80. PLAYGIRL II

1.5K 208 32
                                    

WAKAKAK INI NIH SIAPA YANG MINTA PLAYGIRL PART II HA? AWAS NGGAK KOMEN!!
BTW JANGAN NGAMUK KAYA GINI ENDINGNYA HAHAHAHA.
INTINYA JANGAN NARUH HARAPAN DI AKU YA.

SELAMAT MEMBACA CINTAQQ.
Disarankan baca ulang dulu playgirl I.

..
..
..
..
..
🖤




Sekarang sudah terhitung tiga hari semenjak acara dia Lili di tembak oleh tiga bersaudara Arlan, Kenan dan Andra. Lili senang-senang saja melihat ketiga kakak beradik itu terlihat memperebutkan nya. Bukan seneng di rebutin lho ya. Tapi seneng liat tiga bersaudara itu kalo debat lucu banget.

" Li li.. itu lo di panggil kak Arlan di tengah lapangan. Ngapain deh itu anak." Heboh Rosie memanggil Lili yang sedang asik membaca novel di meja nya.

" Oh udah di mulai? Yaudah yuk turun ikut nonton."

Rosie bingung liat Lili yang tersenyum santai. Ada apa batinnya.

Tak sampai lima menit mereka sudah ada di tengah lapangan. Panas banget, ini jam kosong guru-guru pada rapat. Banyak murid yang ikut ke tengah lapangan mau nonton ada apa. Tapi banyak juga yang nonton dari lantai dua sekolah mereka.

" Li gue mau---"

" Kita putus!! Ya kan? Yaudah kita putus." Ucap Lili memotong perkataan kakak kelasnya yang ada di hadapannya ini.

Semua orang kaget. Bukan gimana ya. Walaupun aneh tapi hubungan mereka berempat kelihatan harmonis aja. Lili udah kaya istri yang adil banget. Dan yang ngagetin kok Arlan ngapain niat banget mutusin di tengah lapangan.

" Gue tau kok kak. Kalian tiga bersaudara cuma jadiin gue taruhan kan? Taruhan mobil?" Tanya Lili dengan senyuman manis yang malah membuat semua orang bergidik ngeri.

" Yaudah kalian bertiga udah kalah semua karena disini gue yang mutusin kalian bertiga. Kak Arlan, Kenan dan pacar lucu gue Andra.. Kita putus.

Arlan yang berada di tengah kerumunan menganga lebar, begitu pula kedua adiknya yang menontonnya dari pinggir lapangan. Ah ini nggak seperti skenario awal. Mereka bener-bener gagal total.

Lili hanya menatap penuh kemenangan, dia berjalan dengan anggun mendekati Arlan kemudian mengecup pipinya. Begitu pula pipi kedua pacarnya yang lain.

" Tanda perpisahan byee."

Lili berlalu dengan senyuman yang tak luntur, meninggalkan orang-orang yang masih speechless di tengah lapangan.

" Huhuhu Lili.... Gue tau lo pasti sakit hati di jadiin taruhan huaaaa... Jangan ditahan kalo mau nangis." Rosie mengejar Lili dan memeluknya erat lalu menangis tersedu-sedu.

Rosie memang seperti itu, walaupun menyebalkan tapi dia bakal mewakili Lili dalam hal bersedih. Jujur aja emang agak nyesek di jadiin mainan. Lili mikir apa ini karma tapi dia kan nggak pernah jahat. Malah baik nerima semua orang yang nembak ya kan ya kan.

Setelah menyogok Rosie es jeruk dan batagor juga meyakinkan bahwa ia tak apa-apa akhirnya Rosie udah tenang. Mereka udah duduk di tengah kantin mengabaikan siswa siswi yang menatapnya juga membicarakan nya.

" Hallo Lili.."

Lili dan Rosie kaget, terlebih Lili yang bahkan hampir tersedak melihat aduh om-om ini ngapain dateng ke sekolahnya sih. Cari mati bener.

Dengan santainya pria itu mendudukan dirinya di samping Lili.

" Saya dengar kamu habis mencium tiga orang pria? Benar begitu?" Tanya pria itu sambil menatapnya yang sedang menunduk ketakutan.

The story of lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang