23

1.4K 105 1
                                    

*brak* suara pintu terbuka dengan keras.

Ayra terkejut dan langsung menoleh kearah pintu. Terlihat Zahra memegang letak jantungnya seraya bersender pada permukaan pintu yang sudah tertutup. Ayra menatap bingung Zahra.

"Kenapa kamu?" tanya Ayra dengan tetap menatap Zahra yang berjalan kearahnya.

"Kayaknya aku punya penyakit jantung deh" balas Zahra seraya duduk di sebelah Ayra.

"Hah? Kok bisa?"

"Jadi tadi itu.....

FLASBACK ON

" Ayo ngerjain ini bareng biar cepet selesai. Atau kamu mau ngerjain sama Ustadz Fauzy?" tanya Fino sembari membagi kertas kertas tersebut.

"Ya..kayaknya lebih enak sama yang orangnya teliti" ucap Zahra

"Ustadz Fauzy itu sudah beristri loh" ucap Fino dengan tetap menatap kertas dan mulai menelusurinya.

"Terus kenapa? Toh saya cuma meriksa nggak ada maksud lain"

"Wah..benar benar nggak peka ya"

"Ishh apasih. Kan emang benar" ucap Zahra sinis. Karna Fino hanya merespon dengan senyuman akhirnya Zahra ikut ambil tangan memeriksa setiap kata pada tumpukan kertas yang sudah dibagi tadi.

Sekitar 30 menit mereka asik dengan kumpulan kata dan coretan coretan untuk kata yang salah.

"Hah.." Zahra menghela nafas pelas yang dilanjut dengan menyenderkan pungungnnya pada senderan kursi yang ia duduk i. Lembar kertas terakhir telah usai ia periksa begitu juga dengan Fino.

"Capek ya?" tanya Fino menatap Zahra yang tengan memejamkan mata.

"Iyalah, emang kakak nggak capek? Mana tulisannya banyak kecil kecil. Bikin mata sakit aja" protes Zahra sembari mengusap kelopak matanya.

"Kan aku ikhlas ngerjainnya"

"Kak Fino mau ngejek saya nggak ikhlas ngerjainnya?"

"Hahha, enggaklah. Mau minum? May saya traktir?" tawar Fino.

"Boleh, makasih ya"

Hanya butuh waktu sebentar Fino mendapat minuman.

"Kok cuma bentar? Tanya Zahra seraya mencoblos permukaan atas minuman bersebut dengan sedotan.

"Sudah disediakan ternyata. Kan banyak juga yang lagi ngerjain laporan begini di sini. "

Zahra hanya mengangguk sambil meneguk perlahan minuman tersebut. Begitu juga dengan Fino.

"Ngomong ngomong makasi ya, sudah menjaga Ayra" ucap Fino.

"Ngapain terimakasih? Toh kita kan temenan pasti saling menjaga lah" balas Zahra.

"Kalau Ayra marah atau ngambek coba kasih es krim atau coklat. Dijamin moodnya membaik"

"Ya.. Kak Fino perhatian banget ya sama Ayra"

"Heheh..Ayra itu spesial" ucap Fino seraya tersenyum.

"Dih, cuma Ayra yang spesial?"

"Kalau kamu jadi istri saya ya lebih spesial lagi" ucap Fino iseng tanpa menatap Zahra.

Seketika Zahra menatap Fino dengan tatapan tak percaya. Pipinya mungkin sudah merona sekarang. Tak disangka kata kata tersebut keluar dari mulut Fino.

"Hish apasih!" ucap Zahra yang langsung melenggang pergi.

Sementara Fino menatap kepergian Zahra dengan tersenyum. Tidak dikira Zahra akan bersikap seperti itu.

FLASBACK OFF

.....jadi gitu ceritanya" ungkap Zahra dengan terus menunduk.

Ayra hanya bisa tersenyum lebar. Sepertinya sahabatnya ini sedang mengalami fase fase kasmaran. Ayra pun langsung ingat dengan Gus Fahmi.

_PiL_

Fino duduk di gazebo yang berada di taman dhalem pesantren sembari mendengarkan murotal Al-Quran. Sesekali Fino melirik Gus Fahmi yang nampak termenung sembari memainkan pecinya. Risih akan hal itu, fino pun bertanya pada Guse ini.

"Kenapa toh?" tanya Fino.

"Ndak.. Ndakpapa" jawab Gus Fahmi seraya tersenyum.

"Galau ya? Cerita dong biar bisa nyari solusi"

"Swpeetinya Umi mau menjodohkanku dengan Ning Hasna" ucap Gus Fahmi lesu.

"Wah, bagus itu. Ning Hasna kan baik akhlaknya."

"Bukan masalah itu. Aku nggak cinta sama Ning Hasna. Sudah kayak adik sendiri."

"Dan kayaknya aku suka sama Ayra. Ndaktau wes, pusing kalau masalah beginian." lanjut Gus Fahmi sembari mengacak acak rambutnya.

"Nggak usah terlalu dikirkan. Kalau jodoh yasudah" nasihat Fino sambil menepuk pundak kanan Gus Fahmi.

Hehe..maaf kalau ada typonya 😖

Jangan lupa

Bintang
Komen

Staysave semua...

Assalamualaikum....😉

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang