Chapter Tujuh: Teh Melati dan Pesan

204 45 12
                                    

Mulai berusaha
Mulai menanjak
Sedikit demi sedikit akhirnya
Berhasil berada di atas puncak

[🌚🌚🌚]

"Esya pulang," ucap Esya saat masuk rumahnya.

Esya berjalan menuju ruang tengah yang ternyata sudah ada Gota, ayahnya yang nampak sangat lelah.

Esya yang tak enak membangunkan ayahnya segera berjalan menuju tangga untuk pergi ke kamarnya dilantai dua.

"Esya tadi pulang bagaimana? Maaf ayah tadi lupa gak jemput Esya, ayah tadi mau jemput Esya tapi Esya ternyata dah di rumahnya Anta," ucap Gota membuat Esya yang sudah  setengah jalan di tangga menghadap ke bawah melihat ayahnya.

"Ayah tau Esya di rumahnya kak Anta?" tanya Esya menuruni tangga untuk menghampiri ayahnya.

"Ya gimana gak tau, kalo rumahnya Anta aja di depan rumah kita," Canda Gota.

Walaupun terdengar garing, Esya tetap tertawa sambil memluk Gota.

"Eh ayah bau tau, belum mandi," ucap Gota saat anaknya tiba tiba memeluknya.

"Ayah mau dibikinin apa?" tanya Esya sambil mendongakkan kepalanya menatap ayahnya.

"Ayah mau dibikinin kopi deh," jawab Gota.

"Oke Esya bikinin teh." Esya melepas pelukanya lalu berjalan menuju dapur meninggalkan ayahnya yang tertawa renyah.

"Dasar, ayahnya minta kopi kok malah dibikinin teh," ucap Gota menyusul Esya.

"Karna Esya tau ayah udah banyak begadang, gak baik begadang lagi, Esya buatin teh melati ya," tawar Esya sambil mengambil gula.

"Terserah Esya, kalo Esya yang buatin pasti enak," ucap Gota sambil mendudukan diri di kursi meja makan.

Esya hanya tersenyum sekilas lalu mulai membuat teh untuk ayahnya, tak butuh beberapa waktu Esya segera meletakan teh buatanya di meja makan.

"Ua diinum tesna," (Silahkan diminum tehnya) ucap Esya menggunakan bahasa batak.

"Udah bisa bahasa batak ternyata, belajar darimana?" tanya Gota tersenyum.

"Inget aja dulu inang ifa bilang gitu pas ada tamu." (Inang=tante)

"Oh gitu, yaudah damang inum tesna da." (Oh gitu, yaudah ayah minum tehnya ya) Gota langsung mengambil tehnya, dan meminumnya.

"Enak tenan." (Enak banget)

Seketika dapur dan ruang makan ramai oleh tawa anak dan ayah yang bahagia itu, hanya kurang seorang ibu untuk melengkapinya.

[🌚🌚🌚]

"Jadi gimana? Esya udah nyari kamu?" tanya Gota memandang tampilan skype di laptopnya.

"Udah, dia udah chat Rendy kemarin mas," ucap seseorang di seberang sana, dia Latufa.

"Lalu? Kamu jawab atau bagaimana?" tanya Gota melepas kacamata kerjanya.

"Maaf," ucap Latufa sambil menundukan kepalanya, merasa bersalah.

"Jadi, gak kamu balas seperti dulu?" tanya Gota sekali lagi.

"Tidak."

Lenggang, Gota yang memikirkan perasaan Esya sedangkan Latufa sedang memikirkan rencana apa agar dia tak terlalu jauh lagi dengan anaknya.

"Kapan ini berakhir?" tanya Gota sambil menyisir rambutnya dengan jari.

"Secepatnya, semoga," ucap Latufa sambil tersenyum diseberang.

"Kapan kamu akan menemuinya?" tanya Gota.

"Aku tak tau, yang jelas aku merasakan kalo dia mulai dekat denganku."

"Mas---"

"Ayah," ucap Esya di samping pintu kerja ayahnya yang terbuka.

"Iya?" ucap Gota sambil menutup laptopnya, takut ketauan Esya.

"Ayah masih kerja? Udah jam sebelas malam loh," ucap Esya sambil menghampiri ayahnya.

"Sebentar lagi ayah selesai kok sayang, kamu juga kok belum tidur?" tanya balik Gota.

"Esya dah tidur kok, tapi pas mau ambil minum Esya tau pintu ruang ayah masih buka, jadi Esya bawain selimut ayah," ucap Esya sambil menampilkan selimut Gota.

"Makasih sayang, kamu balik tidur lagi ya," ucap Gota sambil mengelus kepala putrinya.

"Iya, ayah juga cepet tidur. Nanti bisa telat anterin Esya sekolah besok." Esya segera berbalik badan dan mulai meninggalkan ruang kerja ayahnya.

"Iya sayang, good night," ucap Gota.

"Good night to."

Gota bernafas lega, untung tidak ketahuan tadi, kalo ketahuan bisa kacau.

Gota segera mematikan laptopnya dan ingin beranjak pergi ke kamarnya sebelum ada pesan masuk di hpnya.

Latufa Alexander

Ternyata perasaanku salah, kalo Esya mulai dekat untuk ku gapai, ternyata dia mau keruangan mas.

Latufa Alexander

Mas jangan sering begadang, jaga kesehatanya.

Latufa Alexander

Aku sayang mas.

Gota tersenyum membaca isi pesan itu, memang dia masih menyimpan no hp Alexa, toh memang harusnya dia mempunyai no nya.

Gota segera membalas pesan Latufa, sambil tetap tersenyum.

Gota Samosir

Iya, kamu juga jaga kesehatanya, jangan sering syuting malam malam.

Gota Samosir

Aku juga sayang kamu, Latufa.

Gota Samosir

Semoga kita cepat berkumpul lagi, jadi keluarga yang utuh.

Gota Samosir

Good night, Latufa istriku.

[🌚🌚🌚]

Hai gaes
Gimana neh ceritanya bagus?
Sudah tau kan jalan ceritanya gimana?
Atau ada yang masih belum paham?

Kalian nungguin update chapter selanjutnya gak?
Semoga ada yang nungguin

Tinggalkan jejak berupa like, vote dan coment disetiap paragraf pun boleh.

Dan semoga cerita ini menghibur dan nyambung dengan tema yang digunakan

Say "hi" or "hello"
Instagram: @salrudniyy

Selamat menunaikan ibadah berpuasa dan semoga kuat menjalankanya

See you
Salam genit
Rusmdnyyy_

Prosthetic Limbs for My Idol [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang