EPS 8

1.8K 143 0
                                    

Malam itu Ayra bersantai sebentar di teras masjid dengan besender dan memejamkan mata. Menikmati kesunyian dimalam hari.

"Dingin juga lama lama" ucapnya pada diri sendiri sambil terus memejamkan matanya

"Kalo mau tidur balik ke kamar" ucap seorang lelaki yang tak lain adalah Gus Fahmi

Ayra terkejut melihat seorang lelaki yang hari ini tengah mengusik pikirannya.

"Aku gak mau tidur. Cuma lagi nikmati kesunyian malam aja" protes Ayra dengan tatapan menghadap ke arah yang berlawanan dengan Gus Fahmi

"Ohh, jangan lama lama. Ini sudah malam" jawab Gus Fahmi dengan pandangan tetap lurus

"Iya" jawab Ayra singkat dan melanjutkan aktifitasnya

Keheningan diantara mereka membuat canggung diantara keduanya.

"Kamu kenapa gak balik? Katanya uda malem" ucap Ayra membuyarkan keheningan itu

"Saya nunggu santri cowok. Dia murid baru di pesantren ini. Mau belajar" jelas Gus Fahmi

"Oh, di masjid?" tanya Ayra penaran

"Iya"

Keheningan kembali tercipta. Mereka berdua sibuk dengan pemikiran masing masing. Tak lama kemudian terdengar salam dari seorang laki laki dengan nafas tak teratur.

"Asslamualaikum Gus, hah hah hah"

Ayra dan Gus Fahmi menjawab secara bersama.

"Kamu murid baru itu?" Ayra langsung melontarkan apa yang ada dipikirannya

"Ah? I-iya. Anda istrinya Gus Fahmi?" tanya Ali blak blak an

Ayra dan Gus Fahmi terkejut. Pipi mereka bersemu merah. Jantung yang sama sama tak bisa terkontrol.

"Hah? Ya bukan lah" ucap Ayra dengan nada sedikit lebih keras

"Ohh" ada sedikit rasa bahagia di hati Ali. Ada rasa lega. Mungkin ini yang disebut cinta pada pandang pertama.

Gus Fami yang mulai memperhatikan Ali dengan tatapan curiga. Ia takut bahwa Ali menyukai Ayra. Ada rasa tak rela dilubuk hatinya.

"Sudah ayo li, kita masuk ke masjid" ajak Gus Fahmi sambil menarik pergelangan tangan Ali.

"Dan Ayra cepat kembali sudah malam" ucap Gus Fahmi dengan pandangan tetap lurus dan berhenti sebentar.

"Nggak mau. Ayra masih ingin disini lagipula ini masih pukul 8 lapangan juga cukup ramai" Ayra tetap kekeuh pada pendirian awal nya.

"Yasudah, kau boleh tetap disini sampai saya selesai mengajar"

"Hm" Ayra memejamkan matanta kembali

Kedua pria yang sama sama menyembinyikan degupan hati tersebut.

®®®®®®

"Oke hari ini kamu baca Al-Quran dulu. Sembari saya koreksi nanti. Mengerti?" jelas Gus Fahmi

"Oh inggeh Gus" jawab Ali dan langsung mengambil ancang ancang untuk mulai membaca

Ayra cukup kagum dengan suara Ali yang lembut. Ia menikmatinya sembari memejamkan mata.

"Oke sekarang saya akan memberi contoh. Kamu ingat apa apa saja yang tadi kurang benar pada bacaanmu. Oke?" tanya Gus Fahmi dengan tersenyum

Ali menganguk dan memperhatikan Gus Fahmi.
Gus Fahmi pun mulai membaca ayat demi ayat Al-Quran tersebut.

Mata Ayra langsung terbuka. Ada rasa lebih dari kagum di hatinya. Kali ini suara bacaan tersebut mampu menggetarkan hati Ayra. Setetes air mata berhasil lolos dari kelopak matanya. Senyum terukir di wajah Ayra.

"Subhanallah....sangat indah" puji Ayra lirih. Pipi Ayra bersemu ketika menebak bahwa suara tersebut adalah suara Gus Fahmi.

Bahkan suara tersebut mengalahkan lagu lagu favorit Ayra. Ia beranjak berdiri untuk mengembalikan Al-Quran ke dalam masjid. Hatinya berdegup lebih kencang lagi saat sudah berada di ambang pintu masjid.

Ayra segera berjalas menuju tempat Al-Quran dengan menunduk dan sedikit berlari. Ia tak sadar bahwa ada dua pria yang tengah memperhatikan gerak geriknya tersebut.

Sekitar 10 menit Ayra menunggu di luar. Gus fahmi pun keluar. Ayra segera menghampiri dengan tatapan menunduk.

"Tunggu!" cegah Ayrabyang melihat Gus Fahmi sudah mulai memakai sendal.

"Ya?" tanya Gus Fahmi terkejut

"Besok...kamu bisa tidak datang ke masjid lagi? Seperti tadi. A-aku mau dengar bacaan Al-Quran mu. Aku...aku suka" jelas Ayra seraya mengepalkan tangan nya dan menunduk semakin dalam.

"Ya? Oh emm boleh. Tapi kamu ajak teman ya biar tidak terjadi fitnah" Gus Fahmi tak percaya dengan permintaan Ayra. Ada rasa bahagia yang begitu meledak ledak di hatinya.

"I-iya, tapi kalo Zahra mau ya. Kalo ndak mau ya aku sendiri. Lagi pula kan di masjid emang kita bisa melakukan hal aneh apa?"

"E.....iya terserah. Besok saya datang lebih awal biar kamu tidak usah nunggu"

"Oke! Makasi ya!" ucap Ayra dengan senyum yang sangat mengembang dan sekilas menatap Gus Fahmi.

Hati Ali sedikit perih melihat kebarsamaan Gus Fahmi dan Ayra. Seperti di iris secara perlahan. Tapi ia langsung beristigfar dan memalingkan pandangan ke arah lain seraya berjalan meninggalkan mereka berdua. Dan menahan rasa sakit di dalam lubuk hatinya.

Hai hai haiii

Besok mungkin bakal baper. Mungkin loh.

Jangan lupa kasih bintang yaaa

Terimakasihh. Selalubjaga kesehatan yaa semuaa

🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang