SEPANJANG PERJALANAN HANYA ada kegelapan. Pemandangan di bawah tanah selama lebih dari lima belas menit adalah nihil. Guncangan di Climber karena jalanan berbatu dan kedipan cahaya merah dari radar yang berputar-putar menyelamatkan kecanggungan yang tercipta. Sulit kubayangkan jika saja tidak ada Climber yang menunggu di sini, maka kami akan jalan kaki berjam-jam, atau mungkin mendirikan kemah dan membakar api unggun di tengah-tengah terowongan pengap ini sambil menunggu keadaan aman ... atau sampai robot-robot tadi melanggar satu lagi pantangan mereka.
Sementara itu, Larry belum berhenti meringis, luka di lengan kanannya tampak memburuk. Darah bersimbah di tubuhnya dan di jok yang didudukinya, perutku terasa panas dan terputar-putar setiap kali melirik ke lengannya. Rose dan Dokter telah berhasil menghentikan pendarahannya dengan peralatan dari kotak pertolongan pertama yang ada di Climber. Walau kelihatannya masih belum cukup untuk luka separah itu, tapi jauh lebih membantu daripada botol-botol minuman dingin dan kain gorden jendela Van.
Mobil bawah tanah itu bergerak dua kali lebih cepat daripada kecepatan Van yang kami kendarai sebelumnya, terlihat dari indikator kecepatan di kemudi, dan terasa dari guncangannya. Beberapa kali terasa menanjak dan menurun, dinding dan langit-langit lintasan tidak pernah berubah. Tidak ada apapun selain tanah dan batu, tidak ada percabangan di jalan sama sekali, atau mungkin aku melewatkannya. Sampai saat ini tidak terdapat struktur-struktur alami seperti gua bawah tanah atau sejenisnya di lapisan ini. Itulah mengapa terowongannya dapat digali secara efisien dengan hanya menarik garis lurus di antara suatu tempat yang kami tuju dan titik kabur di kanal tadi. Kecuali ....
Climber menikung tajam, mesin pengebor berputar dan menggali dinding terowongan, aku dan Rose terhuyung ke sisi kiri. Kecepatannya tidak berubah, dinding batu dan tanah ditembus semudah menembus udara. Aku menoleh ke belakang, tanah yang digali dari depan langsung dikembalikan ke belakang untuk menutup lubang yang dibuat. Aku terpukau, siapa yang tahu ke mana saja kendaraan berat ini sudah pergi. Di sisi lain, Barry terdengar mengeluh, sepertinya kami akan benar-benar menuju ke tempat yang tidak dalam rencana.
"Aku akan menanyakan pertanyaan yang sama sekali lagi ... sebelum kita terlalu jauh," ujar Barry dari bangku sebelah sopir, datar. "Siapa kau?"
Jawaban sebelumnya semestinya masih belum cukup untuk membuat Barry menetapkan status aman untuk seluruh timnya. Meskipun Barry adalah yang paling yakin mengenai Morgan, aku berharap dia tidak mengambil risiko yang malah membuat kita terjebak dalam permainan pemerintah. Maksudku, bagaimana jika pasukan khusus justru adalah perintah dari Morgan?
"Namaku adalah Orion," jawab laki-laki itu, tidak kalah datarnya.
"Orion ...." Barry tampak berusaha menyamarkan reaksinya setelah mendengar nama itu.
Barry mendengus, Rose tampak was-was.
"... Sang Penghukum," sambung Barry.
Julukan itu tidak terdengar aman bagiku. Aku memutar ulang dalam otakku potongan-potongan paragraf surat kabar digital, kalimat-kalimat yang bila dibaca seolah-olah terdengar musik intens yang mengalun di antara hurufnya. Tentang seorang pahlawan tak dikenal. Terekspos secara gelap. Seorang vigilante yang memburu kejahatan dengan caranya sendiri.
Mual yang kutahan sejak tadi nyaris membuatku muntah. Dua jok panjang yang saling berhadapan di belakang jok sopir tiba-tiba terasa sangat jauh. Aku duduk di paling belakang di samping Rose, Dokter di seberang bersama Larry, dan Zack masih terkulai kaku di lantai. Rose perlahan meninggalkan urusannya dengan Larry, menyiapkan sepucuk pistol dari sarung yang diikat di pinggangnya. Senjata yang tersisa yang kami miliki hanyalah senapan serbu dan cakar besi milik Barry, pistol anti-robot milik Dokter, serta pistol biasa milik Rose. Senjata anti-robotku tidak selamat dari rencana kanal. Lagi pula senjata itu tidak akan bisa memberikan efek yang berarti pada seorang manusia. Sebenarnya kami masih punya seperangkat senjata letal yang mungkin akan berguna bila terjadi konfrontasi langsung, kalau saja bisa dicopot dari tubuh Zack yang sedang dalam keadaan daya mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIOS: Trivium
Fantasy(Commencing Deep Reconstruction, baca: bakalan dirombak sampai ke batu pertamanya) Seorang pemuda tanpa ingatan berkalung wajik ditraktir makanan dan diberi nama Albios oleh sekelompok pemburu hadiah setelah berkeliaran tanpa arah di kota super ane...