5

37 5 2
                                    

Part 5. 1

1 minggu kemudian.

"Hana... Keluar dulu nak..,mama sama papa mau bicara..."ucap mama Hana dari luar kamar Hana.

Hana yang sedang menonton streaming basket di YouTub harus mnghentikan aktifitasnya itu. Ia pun segera keluar kamar dengan tak bersemangat.

"Apaan sih mah.."ucap Hana sambil melihat mamanya dengan tatapan kesalnya.

"Mama sama papa mau bicara serius sama kamu. Ikut mama ke bawah. "Ajak mamanya Hana. Hana hanya bisa pasrah.

Ia pun mengikuti mamanya dari belakang. Begitu sampai dibawah. Ia melihat papanya sedang menatapnya dingin. Seketika amarah Hana keluar. Ia malas bertemu dengan si tua bangka itu. Ingatkan Hana jika orang yang ia sebut tua bangka itu adalah papanya sendiri. Tapi Hana tak peduli.

"Langsung pada intinya saja. Mama sama papa akan bercerai."ucap Papanya. Hana hanya menatap cuek kedua orang dewasa di hadapanya ini. Ia sudah menduga dari dulu.

"Itu saja?" tanya Hana cuek.
"Yasudah kalau begitu aku ke kamar dulu ngantuk. Hoam...." dengan tak sopanya Hana berdiri sambil menguap.

"Hana..!!! Dengerin papa dulu!!"sentak papanya.

Hana dengan malas kembali duduk di sofa tadi sambil berdecak tak suka. Sambil menatap papanya dengan tatapan Apa lagi?.

"Kami sudah sepakat. Kamu akan tinggal bersama mamamu. "Ucap papanya sambil melihat ke arah wanita yang duduk tak jauh dari Hana.

Terlihat Ibu Hana yang tak terima, sambil memandang sengit pria yang barusan pria itu. Ayah Hana berusaha untuk memaksa Ibunya lewat tatapan muka.

Hana menghelan nafas lelah. Sepertinya ia harus mengalah lagi.
"Dari pada Hana tinggal dengan kalian yang tak mau mengurusi Hana. Lebih baik Hana tinggal sendiri saja. Hana bisa kok tinggal diapartemen. Asalkan.. Uang jajan Hana ditambah. Untuk biaya hidup Hana dan bayar apartemanya. Dan juga untuk jajan aku tentunya " ucap Hana sangat santai sambil memainkan kuku jari lentik miliknya.

Terlihat Ibunya yang menghela nafas lega. Hana hanya melirik sinis.

"Baiklah. Untuk biaya kamu papa nggak masalah. Setiap bulan akan papa transfer di rekening kamu." ucap papanya santai. Hana sedikit menyeringai. Ia pun sebenarnya sudah memiliki apartemen sendiri jika kalian ingin tahu. Aparteman itu dijadikanya rumah untuk sementara saat ia tak mau pulang kerumah dulu.

"Baiklah.. Sudah kan? Sekarang apa aku boleh ke atas. Memberesi barang-barangku dan pergi tidur, aku sudah sangat mengantuk. Hoam...." Ijin Hana kepada ayahnya.

Ayah Hana hanya menangguk sambil memasang wajah dingin. Hana berdecih tak suka. Dasar sok cool !.

Sepeninggalanya Hana, kedua orang tuanya itu masih saja diam. Sebenarnya diantara mereka masih ada sedikit rasa peduli.

"Huh.. Sebenarnya aku juga tak mau seperti ini" ucap sang Ibu.

"Tak apa.. Ini demi kebaikan dia. Dia tak akan beteh jika terus mendengar kita bertengkar...Huh.. Aku akan kembali bekerja" ucap sang Ayah sambil berdiri dan berlalu ke ruang kerjanya.

Mengnggalkan sang seorang wanita yang masih bingung dengan jalan hidup yang ia pilih sendiri.

Sementara itu, di kamar atas dimana Hana berada.
Setelah berbicara dengan kedua orang tuanya tadi. Entah kenapa dirinya sedikit tak rela jika harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Tapi mau bagaimana lagi. Dirinya tak diinginkan. Sesuatu dalam dirinya merasakan sakit. Ia ambruk di samping ranjangnya. Memejamkan mata, berharap ini semua mimpi. Tapi itu tak akan terjadi.
°
°
°
°
°

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang