30. om

1.9K 218 6
                                    

Part 30 datang!! Haha jangan lupa komen sama vote ya!! Ditunggu. Maaf kalo absurd hxhx.
Happy reading luvss!!!






Rara lagi bener-bener badmood. Dia baru aja pulang sekolah, sampai dirumah malah orang tuanya bertengkar saling mengumpat. Rara udah biasa sebenarnya melihat pemandangan seperti itu. Tapi tetap saja hatinya sakit.

Dengan air mata yang bercucuran Rara berlari masih memakai seragam sekolahnya tapi tadi ia sempat memasukan beberapa baju didalam tasnya juga credit card yang sangat di butuhkan untuknya yang ingin kabur dari rumah.

Rara berhenti di halte bus menangis sesenggukan. Tak menghiraukan orang-orang yang menatapnya kasihan. Hatinya sakit mendengar orang tuanya saling mengungkapkan kata cerai.

" Dek.. kamu nggak papa??"

Rara mendongak menatap seorang laki-laki dewasa yang baru saja berjongkok di sebelahnya dan mengusap lembut punggungnya.

Rara tak bisa menjawab, dia hanya menatap laki-laki itu dengan air mata yang terus bercucuran. Dan jangan lupakan hidungnya yang memerah juga matanya yang membengkak seperti katak.

" Udah jangan nangis, ayo ikut saya. Jangan takut saya bukan orang jahat." Ucap laki-laki tersebut sambil tersenyum menenangkan.

Entah dapat angin apa Rara menganggukan kepalanya dan mengikuti laki-laki yang bahkan tak ia kenal. Tapi entah mengapa dia yakin bahwa pria tersebut merupakan pria baik-baik.

Sesampainya di dalam mobil alih-alih menjalankan mobilnya pria itu malah membawa Rara kedalam dekapannya. Di hapuskan air mata Rara yang masih saja bercucuran dan mengusap punggung nya lembut.

" Kamu sudah makan? Pasti belum kan? Kita ke restoran ya makan dulu." Ucap pria itu lalu menjalankan mobilnya dan tetap membiarkan Rara bersandar di pundaknya sambil sesekali mengusap lembut kepala Rara.

Setelah sampai di restoran mereka makan dengan hening. Rara menyuap makanan nya tanpa minat bahkan sesekali ia melamun.

Setelah selesai makan pria itu langsung menggandeng Rara lembut membawanya berjalan pelan menuju taman yang ada di restoran bintang lima tersebut.

" Kamu kenapa tadi menangis hmm? Cerita sama saya."

Rara diam, dia tak ingin rasanya menjawab pertanyaan pria tersebut. Dia tak ingin mengingat pertengkaran hebat orang tuanya tadi.

Setelah beberapa menit menunduk diam Rara kemudian mendongakkan kepalanya menatap wajah pria baik hati itu. Tampan ucapnya dalam hati dan terseyum kecil membuat pria dihadapannya menatapnya dalam.

" Nama om siapa? Aku Rara. Aku nggak mau ngasih tau nama panjang aku. Kata Bunda itu privacy. Nggak boleh orang tau apalagi orang asing." Ucap Rara sambil tersenyum.

Pria itu ikut tersenyum melihat senyuman Rara yang menurutnya sangat lucu. Hidungnya yang memerah dan matanya yang masih lumayan bengkak tak menghilangkan kecantikan alami gadis itu.

" Kamu pintar gadis kecil. Nama om Marcell. Btw kamu belum jawab pertanyaan om. Kamu kenapa tadi menangis di halte bus gadis kecil?" Ucap pria bernama Marcell tersebut sambil mencubit gemas hidung Rara. Dan ia juga tak keberatan sama sekali dipanggil om karena usianya memang sudah kepala tiga. Walaupun masih single.

"Mama Papa bertengkar." Ucap Rara lirih. Matanya bahkan sudah kembali berair tanda akan menangis lagi.

" Ahhh... " Marcell tak bisa menjawab. Ia memilih diam dan membawa gadis kecil nya itu kedalam dekapan nyamannya.

" Om... Bawa Rara pergi ya. Rara mau tinggal sama om aja. Om juga kayanya masih jomblo. Rara mau kok jadi pacar om."

" Tapi nanti!! Kalo Rara udah kuliah. Jangan sekarang. Bunda masih larang Rara pacaran." Ucap Rara sambil sesekali sesenggukan.

Marcell tak menjawab. Ia terkekeh pelan mendengar ucapan Rara si gadis kecil menggemaskan itu. Ahh Marcell jadi berfikir apa gadis ini benar-benar mau menjadi istrinya? Marcell jadi membayangkan betapa menyenangkannya hidupnya bila gadis kecil yang ia peluk ini menjadi istrinya kelak.

Stop Marcell sadar. Rara hanyalah seorang gadis SMA yang kabur dari rumah.

🌻🌻

Rara

Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Om Marcell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Om Marcell

Om Marcell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The story of lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang