8

23 2 3
                                    


Ini masih ngelanjutun chapter sebelunya ya..

Dont forget Vote and Comen!!

______________________________________________

Hana memegang dadanya yang tiba-tiba merasa sesak. Ia amat merindukan Kevin. Ia merindukan persahabatanya dulu.

Sejak saat itu, Hana dan Bintang menjadi musuh. Dan setiap kali bertemu, mereka akan saling menatap satu sama lain dengan tatapan benci. Entah siapa yang memulai, mereka sama-sama menghindar. Dan entah sampai kapan. Persahabatanya dengan Bintang tak ada titik terang.

Menurut Hana, semua masalah ini tak akan terjadi kalau Bintang tak keukuh dengan keinginannya.

"Ini semua salah gue!!"teriak Bintang. Lamunan Hana terhenti. Ia mengepalkan tanganya hingga buku-buku jarinya memutih. Ia mengangkat Tong sampah tadi dan melangkah dengan tergesa-gesa menuju bak sampah didekat Bintang.

Brak...

Ia membanting tong sampah itu di tanah dan membuat Bintang kaget. Ia memandang nyalang Hana.

"Ini semua emang salah lo!!!" ucap Hana juga memandang Bintang marah.

"Andai aja lo nggak ngasih Guru bimbel gk waras itu ke Kevin. Semua nggak akan jadi seperti ini!!!" teriak Hana.

"Gue ditipu!" balas teriak Bintang.

"Gue nggak peduli lo ditipu atau apalah... Semuanya udh terjadi!!"

"hh.. Keluarga lo bukan ya konglomerat ya? Kenapa ngurus seorang guru gk waras aja nggak bisa?" ejek Hana. Bintang semakin menatap nyalang Hana.

Brak...

Bintang menendang tong sampah didekat kakinya untuk menjadi pelampiasanya hingga tong samoah itu pecah. Hana melirik sekilas.

"Jangan lo hina keluarga gue. Lo ngaca dong!! Keluarga lo aja udah terbengkalai, lo mau sombong apa?" Bintang simrik menatap Hana.

Hana mengalihkan pandangannya. Ia malas membahas keluarganya.
"Selama ini lo yang sombong!!" Hana memberanikan diri menatap mata itu.

"Kemana aja lo dulu nggak datang di pemakaman Kevin? Lo takut. Lo takut kan!" Kali ini Bintang yang termenung.

"Gue nggka takut. Gue nggak akan pernah takut sama lo. Lo nggak tahu apa yang gue lakuin. Lo nggak perlu tahu kenpa gue nggak datang di pemakaman Kevin. Dan lo nggak pernah tahu apa yang gue rasain selama ini!!" teriak Bintang.

"Lo juga nggak tahu apa yang gue rasain selama ini. Selama Kevin pergi. Hiks.. Dia yang udah buat gue kayak gini. Selama tiga tahun gue berusaha melupakan dia, tapi gue nggak bisa!!" teriak Hana. Ia tak kuasa menahan air matanya. Ia benci jika dirinya mulai menangis.

Bintang menatap Hana lama. Ia tahu apa yang dimaksud Hana. Mungkin jika dibandingkan Hana, Bintang lebih beruntung. Tapi ia juga merasa amat kehilangan. Kehilangan sahabat.

Hana tak kuasa menahan tangisanya. Ia menutup wajahnya untuk meredam isakannya. Sungguh.. Ia sangat merindukan sosok Kevin. Juga sangat menyayangkan dirinya yang memiliki rasa lebih ke sosok pria manis itu.

Bintang menghela nafas lelah. Ia sangat ingin menenangkan Hana. Apa yang ia ucapkan selama ini jika ia lupa dengan Hana bohong. Nyatanya ia masih peduli dengan mantan sahabatnya dulu. Tapi terkadang hati dan pikiran tak sejalan bukan. Rasa jealous nya lebih tinggi ketimbang rasa pedulinya

KRING....
Bel berdering menandakan jam pertama dimulai.

Hana mengusap air matanya. Ia menghadap Bintang. Menatap nyalang pria tampan itu.
Dan tanpa menunggu waktu lama, ia segera melongos berjalan menjauh. Meninggalkan Bintang. Juga meninggalkan tong sampah tadi^.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang