34. jahil

1.7K 170 2
                                    

Thank you 2 k pembaca!!
Makasih yang udah vote yang udah komen, makasih yang udah masukin ke perpustakaan dan makasih buat yang baca semoga lekas mau nyempetin vote atau komen.
Happy reading luvss!!






Feby dan Febry merupakan saudara kembar yang menggunakan baku hantam sebagai tanda saling menyayangi. Entah karena hanya merebutkan remot tv bahkan hal kecil apapun yang bisa mereka ributkan ya mereka ributkan. Padahal usia mereka sudah menginjak kelas dua belas.

" Adikku Feby yang cantik jelita. Kemaren kan juara 1 taekwondo nih abang kasih hadiah." Ucap Febry sambil menuruni anak tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama.

" Ngimpi apa lu bang bisa baik sama gue. Sampe ngasih hadiah." Tanya Feby yang sepertinya mencium bau-bau kejahilan saudara kembarnya itu.

" Suudzon aja lu gedein terus Feb. Nih gue kasih kalung, cantik kaann kaya elu hahahaha."

Orang tua nya yang melihat interaksi kedua anaknya yang terlihat akur itupun tersenyum. Mereka benar-benar bersyukur dalam hati karena akhirnya kedua anak kembarnya itu bisa juga akur.

" Wahh iya cantik. Tapi masih cantikan gue. Pakein dong Abang Febry ku yang ganteng dan alhamdulilah lagi sehat."

Febry yang mendengar kata-kata adiknya itupun sedikit emosi tapi berhasil ia tahan karena ia tak mau merusak rencana yang telah ia fikirkan matang-matang sambil tertawa ngakak kemaren.

Setelah sarapan bersama yang untuk pertama kalinya diiringi candaan bukan lagi peperangan adik kakak, mereka memutuskan berangkat sekolah seperti biasa diantar supir karena orang tua mereka belum mengizinkan berkendara sendiri. Nanti, pas kuliah. Gitu.

" Eh feb, sini gue bisikin."

Feby hanya menoleh sekilas. Dia malas karena pasti abangnya itu hanya mengerjainya.

Akhirnya dengan rasa malas Febry lah yang mendekati adiknya itu. " Feb kalung yang gue kasih itu ajaib. Dia bakal nyala kalo lo ada di deket orang yang suka lama elo."

" Ih ngaco lo bang. Mana ada nggak usah ngibul lo." Ucap Feby bersungut-sungut sambil melotot. Walaupun terlihat tak percaya tapi dalam hatinya iya lumayan mempercayai abangnya itu.

" Coba aja liat ntar kalo disekolah. Kalo nyala berarti orang itu suka sama elo."

Melihat adiknya yang diam saja memandangi kalungnya Febry bersorak dalam hati. Ah senangnya bisa mengerjai adiknya yang nggak ada manis-manis nya ini.

Setelah sampai di sekolah Febry membiarkan adiknya jalan lebih dahulu. Dia akan memencet tombol yang ada di sakunya agar kalung yang dipakai adiknya itu menyala. Dan untung saja mereka sekelas, ini benar-benar memudahkan rencana Febry.

Tak berapa lama sampai disekolah jam pelajaran di mulai. Jam pertama merupakan jam matematika yang gurunya merupakan duda beranak lima yang sesekali suka menggoda murid-muridnya.

" Feby, ini tolong tuliskan di papan tulis tugasnya."

Feby yang memang suka menulis di papan tulis berjalan dengan semangat mendekati sang guru. Tapi semangatnya luntur dan menjadi rasa merinding karena ucapan pak Supri, guru matematika nya itu.

" Feby itu kenapa kalung kamu nyala?"

Feby sontak langsung melihat ke kalungnya. Dan benar saja menyala. Dia berkali-kali melihat kalung dan gurunya itu secara bergantian. Tuhan apa benar gurunya ini mencintainya? Dan berniat menjadikannya ibu dari kelima anaknya? Ahhhh.

The story of lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang