Siang berganti sore.
Tepat pukul 3.45Angga dan keempat temanya sedari tadi asyik mencari keberadaan Hana. Mereka khawatir, ada sesuatu yang terjadi. Sudah sekitar 6jam Hana tak kembali dari kamar mandi. Ah ralat. Mereka sudah mengetahui kalau Hana tak ada di kamar mandi. Dan sekarang mereka kembali ke kelas. Asyik dengan percakapan mereka, dna tak menghiraukan bel pulang sekolah yang sudah berdering 1 jam yang lalu. Mereka sudah mencari Hana 1 jam kurang.
"Tuh orang kemana sih? Jangan-jangan kesasar lagi. Astaga.. "Aldi memijit pangkal hidungnya. Merasa pusing sendiri.
"Apa dia udah pulang duluan?" Tanya Putra.
"Gue yakin tuh anak kayaknya bolos deh! Hana kan biasa kalo keluar nggak masuk kelas lagi pasti tuh orang bolos. Tadi kan juga prlajaranya Pak Anwar. " ucap Rizki. Mereka menganggukan kepala. Ada benarnya juga sih.
"Tapi perasaan gue gak enak!" Desak Angga.
"Terus mau gimana lagi, di trlpon gak diangkat, dicari dikantin gak ada, kamar mandi gk ada, perpus, taman, juga nggak ada. Emang kita kurang nyari kemana? Kantong? Kolong meja? Laci belakang ?" Racau Aldi. Rizki dan Putra saling pandang. Dan dalam sekejap mereka berlari ke laci belakang. Dan mecoba membuka satu-persatu laci itu.
Aldi menepuk dahinya. Mereka tolol apa apa sih? Jelas-jelas Laci nya kecil mana muat untuk Hana. Dan kemungkinan besar dikunci lah–batin Aldi.
"Gak ada Al!!" teriak Rizki.
"Gue heran ama kalian. Kalian dijadiin ketua kelas sama wakil. Tapi tolol!. Gak akan muat Hanannya!! Sabar-sabar!!" Aldi mengelus dadanya. Ia cukup sabar menghadapi duo tolol ini.
Rizki dan Putra saling pandang. Tak lama kedua orang itu terawa. Merutuki didi sendiri yang tolol.
"Terus gimana ini!!" Angga menghempaskan tubuhnya di kursi. Pegal karena sedari tadi berdiri melulu.
"Udah lah Ngga.. Hana pasti nggak papa kok. Mending kita bawa tas Hana. Tapi jangan kasih tahu nyokap bokap nya. Takutnya malahan mereka cemas. Lagian tuh anak kayaknya emang bolos." usul Aldi. Mereka menganggukan kepalanya. Kecuali Daniel.
Daniel menatap Aldi, Oh iya.. Aldi dan teman-temanya belum tahu kalo Hana udah tinggal sendiri– batin Daniel.
"Kenapa Niel? Lo kok ngelamun?" tanya Putra.
"Ha? Oh.. Nggak kok" Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Emm.. Gimana kalo gue aja yang bawa tasnya Hana?" usul Daniel
"Loh.. Bukanya rumah lo sama dia cukup jauh ya?" tanya Rizki.
Daniel diam. Ia harus ngomong apa ini.!!
"Iya, tapi kan gue sering ketemu Hana di taman deket rumah gue" jawab Daniel. Ia berusaha tidak gugup. Rizki hanya menaggukan kepalanya.
"Yaudah lah.. Nih! Entar kalo Hana udah balik, kabarin kita ya!" Aldi memberikan Tas Hana ke Daniel.
"Iya."
"Terua kita balik nih! "Rizki mengambil tasnya dan menggendongnya. Diikuti yang lain.
"Kalo lo mau disini aja gak papa" Jawab santai Aldi sambil berlalu keluar kelas. Rizki menatap datar Aldi. Ia pun menyusul Aldi keluar diikuti Putra.
"Niel! Beneran ya kabari kita kalo Hana udah balik! Gue khawatir ama tuh orang" Angga mendekat dan memegang pundak Daniel. Daniel menatap pria yang lebih pendek darinya itu dan tersenyum menenangkan. Ia memegang pundak Angga.
"Iya Ngga, lo tenang aja. Pasti Hana nggak papa kok. Lo tahu sendiri kan.. Dia tuh kan tomboy." ucap Daniel menenangkan. Angga tersenyum. Ia melangkah menuju tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Teacher
RomanceRihana Farenzka Seorang murid dengan segudang masalah. Cewek tomboi yang entah kenapa tak bisa lepas dengan masalah-masalahnya. Ia punya sebuah mimpi. Ia ingin menjadi pemain Basket handal suatu saat nanti. Tapi entah kenapa ia sangat susah untuk me...