EPS 13

1.6K 109 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju masjid Ayra selalu tersenyum. Bahkan terkadang mengacuhkan omongan Zahra.

"Ayra!" tegur Zahra memecahkan lamunan Ayra.

"Apa...?"

"Ngelamunin apa sih? Kok dari tadi senyum...terus"

"Ehehe ada deh"

"Inget! Jangan tinggi tinggi terbangnya, nanti kalau jatuh sakit" goda Zahra seraya tertawa lirih.

"Ishh apa sih"

_PiN_

Ayra mendapat tugas untuk piket Masjid. Seperti biasa sekarang Zahra yang akan menemani Ayra. Ia dan Ayra menyapu Latar Masjid. Sesekali keduanya saling bercanda untuk meramaikan suasana. Saat tengah asyik menyapu perhatian Ayra teralihkan pada dua orang lelaki dan satu wanita anggun berkerudung.

"Kak Fahmi !" panggil Fatimah.

"Loh? Fatimah kapan datang?" tanya Gus Fahmi

"Baru tadi kak. Fatimah kangen sama Kak Fahmi..." ucap Fatimah seraya menampilkan senyuman.

"Haha. Kak Fahmi nggak percaya" balas Gus Fahmi yang diakhiri dengan tertawa.

*Nyut*

Hati Ayra sedikit perih. Ia hanya bisa menyaksikan dari jauh. Sedangkan Zahra hanya bisa memandangi Ayra dengan tatapan sedih. Ayra tak tahu mengapa hatinya sekarang terasa sedikit nyeri. Ia membuang nafas berat.

"Kalau mau ngobrol sama Fatimah lihat situasi dong. Gus nggak liat ada Ayra?" bisik Fino yang berdiri tepat di sebelah Gus Fahmi.

Dengan cepat tatapan Gus Fahmi menangkap Ayra yang sedang menatapnya dengan menggenggam sapu. Tatapan mereka bertemu. Dengan cepat Ayra mengalihkan pandangan ke arah lain. Gus Fahmi mengerutkan kening.

"Ayra !" sapa Fino seraya berlari mendekati Ayra, diikuti dengan Gus Fahmi dan Fatimah.

Ayra hanya menanggapi dengan senyuman lalu kembali menyapu.

"Wah lagi piket nih" ucap Fino

"Iya kak"

"Ayra, besok belajarnya mau jam berapa? Dimana?" tanya Gus Fahmi dengan senyuman yang mengembang.

"Terserah." jawab Ayra singkat

"Eh? Ayra aja boleh nentuin" ucap Gus Fahmi dengan senyum ragu.

"Ayra bilang terserah!" ucap Ayra sembari tetap menunduk.

"Ayra kenapa?" tanya Fino dan Gus Fahmi bersamaan.

"Ayra ngantuk mau pulang dulu" ucap Ayra yang langsung melenggang pergi setelah mengembalikan sapu bersama Zahra.

Gus Fahmi menatap Fino dengan tatapan bingung sekaligus khawatir. Sedang Fino hanya membalas dengan ekspresi tak tau seraya mengangkat bahu.

_PiN_

"Ayra kamu kenapa?!"

"Aku nggak tau Zah, hatiku tiba tiba nyeri" ucap Ayra dengan tetap menunduk.

"Kamu..cemburu?" tanya Zahra seraya duduk di samping Ayra.

"Hah? Sama siapa?"

"Sama Gus Fahmi kan?" tanya ulang Zahra

"Aku nggak berhak cemburu. Kita nggak ada ikatan apapun yang membolehkanku untuk cemburu" jelas Ayra dengan meremat telapak tangannya.

"Hah~terserah deh. Kamu tenangin diri dulu. Besok kan ada latian ngerjain soal sama Gus Fahmi" ucap Zahra menenangkan.

Ayra hanya membalas dengan senyuman dan mengangguk. Setelah ia lantas merebahkan dirinya ke kasur dan mulai memejamkan mata.

_PiN_

Ayra lebih dulu sampai ke Perpus. Ia mengambil tempat duduk seperti kemaren dan menyibukan diri dengan mengagumi pemandangan awan. Angin yang berhembus pelan mampu menampilkan senyum di wajah Ayra. Sesekali Ayra memejamkan mata untuk dapat menikmati hembusan tersebut.

"Ayra!" sapa Ali

"Ali? Hai" balas Ayra

"Kamu nggak bales surat ku?" tanya Ali tanpa menatap Ayra.

"Aku balas secara langsung deh..."

"Kita sekarang resmi temenan kan" ucapa Ayra dengan menampilkan senyumannya.

"Yaa..baiklah. Kalau ada sesuatu jangan sungkan sungkan bercerita. Mungkin kita bisa sahabatan"

"Oke. Siap bos" balas Ayra. Mereka tertawa lepas tanpa menatap satu sama lain.

"Yasudah, aku pergi dulu ya. Tadi niat nya mau ngambilin buku Pak Kyai tapi malah ketemu kamu. Assalamualaikum~" ucapa Ali yang lalu melenggang pergi setelah mendengar jawaban salam dari Ayra.

Ayra tak sadar, bila sedari tadi ada Gus Fahmi yang mengawasinya dari jauh. Gus Fahmi berdiri menyender ke salah satu rak buku. Ia menatap dengan tatapan tak suka.

"Sudah ngobrolnya?" tanta Gus Fahmi sembari menarik kursi yang ada di depan Ayra lalu menempatinya.

"Sudah" jawab Ayra singkat.

"Kamu kemarin kenapa?"

"Hari ini Ayra belajarnya bentar saja ya, ada sesuatu yang harus Ayra lakukan" ucap Ayra tanpa menjawab pertanyaan Gus Fahmi

"Iya.." jawab Gus Fahmi yang disertai dengan hembusan nafas.

Waktu 30 menit mereka habiskan dengan mengerjakan soal dan emmeriksa soal tanpa basa basi. Ayra mamilih diam. Sedangkan Gus Fahmi berusaha untuk mencari obrolan yang pas, tetapi begitu ketemu, Ayra hanya menjawabnya singkat.


Wahh ada masalah apa nihh

Yaudah yuk jangan lupa bintang plus komen

Terimakasih..

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang