9

15 3 0
                                    

Jangan lupa Vote and Coment.

Happy reading guys.😘

________________________________________

Keesokan harinya pada.

Pukul 9.30

KRIIIIINNNGGGGGG......

Bel pertanda istirahat berbunyi. Semua siswa dikelas itu segera menghela nafas lega. Pasalnya tadi adalah mata pelajaran 'dongeng' Pak Anwar, biasa guru sejarah.

"Nah.. Anak-anak, pelajaran keta sudahi besok kita lanjut di pertemuan yang akan datang. Ketua kelas dan wakil bisa ikut saya, untuk mengambil hasil ulangan kemarin. Bapak lupa bawa tadi. Sama sekalian kalian ambil LKS baru di kentor"ucap Pak Anwar dan menunjuk Rizki dan Putra yang tepat di depan meja Hana.

Beberapa reaksi murid dikelas saat pembagian nilai. Ada yang deg-degan ada yang biasa-biasa saja, ada bahkan yang senang. Hana termasuk dalam kategori yang pertama. Ia harap-harap cemas dengan hasil ini.

Berbeda dengan Angga yang malahan bersikap biasa saja.

"Moga nilai gue bagus... Moga nilai gue baik-baik aja" Hana menangkupkan tanganya, bermaksud berdoa. Angga memandang Hana aneh. Sedangkan Aldi dan Daniel juga sama seperti Hana, tapi Daniel berusaha tak mempermasalahkanya.

"Woy.. Udah woy, tenang aja napa? Cuma ulhar juga." Angga berucap santai. Hana membuka matanya. Mengambil nafas. Siap menyemprot Angga dengan makian-makianya.

"Lo bilang cuma Ulhar aja Ngga? Woy ulhar itu juga penting kali!!" Cerocos Seseorang terlebih dahulu. Menghentikan Hana yang sedang menghela nafas. Hana menghadap ke Aldi. Menatap datar.

Aldi membalas tatapan Hana datar juga. Kelamaan lo!!- batin Aldi sambil menatap Hana.

"Yang pinter mah beda"ucap Daniel.

"Woy-woy sans dong kalian.. Gue belum selese ngomong!!"sungut Angga. Tapi mereka bertiga tak memperdulikannya.

"Ngga gue omonganya.. Ulangan itu penting mau ulangan harian, bulanan, tahunan, abadan, winduan.. Dan lo jangan asal bilang tenang!!. Lo aja yang tenang. Kita mah nggak!!" ucap Hana.

"Tahu Ulangan penting kenapa kalian nggak belajar!!! Katanya ulangan penting.. Nilainya penting.. Tapi juga kalo kalian cuma omong penting, penting, penting berkali-kali juga kalian nggak akan bisa kalo nggak belajar" Oceh Angga. Sifat cerewetnya muncul. Mereka bertiga diam, merasa sindiran itu mutlak ke mereka yang jarang belajar.

"Ah.. Au ah gak usah bahas beginian, pusing gue!!". Angga memijat hidungnya. Ia mengambil sesuatu dari tasnya, kotak warna Merah dengan ukuran cukup besar.

"Nih gue bawa bekal banyak. Gue sama mama tadi masak lumayan banyak, katanya sekalian sama kalian" Angga meletakan kotak Merah itu di meja. Ia lantas menghadap ke belakang.

Hana yang sedang melamun, matanya langsung berbinar-binar saat melihat kotak Biru itu.
"Gue buka ya Ngga!" Angga hanya menganggukan kepalanya. Aroma Capcai dan semur kangkung tercium. Hana tersenyum, mama Angga memang selalu tahu apa yang Hana sukai. Ya.. Hana memang menyukai Capcai sedangkan makanan favorit Angga semur kangkung.

"Gue juga bawa nih! Nyokap gue maksa banget nyuruh gue bawa bekel, katanya takut kelaparan kn nanti sore ekstera Basket." Aldi juga mengeluarkan kotak warna Ungu di meja.

"Yah.. Kalian mah nggak kasih tahu gue kalo bawa bekal. Tau gitu gue juga bawa bekal tadi. Gue aja cuma bawa air minum aja" Hana merenggut kesal.

"Apaan! Gue juga nggak bawa kali Han!! Sans aja napa!! Gue malah nggak bawa Minum" ucap Daniel santai. Hana menatap Daniel kasihan .

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang