Chapter Sepuluh: Baju Olahraga dan Awalan

135 25 11
                                    

Kata mereka
Aku itu layak berada disini
Tapi mereka tak tau saja
Diriku dikekang oleh ilusi

[🌚🌚🌚]

"Gib lo lagi liatin siapa sih?" ucap Deni, sambil menyenggol Gibran.

Gibran yang sejak tadi menatap Esya segara memalingkan wajahnya kearah Deni disampingnya.

"Gak kok, cuma lagi mikir aja," jawab Gibran.

"Halah, gue tau, daritadi lo liatin Esya kan? Apa lo liatin temenya Esya yang namanya Gladis itu?" tanya Fajar.

"Kalo lo demen mending samperin deh dianya, minta no telponya, gentle bro." Mars menepuk pundak Gibran.

"Jadi dari kemarin lo buka Instagramnya Esya karna lo demen sama Esya?" tanya Bagas mencondongkan wajahnya agar dekat dengan Gibran.

"Gue gak suka sama Esya," jelas Gibran sambil menatap Esya yang sedang bergurau dengan Bayu dan Gladis.

"Halah, lo demen gak papa kali. Tapi lo harus gercep, soalnya disekolah sini banyak yang suka sama dia," ucap Mars sambil mengaduk mie ayamnya.

"Tapi heran deh, kenapa mereka ada disini, bukanya gak ada jadwal olahraga ya dikelas mereka hari ini?" Bingung Gelan.

"Kok lo tau?" tanya Gibran, kepo.

"Karna doi gue juga sekelas sama mereka," jawab Gelan.

"Samperin sana Gib, mumpung dianya lagi sekolah," tawar Deni.

"Emang biasanya dia gak sekolah?" tanya Gibran lagi.

"Yaelah, dia ma jarang sekolah, dia kan sering syuting buat konten youtubenya," jelas Mars terap mengaduk mie ayamnya.

Udah gue duga, batin Gibran

"Yaudah gue kesana," ucap Gibran berdiri.

"Semangat bro."

"Gercep aelah."

"Moga jadian."

"Ntar jadian kasih PJ woy."

"Dibilang gue gak naksir dia," ucap Gibran sambil meninggalkan teman temanya, membuat mereka tertawa.

[🌚🌚🌚]

"Jadi lo belum bilang bokap lo kalo lo ke Jogja?" tanya Gladis.

"Iya, tapi kayaknya boleh deh, soalnya pas libur," jawab Esya sambil memainkan sedotanya.

"Lo beneran gak ngajak gue?" Melas Bayu, meminum teajusnya.

"Gue kasih oleh oleh aja deh kalian." Telak Esya.

"Yaudah lah, gakpapa asal jangan ajak Gibran," ucap Bayu tak terima.

"Emang kenapa kan---"

"Kenapa gue?"

Seketika Esya, Gladis dan Bayu memandang Gibran yang baru saja sampai di depan mereka. Masih memakai baju olahraganya

Prosthetic Limbs for My Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang