14.

13 2 5
                                    

Halo-halo!! Maaf ganggu. Gue saranin kalian baca chapter ini sambil dengerin lagu-lagu sedih ya.. Biar ngena aja😉.
Kalo bisa Suga-Frist love. Kalo gk ada yang lain aja. Terserah kalian deh.. Gue cuma saranin aja.
Oke... Maap ganggu😅.

Happy Reading😘.

_________

Sesampainya ia di kelas. Disana hanya ada Daniel saja. Daniel menatap Hana sambil tersenyum. Ia membalas senyum itu.

"Lama amat di ruang BK nya?"  tegur Daniel. Hana hanya menganggukan kepalanya saja. Ia memilih duduk di bangkunya dan menyembunyikan kepalanya di lipatan lengannya.

Daniel yang melihat Hana murung segera mendekatinya dan duduk di sebelahnya. Menepuk-nepuk bahu Hana, bermaksud memberi semangat. Hana mengangkat kepalanya dan menatap Daniel. Matanya memerah akibat menahan tangisannya.

"Udah Han, gue ada kok sebagai temen lo" Daniel tersenyum.

"M-makasih Niel, lo ada buat gue" Daniel mengangguk.

Tak lama bel berbunyi. Kelas yang sepi perlahan dipenuhi murid-murid. Terlihat Aldi, Angga, dan Putra minus Rizki, mereka masuk ke kelas sambil melirik Hana. Tapi tak menegur sama sekali.

"Niel, lo nggak ke kantin?" tanya Aldi. Ia duduk di belakang. Daniel menoleh dan menggeleng.
"Nggak"

Mereka asyik dengan obrolan-obrolan. Hana hanya melirik mereka tanpa mau nimbrung. Untuk apa? Ia pasti hanya diacuhkan saja. Hana tersenyum miring. Mungkin terlihat senyum psyco.

Rizki masuk ke kelas, ia berdiri didepan kelas.
"Woy.. Ada pengumuman nih... Diem dulu!!" ucap Rizki sambil memukuli papan tulis lantaran kelas yang lumayan ramai.

"Pelajarannya Bu Sarah Jamkos..!! " Teriak Rizki, seketika kelas ramai. Oh ya.. Jamkos itu jam kosong ya bagi yang belum tahu^Bagi yang belum tahu aja kok.

"Ada tugas nggak Riz?" tanya Bima.

"Em.. Nggak kayaknya. Bu Sarah nggak bilang apa-apa ke gue!" Kelas kembali ramai.

Hana melirik Angga yang ada di depan ya. Bahkan Angga tak mengajaknya ngobrol. Hana menunduk, ia termenung. Dulu saat jamkos, Angga lah yang selalu mengingatkanya jangan membolos. Tapi sekarang, tidak.

Hana tak habis pikir, teman-temanya menghindari nya. Padahal mereka tak tahu hal yang sebenarnya. Ia mengambil Earphone dan ponselnya, setela h itu ia bangkit dan berjalan keluar kelas.

"Mau kemana lo Han? Bolos?" tanya Ratu, sambil menatap Hana sinis. Hana menghentikan langkah nya.

"Lo nggak malu apa dengan berita yang tersebar di situs web sekolah? Dan lo mau bolos?" tanya Aurel sambil bertopang pinggang.

"Hana-Hana! Malu sedikit kenapa? Lo itu udah di cap Jalang sama seluruh murid SMA ini, dan kelas ini yang kena imbasnya. Mereka bilang kalo kelas ini kelasnya pembuat onar, kelas paling buruk tau nggak!" kali ini Dinda ikut-ikutan.

Hana kembalikan tubuhnya. Menatap murid-murid itu tajam.

"Kalo lo mau berbuat kayak gitu! Mending lo kerja sana di club malam, kerja tuh jadi kupu-kupu malam, yang kerjanya cuma bisa ngedesah.!"ucap Ratu sinis.  Hana mengigit bibir. Ucapan itu telak mengenai hatinya.

Hana melirik sekitar, ia berusaha untuk menahan air matanya keluar. Ia tak mau dianggap cengeng.

"Apa lo mau sama gue aja Han? Gue bayar deh apapun yang lo mau!" teriak Bara si otak mesum,  berteriak di sudut ruang. Hana menggertak kan giginya. Tanganya mengepal.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang