11.

35 5 4
                                    

Hari senin, hari biasanya dilakukan upacara disetiap sekolahan. Sama seperti SMA Pelita Bangsa yang tengah ramai oleh kerumunan para murid untuk bersiap-siap melakukan upacara bendera.

Terlihat para osis yang tengah menyiapkan akribut-akribut untuk upacara. Ada juga yang sekedar duduk-duduk di depan Kelas masing-masing. Seperti Hana dan kelima cogan nya. *gak canda^^

Mereka malahan asyik menertawakan siapa saja yang lewat didepan mereka. Ralat, Hanya kelima cogan itu. Hana tak ikut campur. Ya.. Walaupun kadang tertawa paling keras jika candaan mereka sangat lucu.

"Kampret lo, gendang telinga gue mau pecah tau gk!!" teriak Rizki yang duduk di depanya. Lebih tepatnya lesehan didepan Hana. Tapi Ia tak risih sedikit pun. Disamping kanan dan kirinya juga ada Angga dan Putra. Daniel di sebelah  Putra dan Aldi disamping Rizki. Ia juga lesehan.

"Hehe.. Suka-suka gue kale..!!" Hana tetap meneruskan tawanya. Angga hanya geleng-geleng kepala melihat Hana sudah sangat susah diatur.

"Biarin napa.. Penting seneng kita" ucap Putra masih sambil tertawa. Dan mereka pun melanjutkan tawa mereka. Hana tersenyum, ia sungguh sangat bersyukur memiliki sahabat-sahabat seperti mereka.

Pandangan ya tak sengaja beralih ke arah pintu, dimana seseorang Tengah keluar dari kelasnya. Seseorang dengan tatapan datar dan dingin ya yang selalu ditunjukan padanya. Dia Bintang, yang tengah memandang Hana sinis. Dan disebelahnya ada Zelina. Mereka berjalan berdua menuju ruang osis. Hana mengangkat bahu tak peduli.

KRINGG.....

"Ayo kita ke lapangan!!!" teriak Hana.

"Anjir lo..! Dasar cempreng, untung gue sabar" Putra mengelus telinganya. Hana tak menjawa, ia tersenyum lima jari. Ia memilih mengabaikan Putra dan menggandeng Angga menuju tengah lapangan.

Selama upacara berlangsung, seperti biasa Hana dan kelima temanya tak bisa diam. Mereka asyik berbiskik-bisik sesekali berhenti tatkala salah satu guru melirik Mereka tajam. Hana terkikik geli.

Pandanganya ia alihkan ke barisan guru-guru. Disana ia dapat melihat seorang Andy. Dengan berdiri gagah dan pandanganya terarah ke depan. Jantung Hana seperti dipacu cepat. Ia meremat roknya sendiri tatkala melihat betapa tampan Guru BK nya itu. Tidak...!! Ia tak boleh menyukai Pak Andy. Tak boleh..!!

Andy pun sudah biasa melihat pemandangan ini, maksudnya pemandangan para siswi yang curi-curi pandangan dengannya. Tapi entah kenapa pandangannya membawanya ke sosok Gadis dengan rambut yang di kucur kuda. Gadis itu tengah memandangnya berbinar. Andy tak kuasa menahan sengumanya. Dan ia membalas pandangan Hana.

Hana tertegun, Pak Andy melihat ke arahnya?. Atau ke siswa di depan ya?. Hana tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Andy membalas senyuman itu, wajahnya memerah. Andy aja memerah apa lagi dengan Hana.

Hana memilih menunduk. Spontan membenarkan letak topi abu-abu nya untuk menutupi matanya dari sang Guru.

"Pst..Han!!" bisik seorang dibelakang Hana.

"Ha? Gimana?" tanya Hana masih dengan topinya yang menutupi sebagian matanya.

"Ck.. Buka dulu tuh topi. Emang kenapa sih ditutup in segala." Putra berdecak kesal.  Hana mengangkat topinya. Menatap Putra. Apaan!! Cepetan nanti gue kena hukuman!!
.

"Pak Andy ngelihatin lo tadi" bisik Putra sambil mendekatkan dirinya ke Hana. Yaelah gue kira apaan-_   Hana menatap Putra datar.

"Tuh..tuh.. Pak Andy masih ngelihatin elu!!" Putra mendorong pundak Hana pelan.

Hana berdecak kesal
"Ck.. Gk usah dorong-dorong juga keli..!" Putra terkekeh, ia mengalihkan pandanganya ke depan.

Hana melirik Pak Andy. Masih sama, guru BK nya itu masih melihatnya. Ia mengigit bibirnya kencang. Tak peduli jika bibirnya perih. Yang penting ia tak merasakan debaran itu sekarang. Apa Pak Andy tak tahu! Tatapan Andy bisa saja membunuh Hana. Hana bisa saja sakit jantung jika terus seperti ini.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang