EPS 2

3K 172 2
                                    

Ya. Pemuda tersebut bernama Fahmi. Ekspresinya sangat terkejut. Karna dia tidak pernah ditatap oleh yang bukan muhrimnya seperti itu. Berbeda dengan Ayra ,dia bersikap seolah olah tidak melakukan kesalahan apapun. Orang tua Ayra yang menyadari akan keterkejutan gus Hisyam langsung mengode putrinya tersebut untuk menundukkan kepala nya.

"Ay! Tundukkan kepalamu!" bisik mama ayra

"Ha?! ngapain mah? Emang kenapa?" tanya Ayra dengan berbisik pula.

"Udah. Nunduk gak!" jawab mama nya dengan sedikit penekanan pada kata katanya tersebut.

Ya. Akhirnya Ayra pun menunduk, daripada harus diomeli lebih baik dia menuruti perkataan mamanya itu.

"Loh le, kok malah mematung disitu ini ada tamu, gak salim?" kyai menyadarkan putranya yang memang tidak berpindah posisi sama sekali

"Ha? Eh, nggih bi, maaf tadi Fahmi sedikit melamun" jawab Hisyam seadanya

Dia pun beralih pada kedua orang tua ayra dan bersalaman. Dan siap memperkenalkan diri.

"Kenalkan saya Fahmi putra kyai Fajar dan nyai Sarah, ndak usah manggil gus, ndak enak." ucapnya dengan senyum yang tulus. Dan beranjak pergi dari sana.

"Loh le, kok buru buru sini dulu, toh belum kenalan loh sama anaknya, sini duduk " goda kyai fajar disertai dengan sedikit menarik tangan anaknya itu.

"Fahmi masih mau ketemu dengan teman , sudah janji" mohon Fahmi

"Siapa toh teman mu itu, sampai ada tamu pun langsung ditinggal kan, gak enak nak" tanya nyai penasaran.

"Fino, ayah pasti kenal kan, mumpung dia main ke pesantren Dahmi ingin bertemu" jawab nya

Mendengar nama "Fino" Ayra yang semula hanya diam menonton pertikaian antara abi dan anak kini ikut ambil suara.

"Kak Fino?! " dengan suara yang memang sedikit ia keraskan agar direspon.

"Loh kamu kenal nak Fino? " tanya kyai

"Iya, dia kakak sepupu saya. Sudah lama tidak bertemu terakhir bertemu saat umur 9 tahun dan dia umur 10 tahun. Saat itu kak Fino pergi tanpa mengabari dulu, hanya meninggalkan sebuah surat dan tidak memberi keterangan dia kemana" Ayra bercerita dengan sedikit terisak

"Sudah sayang....mungkin itu bukan kak Fino" ucap mamanya menenangkan ayra

"Haha, iya, pasti bukan. Gak mungkin kak Fino tiba tiba muncul seperti ini" salah satu sisi bibir ayra terangkat , tersenyum sinis. Dengan air mata yang mulai jatuh.

Keheningan yang berlangsung cukup lama. Gus Fahmi tak jadi pergi ia memilih untuk tetap diam. Selang beberapa menit tersengar ketukan pintu dan suara salam dari seorang laki laki

*kriett

"Assalamualaikum" ucap lelaki tersebut yang tak lain adalah Fino.

Semua serempak menjawab salam "waalaikummussalam"

"Wahh, ada tamu toh,maaf pak kyai saya mengganggu. saya tadi sudah nunggu tapi karna lama akhirnya saya masuk saja , pitunya sedikit terbuka" jelas fino panjang lebar.

Fino belum menyadari akan kehadiran Ayra , tetapi Ayra sudah tau dan memilih untuk diam. Menunggu reaksi kakak sepupunya tersebut.

"Oh iya perkenal kan saya...." kata kata Fino terhenti saat menyadari bahwa tamu tersebut adalah kerabatnya dan wanita yang menunduk tersebut adalah Ayra , ya. Fino langsung mengenalinya .

"AYRA?!" ucap fino terkejut

"Apa? Kak Fino masih kenal sama aku? Kukira udah lupa." ucap Ayra enteng

"Ay? Maaf in kak Fino ya .... Kak fino..." kata ya terpotong

"Kakak tau nggak , Ayra itu tiap hari nunggu in kakak pulang ke rumah, ayra emang awalnya sedih cuman ayra kira kakak akan balik lagi. Tapi nyatanya Kaka nggak balik lagi. Kakak juga gak ngasih kabar ke ayra. Ayra kecewa sama kakak" jelasnya panjang lebar
Sebutir air mulai menetes dari kelopak mata Ayra yang sudah tidak kuat lagi ia tahan

"Ay kak fino minta maaf kak fi..." lagi lagi terpotong

"Hahah, telat kak, udah bertahun tahun , kenapa minta maaf, ayra udah nggak butuh kok, Ayra udah maafin" ucap Ayra sabil terus menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah banjir oleh air mata.

"Ay...nggak boleh gitu dong. Kak fino itu nggak salah, ya sudah kalo memang sudah seperti ini kita ke kamar kamu aja ya" ucap mama ayra menenangkan. Yang di setujui ayra dengan anggukan.

"Pak kyai, bu nyai saya pamit dulu nggih maaf suda membuat keributan. Fino, sabar ya, nanti tante bantu njelas in ke ayra, assalamualaikum"

Setelah itu mereka pergi menuju kamar putrinya dan mengucapkan selamat tinggal.
Ayra sendiri di ruangan itu, ya memang dia datang saat masih jam pelajaran berlangsung.

Setelah menunggu sekitar 1 jam ada anak perempuan yang masuk.

"Astagfirullah... Kamu siapa? Kamu kenapa? Kok nangis gitu?" ucap Zahra

"Nggak, aku nggakpapa. Kamu siapa? " jawab ayra sambil mengusap ngusap matanya

"Okee... Kenalin aku Zahra, kamu siapa? "

" Aku Ayra, salam kenal" jawab ayra singkat

"Siap siap gih, mukanya bersihin dulu bentar lagi maghrib" ajar Zahra

"Iya, kalo boleh tau kamar mandinya dimana? " tanya Ayra

"Ayo kutunjukin sekalian aku wudhu"

Mereka berduapun pergi keluar kamar dan mulai bersiap untuk ke masjid. Saat di perjalanan.

"Umm, ay matamu sembab banget loh, kamu yakin ndakpapa? " tanya Zahra yang mulai khawatir

"Gpp, kamu tenang aja!" jawab ayra seraya mengacungkan jempol

Mereka pun masuk kedalam masjid dan mulai shalat , setelah selesai mereka memang sengaja keluar terakhir karna Zahra mendapat tugas untuk membersihkan Masjid.
Sekitar 30 menit berlalu akhirnya mereka keluar

Kebetulan Gus Fahmi dan fino sedang melewati teras masjid. Tatapan mata fino dan Ayra pun bertemu.

Halooooo, ciee nggantung

Sabar yaaaa, oh ya jangan lupa kasih bintang

Jangan lupa juga polow akuu :""""""" sedih sekali nih

Wattpad ku belum terkenal:") tapi gapapa

Aku selalu berusaha kok

Oh ya , karna belum banyak yang tau wattpadku jadi aku up nya gak tertentu yaaaa

Okeee makasiiii semuaaaaaaa🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻🙌🏻

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang