Chapter Delapan Belas: Riuh dan Jogja

113 17 9
                                    

Aku ingin memelukmu
Mendekap erat tubuhmu
Menceritakan keluh kesahku
Tanpa ada yang kurang satu pun

[🌚🌚🌚]

"Jangan lupa oleh olehnya," ujar Bayu dan Gladis bersamaan.

Esya yang mendengar itu hanya bisa tertawa renyah, melihat teman temanya serempak mengingatkanya, walaupun via videocall.

"Kalian minta apa sih?" tanya Esya masih tertawa.

"Sya beliin gue dodol garut dong, yang warna warni ituloh," pinta Gladis.

"Dodol garut mah adanya di Garut," ucap asal Bayu yang mendapatkan jitakan dikepalanya.

Esya yang melihat itu tertawa terbahak-bahak, sambil meletakan hpnya di meja ruang tamu rumah Anta.

"Ini lagi jamkos apa gimana? Kok kalian bisa bisanya videocall gue," tanya Esya.

"Lagi jamkos Sya, anak anak lagi nonton film, nih buktinya kelas gelap, lo gak liat?" Bayu mengambil alih hp Gladis dan dihadapkan ke arah teman temanya yang sedang menonton film dilayar infokus.

"Hai guys, kalian gak minta oleh oleh sama Esya?" teriak Bayu membuat semua anak melihatnya.

"Sya jangan lupa oleh olehnya, jangan foto doang yang dipamerin," ujar Rere sambil tersenyum

"Sya oleh oleh jangan lupa," ucap anak sekelas serempak.

"Iya gue kasih oleh oleh," jawab Esya santai.

"Jangan lupa semangat, Gibran bantu lo kan? Semoga lo di Jogja bisa ketemu nyokap lo," ujar Gladis setelah berhasil mengambil hpnya dari Bayu.

"Iya makasih, gue tutup dulu ya, mau bantu kak Anta beres beres," ujar Esya saat melihat teman temanya mulai berdatangan di rumah Anta.

"Titip salam ke kak Arthur, gue suka aktingnya," ujar Gladis cengengesan.

"Iya tenang aja, bye," ucap Esya mematikan videocall tadi.

Esya keluar dari rumah Anta dan melihat ternyata teman temanya sudah membawa barang barang yang diperlukan untuk di Jogja, dan barang barang itu sudah dimasukan ke dalam mobil Anta dan Dio, kendaraan untuk berangkat kesana.

"Ada yang bisa dibantu gak kak?" tanya Esya setelah melihat Anta tampak lelah mengangkut barang teman temanya untuk dimasukan ke mobil.

"Lo ambilin air lemon gue aja Sya, haus gue," jawab Anta sambil memegang lehernya.

Tanpa diperintah dua kali, Esya segera masuk rumah dan mengambil air lemon Anta di kulkas, dan membawanya ke Anta yang sekarang sudah tidur tiduran di rumput halaman depan rumahnya.

"Ini, duduk tapinya kalo minum," ujar Esya memberikan botol berisi air lemon ka Anta.

"Iya iya, bawel," ucap Anta mengambil botol minumnya, dan duduk untuk meminumnya.

"Kurang siapa aja kak?" Tanya Esya menidurkan dirinya diatas rumput

"Kurang punyanya Sabil, Geva sama Gibran. Mereka belum dateng, pasti datengnya ntar siang sekalian berangkat," jawab Anta melihat bagian belakang mobilnya dan mobil Dio yang terbuka, menampilkan tas dan koper milik teman temanya.

"Yaudah, gue pulang dulu ya kak, ntar gue kesini lagi." Esya berdiri dan meninggalkan Anta yang masih tidur tiduran di rumput setelah minum.

[🌚🌚🌚]

"Kamu berangkat kapan?" tanya Latufa di telepon.

"Ini Gibran mau berangkat," jawab Gibran sambil mengunci rumah.

"Hati-hati ya, inget misi juga ya," ujar Latufa mengingatkan.

"Iya ma,"

"Nanti kalo udha sampai, telpon mama, biar dijemput sama Rendy," ujar Latufa.

"Iya ma, udah ya Gibran dah di jemput Geva, bye ma," ujar Gibran melihat sudah ada Geva di depan rumahnya membawa motor.

"Iya bye," ucap Latufa mengakhiri telepon.

Gibran segera meletakan hpnya di saku jaket dan segera menghampiri Geva yang sudah melambai lambaikan tanganya.

"Udah siap?" tanya Geva saat Gibran sudah di sampingnya, mengunci pagar.

"Udah," ucap Gibran menaiki motor

"Berangkat," ujar Geva sambil memukul kecil depan motornya, menyamakan adegan di senitron yang dia lihat di TV.

[🌚🌚🌚]

"Geva kok belum sampai ya?" tanya Sabil memandangi jam tangan.

"Masih ada waktu kak, belum telat," jawab Sevina disamping Sabil

"Ya tau, eh lo ngapain kesini? Gak ikut foto foto sama kembaran lo?" tanya Sabil melihat ada Sevina disampingnya.

"Males, nanti aja kalo dah di Jogja. Lagian, udah banyak fotoku latarnya rumah kak Anta," ujar Sevina sambil memandang Arthur dan Savina bergaya dan di foto oleh Esya.

"Iya juga ya," ucap Sabil melipatkan kedua tanganya di dada.

"Guys, gak ada niatan bantu gue apa?" tanya Anta sambil meletakan kameranya di mobil.

"Bukanya udah selesai?" tanya Sabil mendekati Anta.

"Belum, itu yang di ruang tamu angkatin dong Bil, lo kan baik," pinta Anta.

"Ogah, tuh Arthur suruh bantu," Ujar Sabil dan pergi meninggalkan Anta.

"Dasar,"

"Hello guys! Geva datang membawa Gibran!" teriak riang Geva saat motor yang dia kendarai dengan Gibran sampai dirumah Anta.

Semuanya yang mendengar itu segera menatap Geva yang sudah memarkirkan motornya.

"Ngaret terus lo kak," ucap Sevina melihat Geva dan Gibran menuju Anta untuk memasukan barang mereka.

"Ya maaflah, jangan kangen atuh," canda Geva sambil tersenyum ke Sevina yang langsung memalingkan wajahnya.

Tak tau saja, Esya yang tadi sedang memotret Arthur dan Savina memandang Gibran yang juga memandangnya sambil tersenyum.

"Oke semua sudah datang?" tanya Dio tiba tiba keluar dari rumah Anta.

"Udah kak," teriak serempak mereka.

"Jadi---"

"JOGJA! WE COME!"

[🌚🌚🌚]

Hai gaes.
Masih baca cerita ini kan?
Ada yang nungguin updatenya gak?
Semoga aja ada yang nungguin.
Tinggalkan jejak berupa like, vote and coment di setiap paragraf juga boleh

Kalian yang #dirumahaja wajahnya udah tambah glowing belum?
Atau tambah iritasi? Karna kebanyakan nyoba produk?

Bercanda ya gaes

Say "hi" or "hello"
Instagram: @salrudniyy

Selamat menunaikan ibadah puasa hari pertama bagi yang menunaikan.

Semoga kuat menjalankan ibadahnya.

See you
Salam genit
Rusmdnyyy_

Prosthetic Limbs for My Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang