CARL CLIFLAND TIDAK tahu sudah berapa menit tepatnya sejak dia mulai mengabaikan tontonannya di kursi bioskop yang tampak nyaman itu. Matanya masih tertuju pada layar lebar, tapi pikirannya berada di tempat lain. Bagaimana tidak, hantu dari masa lalunya saat ini sedang menyentuhkan moncong senjata api tepat di pinggang kirinya. Satu gerakan ceroboh akan menjemput kematiannya.
"Benar. Jangan kau tahan rasa takut itu, aku membutuhkannya," bisik Chester Ebbinghaus, mantan rekan kerjanya yang dia yakini telah membusuk di penjara. Bagaimana dia bisa di sini, mengapa dia masih sehat, dan apa tujuannya saat ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang sedang berputar-putar di benaknya seperti lalat di lampu. Namun, satu hal yang jelas adalah dendam seseorang akan terbalas malam ini.
"Aku tidak datang untuk membalas dendam, Kawan," ungkap Chester. "Jalan kita hanya kebetulan bersinggungan di sini. Percayalah, kau akan sangat bersyukur saat aku akhirnya memutuskan untuk membunuhmu."
"Tolong, Chester," pinta Carl, nyaris tak terdengar. "Maafkan aku. Aku mohon biarkan aku hidup. Kau mau uang? Kau bisa ambil semua uangku. Aku mohon, aku mohon, aku mo―"
Suaranya lirih bergetar, makin keras setiap huruf. Hal itu membuat Chester menekankan moncong pistol lebih keras lagi untuk membungkamnya.
"Bagus," bisik Chester. "Lanjutkan, Gwenith."
Tidak lama lagi film mencapai epilog, isak tangis sayup-sayup mulai terdengar dari berbagai penjuru teater. Carl sudah terisak sejak tadi.
"Dengar," bisik Chester lagi. "Kau akan tetap hidup." Suaranya tiba-tiba teredam, seperti sedang menggunakan masker gas.
***
Awalnya Morgan menolak untuk mengikutkanku pada misi ini. Tapi aku bersikeras. Aku punya ide dan aku bersedia untuk tidak membawa kalungku. Aku juga bersedia untuk mematuhi semua komando Morgan.
"Utamakan evakuasi dan persempit penyebaran mereka," perintah Morgan ke saluran radio. "Tindakan letal apapun yang diperlukan diizinkan."
Maniak itu meluncurkan serangan keduanya sebelum hari berganti. Aku bisa merasakan uap dari darah Morgan yang mendidih saat mengumpulkan timnya, yang kali ini dalam satu skuadron penuh. Barry di tempatkan melebur bersama pasukan Guardian lain di Carry Dover, dover yang ukurannya lebih besar dan dapat menampung hingga sepuluh awak dengan ruang yang lebih luas. Sedangkan aku dan Rose berada di dover lain dengan rute berbeda. Morgan meminta kami terjun dari langit. Larry lebih memilih untuk maraton serial kesukaannya.
Lebih dari lima puluh warga sipil mengalami grimgenesis saat tengah menikmati film di bioskop. Pusat bencana berada di salah satu gedung bioskop di Marian, New Tary. Tidak jauh dari Central Park Marian, tepatnya di sebelah timur Kebun Binatang Central Park, 3rd Ave. Satuan kepolisian ikut membantu evakuasi, aku bisa melihat lebih dari selusin mobil dengan lampu strobo biru merah merayap di jalanan.
Rencananya sederhana: Morgan telah lama menyiapkan amunisi khusus untuk berjaga-jaga jika kejadian seperti di Desa Cottown terulang kembali. Senapan anestesi. Pasukan darat mengatasi para Grim dengan cara menghujani mereka peluru bius. Karena menggunakan cara bius, maka segala kerusakan yang diterima sebelumnya akan perlahan beregenerasi saat mereka ditenangkan.
"Area terdampak telah mendekati radius lima ratus meter," kata seseorang melalui saluran radio, terengah-engah. "Kami mulai kehabisan amunisi khusus, ganti."
"Bajingan! Percepat transpor dan pemuatan ulang!" balas Morgan di radio.
Ebbinghaus adalah seorang ilmuan, entah apa yang dia tambahkan pada sabotasenya sehingga dosis bius yang telah diperhitungkan oleh Morgan sebelumnya bisa dilipatgandakan. Mereka yang berhasil dinetralkan untung saja masih hidup, utuh, dan telah diamankan dalam perjalanan menuju fasilitas Guardian dengan Carry Dover. "Apakah belum ada yang menemukan Ebbinghaus!? Dia seharusnya belum terlalu jauh," tambah Morgan, nafasnya memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIOS: Trivium
Fantasía(Commencing Deep Reconstruction, baca: bakalan dirombak sampai ke batu pertamanya) Seorang pemuda tanpa ingatan berkalung wajik ditraktir makanan dan diberi nama Albios oleh sekelompok pemburu hadiah setelah berkeliaran tanpa arah di kota super ane...