68. terkejut

1.2K 165 12
                                    

Selamat sahur ayang-ayangqq hxhxhx.
Selamat membaca ini agak-agak wkwk.
Jangan lupa tinggalin jejak support yaa!!!!
Hippi ridings!!

ENJOOOOOYYY my guys!!

..
..
..
..
..
🖤



Jadi tuh dulu tuh Embun nembak guru Olahraga nya, lewat surat. Sampe di ceng-cengin seluruh warga sekolah. Sampe guru-guru nya semua pada bilang, masih kecil kok udah surat cinta-cintaan. Ke gurunya lagi.

Aduh itu momen yang ga bisa Embun lupain. Anjay lah dulu dia masih umur sembilan tahun, tapi nggak tau udah jatuh cinta aja sama guru olah raganya yang emang masih muda. Baru lulus kuliah ya umur dua puluh dua lah. Beda tiga belas tahun gengs.

Nah sekarang nih Embun udah nggak tau gimana nasib itu guru, oh ya namanya pak Adam. Manis euy, mungkin sekarang udah nikah kali ya. Yaudah lah ya udah move on juga. Walaupun ya dia masih tetap jomblo.

Nah sekarang Embun udah kelas dua belas SMA, ini lagi bimbel sampe sore terus buat persiapan ujian-ujian mendatang.

" Assalamualaikum Embun cantik pulang."

" Waalaikum salam."

Embun melotot kaget, dia teriak-teriak barusan eh ternyata ada tamu. Wow om-om ganteng siapa tuh ya. Embun langsung nyamperin orang tuanya dan tamu yang lagi duduk di sofa ruang tamu.

" Sini duduk Embun, ini ada tamu. Kenal nggak kamu?" Ucap mamanya pada Embun yang masih menyalami om dan orang tua entah siapa.

" Hehe nggak kenal mah hehe." Cengir Embun yang membuat salah seorang yang duduk disitu terkekeh gemas sekali.

" Ini masa kamu nggak kenal. Pak Adam ini guru kamu waktu SD."

" Halo Embun, kamu lupa sama saya hmm?"

Anjay, Embun langsung blank. Dia cuma bisa diem lama ngelihatin wajah om di depannya ini. Kalo di liat-liat ya ini emang pak Adam, tadi Embun nggak merhatiin. Malu masa tamu di pelototi.

" Oh eh hoo eh hallo pak aduh maaf saya tadi nggak ngeh." Embun gugup sekali, aduh kejadian memalukan dulu jadi terputar lagi di kepalanya huaa.

" Pak Adam kesini mau ngelamar kamu Embun."

Ucapan mamanya di sertai senyuman itu membuat Embun tersedak ludahnya sendiri. What lamar? Lamar apa ini hah hah hah?

" Hah apa ma? Pa apasih mama pa ha? Apa sih ini??" Embun menepuk telinganya panik, ia takut telinganya bermasalah.

" Sana nak Adam, bawa dia jalan-jalan dan jelaskan maksud kamu. Dia blank itu." Ucap papa Embun sembari tersenyum pada Adam. Apa yang di lewatkan Embun kenapa papanya sepercaya ini sama om aduh gurunya ini.

Tanpa menunggu lama, Adam menarik lembut lengan Embun yang masih bengong. Mengajaknya keluar rumah mencari udara segar sekaligus menjelaskan segalanya.

" Embun, sudah lama ya tidak bertemu. Kamu tidak banyak berubah, masih sama semenggemaskan nya seperti dahulu."

Embun menatap pria dewasa di sampingnya ini yang tengah memandang langit sembari tersenyum, seperti nya ia sedang menerawang.

" Saya nggak tahu kenapa saya tidak bisa melupakan kamu bahkan setelah kita bertahun-tahun tidak bertemu."

" Saya sebenarnya sudah lama ingin menemui kamu, tapi saya berfikir banyak. Kita terlalu terpaut jauh, saya rasa kita tidak mungkin bisa bersama."

Pria bernama Adam itu kemudian menoleh menunduk mempertemukan matanya dengan mata Embun yang bulat indah favoritnya itu. Tangan nya bergerak menggenggam tangan Embun yang basah karena gugup.

" Embun, saya mencoba ribuan kali untuk menghilangkan senyum kamu dari ingatan saya, tapi tak pernah bisa. Saya sadar saya benar-benar jatuh cinta sama kamu."

Embun hampir saja meneteskan air matanya. Dia terlalu bingung menghadapi semua ini. Terlalu terkejut sampai ia tidak tahu apa yang ia rasakan.

"Saya menceritakan segalanya pada orang tuamu. Mereka bilang tidak keberatan mempunyai menantu tua seperti saya. Toh tua nya karena menunggu kamu dewasa." Ucap Adam kembali seraya terkekeh pelan. Tak menampik ia juga gugup. Gugup sekali, takut di tolak oleh anak kecil yang entah mengapa bisa mencuri hati nya.

" Embun, kamu mau saya ajari mencintai saya seperti kamu delapan tahun lalu?"

Sial, Embun gugup sekali di tatap teduh oleh gurunya yang entah mengapa seperti tidak menua ini. Jantung nya berdetak kencang sekali sampai membuat nya gemetar hebat. Matanya berkaca-kaca dan entah mengapa kepalanya mengangguk.

Adam terkekeh gemas melihat Embun yang di serang gugup dan tak bisa dikendalikan. Di peluk nya tubuh kecil itu lalu di cium berkali kali puncak kepala Embun.

" Terimakasih Embun, saya benar-benar akan mengajarimu mencintai saya sebesar saya mencintai kamu."

Embun terharu dan tersenyum, namun ia masih terlalu lemas untuk membalas pelukan pria yang sekarang entah apa status nya ini. Calon suaminya? Astaga, kejutan tuhan benar-benar.

🌻🌻

Embun Maheswari
Ini mimpi bukan sih.

Adam RiberroCinta saya ke kamu membuat saya mengabaikan perbedaan umur kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam Riberro
Cinta saya ke kamu membuat saya mengabaikan perbedaan umur kita.

Adam RiberroCinta saya ke kamu membuat saya mengabaikan perbedaan umur kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi gimana permisa?
Kalo jadi embun mau nggak?

The story of lisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang