EPS 14

1.5K 109 1
                                    

"Gus, sudah selesai sampai sini belajarnya. Saya izin undur diri" ucap Ayra datar.

"Tunggu!"

"Saya  minta maaf kalau ada salah" ucap Gus Fahmi dengan wajah penyesalan.

"Dih apasih" balas Ayra dengan perasaan yang tak enak.

Ayra lantas langsung melenggang pergi meninggalkan Gus Fahmi. Sementara Gus Fahmi kembali duduk dan menopang dagu dengan tangan kirinya. Ia tampak menghela nafas berat. Tatapannya sedih.

Tak lama kemudian, Ayra datang denga. Nafas yang tak beraturan. Ia terkejut yang masih menyaksikan Gus Fahmi yang tengah melamun di tempat mereka berlajar. Ada perasaan bersalah di lubuk hatinya.

"Gus.." panggil Ayra pelan

"Eh? Ayra? Kenapa?"

"Eee kenapa ya? Ayra minta maaf sudah tiba tiba pergi meninggalakan Guse sendiri"

"Haha. Nggakpapa"

"Yasudah, ayo kembali" seru Gus Fahmi lantas mengucapkan salam.

_PiN_

Ayra melamun sembari duduk dan menikmati angin sore di tempat rahasianya. Belum ada seorang pun yang tau, bahkan Zahra yang berstatus sebagai sahabatnya itu, juga belum mengetahui. Menurut Ayra tempat itu sepi, nyaman dan sejuk, juga cukup luas.

Sebenarnya Ayra menanam beberapa tanaman yang ia beli diam diam saat penjaganya sedang lengah. Awalnya tempat tersebut hanya lahan kosong biasa. Namun berkat usaha Ayra, taman itu kini berubah menjadi indah dan teduh.

Ayra menyenderkan tubuh bagian belakangnya pada pohon besar yang memang dari awal sudah menetap disitu. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu membuka lagi. Ia bahkan berbicara pada salah satu bunga yang baru tumbuh.

Ia mengamati kupu kupu yang sedang menghinggap pada bunga yang sedang ia genggam.

"Cantik" gumam Ayra tersenyum.

Cukup lama Ayra menghabiskan waktu di tempat rahasianya itu. Ia pun berjalan keluar dan hendak membasuh tangannya yang kotor karna tadi ia juga memperbaiki beberapa tanaman. Wastafel tersebut berada pada tepi tepi lapangan. Masing masing terdapat 2 wastafel.

Ayra mulai menggosok tangannya dengan sabun cair. Saat tengah menggosok ada seorang wanita yang juga tengah mencuci tangannya di wastafel sebelah.

"Kamu Ayra?" tanya wanita tersebut.

"Eh? Iya"

"Aku fatimah, kita ketemu kan kemarin"

"Eh? Oiya iya" balas Ayra seraya mengingat ingat wajah Fatimah yang ia temui kemarin.

"Aku adiknya kak Fahmi, Fatimah lihat kemarin kakak kayaknya salah faham"

"Eh? Ahaha"

"Baru kali ini loh, aku lihat Kak Fahmi akrab sama perempuan yang bukan mahramnya" jelas Fatimah sembari tetap tersenyum.

Ayra hanya menanggapi dengan tersenyum malu malu dan menunduk sedikit. Banyak sekali pertanyaan di pikiran Ayra. Apakah yang dikatakan Fatimah benar? Pertanyaa an itu yang pertama kali terlintas di pikiran Ayra.

"Ternyata kakak emang beda dari yang lain ya" tambah Fatimah seraya duduk disalah satu bangku panjang yang sudah disiapkan di tepi lapangan.

"Beda? Kenapa?" tanya Ayra yang juga mengikuti pergerakan Fatimah untuk duduk.

"Ada deh" jawab Fatimah yang membuat Ayra semakin penasaran.

Ayra ikut tersenyum dan lantas melanjutkan percakapannya dengan Fatimah. Sudah cukup lama mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol yang di isi canda tawa di sela selanya.

"Yasudah kak, Fatimah balik dulu ya ke dhalem" sahut Fatimah serya mengucapkan salam yang tentunya dibalas oleh Ayra.

Ayra pun juga beranjak pergi menuju kamarnya. Dengan sedikit berlari karna sudah menjelang Maghrib.

Baru selangkah Ayra menginjakkan kaki di kamarnya, sudah dihujani sejuta pertanyaan oleh Zahra.

"Kok lama banget? Kamu kemana saja? Daritadi sama Gus Fahmi?" tanya Zahra setelah menjawab salam dari Ayra.

"Tanyanya satu satu dong" gerutu Ayra lantas duduk di ranjangnya.

"Yasuda. Kok kamu lama banget?" tanya Zahra ulang.

"Aku tadi jalan jalan sebentar lalu ngobrol dengan Fatimah"

"Kemana saja?"

"Ke tempat rahasia terus duduk di bangku itu loh"

"Sama Gus Fahmi?"

"Kan tadi Aku sudah bilang ngobrol dengan Fatimah. Kalau ke tempat rahasianya sendiri" 

"Rahasia? Aku nggak tau tuh" ucap Ayra seraya menyedekapkan kedua tangannya.

"Kapan kapan Ayra beritau" balas Ayra dengan menampilkan senyum tulusnya.

"Oke.."


Yaaa

Jangan lupa bintang dan komen

Kalau mau baca cerita ku yang lainnya.

( PDKT dengan Ketua Rohis)

Dan

(  Love in Friendship)

Terimakasihh

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang