Pukul 3.23 sore
Sorang pria tengah berdiri di balkon rumah elit yang tepat di atas bukit. Dari sini banyak perumahan elit lain yang memenuhi bukit itu. Bisa dibilang tempatnya cukup rahasia, dan hanya anggota kalangan konglomerat saja itu pun yang sudah menjadi membernya yang bisa masuk area perumahan itu. Sungguh elit dan aman tentunya.Ia bisa melihat pemandangan sunrise ataupun sunset jika ia ingin. Dan juga melihat pemandangan indah dibawahnya yang menunjukan rumah-rumah indah. Sungguh tempat idaman.
Pria itu adalah Reyko. Dia tinggal bersama keluarga besar dan cukup terpandang dan tentunya keturunan Jepang. Ia dan keluarganya baru saja pindah dari Tokyo Jepang karena keluarganya akan mengurus perusahaan cabang di Indonesia.
Iko tak bisa menahan senyumnya tatkala ia mengingat gadis lucu sekaligus dingin itu. Entah siapa gadis itu, ia tak tahu lantaran dia memakai masker. Tapi dari tatapan itu, ia seakan pernah bertemu dan juga familiar dengan suara itu.
"Koko!! Bantu mama dulu nak! Mama lagi buat kue..!" Teriak mamanya dari arah belakang. Ia memang sedang berdiri di balkon samping dapur. Iko segera mengalihkan pandangannya ke mamanya yang sedang memakai celemek menolehkan kepala kearahnya.
"Iya ma!" Iko segera mendekati mamanya yang sedang mengangkat kue dari oven.
"Tuh di bungkus pake toples ya Ko nanti diantar ke tetangga." Ucap wanita berumur tapi masih terlihat muda dan cantik. Iko berjalan ke arah meja dan mencomot kue nastar. Enak! Kue buatan mamanya selaku enak. Ia tak bisa berhenti mengunyah.
"Ssst.. udah jangan dimakan Mulu!! Nanti nggak kebagian yang lain!" Mamanya memukul tangan Iko, dan hanya mendapat cengiran dari sang empu hingga gigi kelincinya terlihat. Sungguh imut!!
"Hehe, enak ma..!"
"Iya mama tahu! Nanti kamu juga dapet kok, yang ini buat Jeng Erlin. Gih bungkus!" Iko pun memasukan kue-kue itu ke dalam toples. Erlin itu nama tetangganya. Iko biasa memanggil nya Tante Erlin.
"Kalo udah semua tolong anterin ke Jeng Erlin sekalian ya Ko.. nanti kamu dapet kue tambahan deh. Sampaien salam juga buat Jeng Eelin" ucap mamanya. Tatapan Iko berbinar.
"Beneran Ma? Siap deh" Setelah semua selesai Iko segera keluar ke rumah sebelah memberikan kue itu.
Tok!! Tok!!
"Misi!!"
Terdengar teriakan 'sebentar' dari dalam. Dan tak lama pun keluarlah seorang gadis seumuran dengannya, mungkin lebih satu tahun.
"Eh.. Royko!"
"Udah gue bilang kan gue bukan bumbu dapur!" Ucap kesal Iko mendengar panggilan itu.
"Hehe. Nama itu cocok buat lo yang generasi micin."
"Temen lucknut Lo!" Iko menatap datar gadis itu.
"Hehe, canda elah. Eh iya kenapa Lo kesini?" Tanya gadis itu.
"Emang gue gak boleh gitu main ke sini? nih kue dari nyokap gue. Nyokap Lo kemana, dapet salam dari mama gue nih"
"Oh.. makasih banget lho.. ouh.. gak sabar gue makan, pasti enak. Oh ya mama didalam masuk gih!" Mereka pun masuk ke dalam rumah elit itu.
"Siapa Ra?" Tanya seorang dari dalem.
"Eh Tante, ini saya Iko Tan"
"Oh.. Iko, gimana kabar kamu sama keluarga?" Tanya wanita itu basa-basi.
"Baik tan, oh ya mama nitip salam buat Tante tadi." Ucap Iko.
"Iya salam balik ya. Ini kue buatan mama kamu kan?, wah.. Makasih banget lho.. Jadi ngerpotin"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Teacher
RomanceRihana Farenzka Seorang murid dengan segudang masalah. Cewek tomboi yang entah kenapa tak bisa lepas dengan masalah-masalahnya. Ia punya sebuah mimpi. Ia ingin menjadi pemain Basket handal suatu saat nanti. Tapi entah kenapa ia sangat susah untuk me...