This is two

1.3K 27 64
                                    

Hai... Nongol lagi.

Met baca ya.. Smoga suka.

Vote , komen... Saya bolehkan berharap?

  🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sinar mentari pagi menembus masuk melalui celah tirai biru langit. Jatuh pada seraut wajah yang mengerut merasakan tidurnya tidak nyaman. Membuka mata perlahan lalu memicing kala sinar mentari menyorot langsung manik hazelnya.

"Ugh.. Silau sekali. Jam berapa sih?" gumamnya pelan sambil menutup mata dengan telapak tangan. Berbalik memunggungi jendela, tangannya meraih ponsel diatas nakas, dan sesaat kemudian manik hazelnya terbuka lebar.

"Wha..! Sudah jam tujuh, astaga aku kesiangan!" pekiknya berisik. Secepat kilat bangkit dari atas kasur dan berlari menuju kamar mandi. Ia harus cepat karena jam kerjanya dimulai jam delapan nanti. Astaga! Bagaimana bisa dirinya kesiangan sedangkan pekerjaannya menanti. Huuf.. Alamat dirinya akan mendapat omelan lagi dari owner cafe tempatnya bekerja karena datang telat.

Aarrgg... Ia merasa harinya dimulai dengan kesialan.

Suasana cafe masih sepi saat dirinya tiba disana. Dengan langkah cepat ia melangkah masuk dan langsung menuju kearah dapur, dalam hati berdoa semoga bossnya tidak melihat kedatangannya.

Celingukan layaknya maling, kakinya berjalan cepat memasuki area dapur menuju ruang ganti yang memang terletak diujung area dapur.

"Telat lagi, Cyra!"

Ups

Langkahnya sontak terhenti. Merutuk dalam hati mendapati dirinya tertangkap basah. Perlahan berbalik badan dan menemukan sosok wanita paruh baya yang berdiri disudut meja pantry, menatapnya tajam.

"Bu Sonia.. Saya tidak melihat ibu." katanya dengan senyuman canggung.

"Mana mungkin kau melihatku kalau caramu masuk saja seperti maling. Katakan, alasanmu kali ini telat lagi." suara pelan namun terkesan mengintimidasi membuat Cyra menahan nafas sejenak. Ya, alasan apa yang kali ini akan dipakai? Kesiangan? Terlalu sering sampai basi.

"Maaf Bu.. Saya benar benar kesiangan." jawabnya dengan suara pelan.

Selanjutnya hanaya hening mengisi. Sampai satu tepukan dibahunya membuat Cyra mendongak kaget.

"Makanya, sudah aku bilang jangan ambil kerja dobel kalau kamu ga sanggup. Wajahmu sampai keliatan pucet begitu karena kurang tidur."

Tak menyangka akan mendengar kalimat bernada cemas dari Bu boss. Ahh.. Cyra lupa, jika bossnya ini terlalu perhatian kepada dirinya. "Tidak apa Bu.. Saya masih sanggup kok. Saya minta maaf karena sering telat masuknya."

"Sudahlah, gapapa. Tapi ini yang terakhir kali, jangan lakukan lagi. Aku tidak mau teman kerjamu menganggapku pilih kasih."

"Baik Bu, saya akan berusaha." jawab Cyra sambil menundukkan kepalanya

"Cepat ganti bajumu dan segera bekerja."

Cyra mengangguk menjawabi kalimat bossnya. Cyra melangkahkan kakinya kearah ruang ganti saat suara bossnya kembali menginterupsi.

"Jangan menunggu sampai lelah untuk berhenti, Cyra. Sadarilah, kekuatanmu terbatas." ucap Bu Sonia dengan senyum sendu. Cyra hanya diam tak menjawab apapun, namun kepalanya bergerak mengangguk pelan.

Alcyra mediana wijaya. Gadis cantik berusia dua puluh lima tahun. Wajahnya tirus, hidung mancung, bibir mungil, sepasang alis terukir indah menaungi sepasang hazel yang selalu menyorot sendu. Tubuhnya ramping dengan postur mungil namun terlihat menggoda karena tubuhnya lebih terkesan sintal. Tidak ada yang mengira jika dirinya sudah berusia dua puluh lima tahun. Sungguh tidak pantas dirinya disebut gadis, harusnya dipanggil dengan sebutan wanita karena usianya. Namun postur tubuhnya membuatnya terlihat masih seperti remaja berusia belasan tahun.

Fall in Love With My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang