"Ayyy bangunnnn ini udah ke tiga kalinya aku bangun in kamuuuu. Kalo kamu gak bangun aku tinggal ! " teriak Zahra tepat di telinga Ayra
Ayra mulai mengumpulkan niat untuk membuka matanya itu.
"Ish jahat banget sih kamu" ucap Ayra sambil merenggangkan tubuhnya
"BODO ! " jawab Zahra sambil menyilangkan tangannya.
Setelah menunggu beberapa menit untuk Ayra bersiap akhirnya 2 sahabat ini pun mulai melangkahkan kaki menuju masjid.
Masjid sudah dipenuhi oleh para Santriwati. Wajah Zahra perlahan mulai ditekuk. Meliat itu Ayra pun sedikit tertawa dan bertanya
"Zah, ngapain toh wajah kok ditekuk gitu, makin jelek tauk" celoteh Ayra
Zahra malah makin sebal pada sahabatnya ini yang tidak peka"ish. Berisik!"
"Dih marah. Yauda aku beneran tanya ini kenapa?"
"Udah mau mulai shalat nya nanti aja"
Shalat pun dimulai, semua santriwati khusyuk tak ada yang ramai. Setwlah shalat biasanya mereka berzdikir dan berdoa sesuai keinginan masing masing.
Bertepatan sekarang masih hari Minggu jadi banyak santriwati yang lebih lama menghabiskan waktu di Masjid dengan membaca Al-quran dan berzdikir lebih lama.
Ayra dan Zahra memilih untuk membaca Al-quran tetapi di kamar. Dengan alasan lebih sunyi dan nyaman.
Diperjalan menuju kamar Ayra sudah meneror untuk menjawab pertanyaannya sebelum shalah Shubuh tadi.
"Duhh iya iya entar. Lagian alasannya menurutmu pasti gapenting" elak Zahra
"Stop! Aku mau dengernya sekarang!" jawab Ayra sambil memegang pergelangan tangan Zahra
"Huft~yauda tapi kita pindah ke tempat duduk situ aja. Biar enak"
"Okee ayooo" ucap Ayra seraya menarik pergelangan tangan Zahra menuju tempat duduk yang ada di tepi lapangan
~°°°°°~
"Gus, lagi ngapain toh kok bingung begitu?" tanya Fino seraya menepuk pundak Gus Fahmi
"Hah? Ohh aku lagi meriksa formulur pebdaftaran ini loh" jawabnya dengan tatapan mata tetap menuju pada formulir tersebut
"Hemm ngapunten nggeh ngganggu Gus" goda Fino
"Dihh sok sopan. Jangan gitu fin kan lagi gak ada keluarga. Santai aja ngomongnya"
"Dih kepedean. Aku cuma nggoda eh tau nya ge er"
Tinjuan Gus Fahmi tepat sasaran. Kini Fino mengelus lengan nya seraya mengeluh kesakitan
"Huh main tangan ya !. Adek gaksuka ih kalo mas maen tangan kayak gini" goda fino seraya memanyunkan bibirnya
"Astagfirullah..kamu kalo punya masalah cerita fin, jangan dipendam gini. Kan jadinya kayak gini nih. Btw mas gasuka main tangan kok dek" balas Gus Fahmi yang disusul gelak tawa dari keduanya
~°°°°°~
"Jadi cuma karna itu?!" tanya Ayra seraya menahan tawanya itu"Kan kamu kayak gitu" gerutu Zahra yang mengundang tawa Ayra.
Akhurnya tawa Ayra pun meledak. Cukup kerasFLASBACK ON
"Jadi...jadi tadi itu aku marah karna eee anu ak-" jawban Zahra terpotong"Duhh cepetan gak usah berbelit belit pulak"
"Sejak kapan kata kata mu jadi gitu?"
"Zahra jangan mengalihkan pembicaraan deh. Aku tau aku bijak but, mujinya entar aja trakhir"
"Huh yauda ini aku jelaskan. Jadi aku marah karna kamu kita jadi nggak dapet saf pertama. Tau gitu kan aku tinggalin kau aja"
Wajah Zahra semakin menunduk kara kesal
Flasback off
Tawa Ayra menyita perhatian banyak orang sehingga itu membuatnya malu.
"Aiss apaan sih tu orang orang kok liatin aku"gerutu Ayra yang mulai menundukkan kepalanya
"Hahahaha malu yaaa. Emang bener karma itu ada" ucap Zahra seraya menepuk nepuk punggung sahabatnya itu dengan senyum penuh kemengangan
"Udah ah malunya yuk balik ke kamar kamu belum mandi loh" bisik Zahrabpada Ayra
Mendengar itu wajah Ayra memerah karna godaan sahabatnya itu. Ayra pun berlari kecil menuju kamarnya tanpa menunggu Zahra.
Melihat tingkat sahabatnya tersebut Zahra pun tertawa seraya menyusul Ayra
"Ayy tungguu!!" teriak Zahra
Haiii gaisss
Terimakasih sudah baca yaaaa
Jangan lupa klik bintang di pojok bawah
Dan
Tinggalkan jejak tentunyaaa
Lop yu semua
He he he he he
Maaf kalau masih ada typo
Aku masih usaha biar 👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren in love
Novela Juvenilmaaf jikalau banyak yang typo,maklumin . . . . . Ayra Irdina : cewek yang awalnya jauh banget dari islam tapi semenjak masuk pesantren sifatnya berubah total. Wajahnya yang cantik membuat banyak laki laki terpikat Fahmi Maulana : anak dari pemilik...