar gosip, katanya Kak Fatih berantem sama Kak Alif"
"Kok bisa?" Arnol bertanya dengan wajah kaget sambil menarik kursi kantin, untuk duduk.
"Katanya sih gara-gara si Lena"
Alfira mengerutkan dahi seperti tengah memikirkan sesuatu.
"Dan ternyata Kak Alif pacaran sama Lena"
Alfira hanya mendengar ucapan Rika dengan seksama. Tanpa berniat untuk mengetahui lebih jauh.
"Terus hubungannya sama Kak Fatih apa?"
"Karna Lena suka nya sama Fatih" ucapan Alfira membuat Rika dan Arnol menatap nya.
"Kenapa?" Bingung nya saat melihat kedua sahabatnya menatapnya seperti itu.
"Kok kamu panggilnya kayak udah kenal banget" kata Rika lalu meletakkan tiga gelas jus yang baru datang.
"Maksudnya?" Tanyanya yang tidak mengerti apa yang Rika katakan.
"Kamu panggil kak Fatih tanpa embel-embel kak" jelas Arnol yang diangguki Rika.
"Yah emangnya kenapa?"
"Tau ah" ucap Rika dan Arnol berbarengan.
Alfira hanya mengangkat bahu kemudian mulai memakan nasi gorengnya, yang baru datang.
Suara kursi yang ditarik membuat Alfira menoleh ke samping kanan nya.
Disamping nya sudah ada Fatih yang meletakkan nampan berisi es teh dan semangkuk bakso.
"Hay" sapanya pada mereka bertiga.
"Hay kak" sapa Rika sambil tersenyum.
Arnol hanya mengangguk saat disapa oleh Fatih.
Sementara Alfira? Dia hanya tersenyum tipis tanpa membalas sapaan Fatih.
"Pelipis kak Fatih kenapa memar?" Tanya Rika , padahal dia sudah tau kalau itu karna pertengkarannya dengan Alif.
Fatih menyentuh pelipisnya kemudian meringis pelan.
"Kalo udah tau kenapa nanya" jawabnya sambil terkekeh.Rika hanya terkekeh pelan menanggapi ucapan Fatih.
"Itu namanya laki-laki sejati, yah nggk kak?" Ucap Arnol yang dibalas anggukan membenarkan dari Fatih.
"Norak" gumam Alfira pelan.
"Apa katamu?" Fatih menoleh ke Alfira yang duduk disampingnya.
"Nggk" balasnya tanpa berani menoleh.
Tiba-tiba Lena datang dan duduk di hadapan Fatih
Fatih menghelah nafas . Ia sudah muak dengan gadis dihadapannya itu.
Fatih berdiri dan menarik lengan Alfira kemudian pergi meninggalkan kantin tanpa mengatakan apa-apa.
Rika dan Arnol melongo tak percaya. Sementara Lena mencak-mencak di tempatnya.
"Apa-apaan ini" kesalnya sambil beranjak dari tempatnya.
"Ini drama apaan?" Tanya Arnol yang masih melihat kepergian Alfira dan Fatih.
"Nggk tau, seperti nya kita ketinggalan jauh deh" lanjut Rika sambil meminum jus nya dengan tatapannya masih mengikuti arah pintu kantin, yang tidak lagi menampakkan Alfira dan Fatih.
"Lepasin" Alfira menarik paksa tangannya dari cekalan Fatih.
Kini mereka sudah berada di taman belakang kampus.
Disini adalah kawasan yang jarang dilalui."Aku minta maaf" Fatih mengusap kasar wajahnya.
Alfira mengelus tangannya yang agak sakit akibat cekalan Fatih yang lumayan erat.
"Al tolong bantuin aku" Fatih menatap Alfira dengan tatapan memohon.
"Jadilah pacarku" lanjutnya yang membuat ekspresi wajah Alfira berubah.
"Al" panggilnya saat Alfira hanya diam tidak menanggapinya.
Alfira menggeleng.
"Ada apa?, kamu mau melibatkanku dalam permainanmu dengan Lena?"Fatih menghembuskan nafas gusar sambil mendudukkan bokongnya di kursi taman.
"Duduk dulu!" Ucapnya pada Alfira.
Setelah Alfira duduk dihadapannya.
Fatih kembali menghembuskan nafas pelan sebelum berucap
"Ini bukan permainanku, aku hanya orang ketiga yang terperangkat antara Alif dan Lena"Alfira tertawa sumbang "lalu aku orang keberapa ? Yang harus ikut dalam permainan ini"
"Kamu tidak akan terlibat langsung , kamu hanya perlu membantuku dan membebaskanku"
"Tidak segampang itu . jika aku membantumu ,
Itu berarti aku sudah terlibat"Fatih terlihat putus asa.
"Nanti pulangnya aku antar" ucapnya kemudian beranjak meninggalkan Alfira.********
"Apa yang terjadi?" Tanya Rika saat Alfira sudah kembali keruangan.
Mereka masih ada satu kelas hari ini.
Alfira meletakkan tas nya kemudian menatap Rika yang masih menunggu jawaban."Aku juga bingung, apa yang sebenarnya terjadi"
Rika mengangguk paham. Mungkin Alfira belum siap untuk menceritakannya.
Tinn
Sebuah notif mengalihkan perhatian Alfira.
Alfatih_h
Nanti pulangnya aku anter.Alfira menghela nafas membaca DM dari Fatih.
Tinn
Alfatih_h
Kumohon jangan menolak.Alfira
YahAlfira terpaksa mengiyakan permintaan Fatih, ia tak mau laki-laki itu terus menghujaninya dengan DM tidak penting.
*******
Setelah usai dari kelas terakhirnya, Alfira meminta Arnol dan Rika untuk pulang duluan saja.
Karna ia akan pulang bersama Fatih."Ekhem" Alfira berdehem saat melihat Fatih bersandar di samping mobilnya.
"Yuk" Fatih membuka pintu mobil untuk Alfira.
"Kenapa?" Tanyanya saat Alfira masih tetap diam ditempatnya berdiri.
"Aku bawa mobil ke kampus"
"Ohh yaudah naik mobil kamu aja"
Fatih kembali menutup pintu mobilnya.
"Hey kenapa?"
"Bagaimana dengan mobilmu?" Tanya Alfira .
"Dia aman kok disini"
Alfira mengangguk saja kemudian berjalan mendahului Fatih menuju mobilnya.
"Ini mau kemana?" Alfira menoleh bingung saat melihat jalan yang dilalui Fatih bukan jalan menuju rumahnya.
"Ke rumah ku" jawab Fatih dengan tenang.
"Untuk apa? Kenapa kau membawaku serta?"
"Mamaku ingin mengenal mu" ucapan Fatih membuat Alfira diam.
********
Selamat malam .
Salam sejahtera semoga selalu berada dalam lindungan Allah swt.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFIRA
General FictionKeheningan mengelilingi dua insan yang sibuk dengan fikirannya masing-masing. Mereka sudah berada di dalam mobil 20 menit yg lalu . Dan belum ada yang membuka suara. "Al" panggil Fatih yang akhirnya buka suara. Alfira menoleh "mau ngomong sekarang...