EPS 19

1.5K 100 1
                                    

"Ayra tunggu. Kamu bisa lebih menjaga kehormatanmu sebagai wanita?" tanya Gus Fahmi yang terselip nada marah.

"Ya? Aku selalu menjaganya kok"

"Jangan dengan mudah pamerkan atau membagikan nomormu pada laki laki yang bukan mahrom mu! Dan juga, jangan terlalu santai mengobrol dengan yang bukan mahrom mu, dijaga sedikit!" semua amarah Gus Fahmi mulai keluar. Sedari tadi ia menahan rasa aneh yang muncul di dadanya sejak Ayra mengobrol dengan siswa tersebut.

"Ayra nggak pernah merasa umbar wajah. Ayra melakukan itu supaya bisa menjaga diri sendiri. Maaf kalau Ayra kurang sopan. Ayra masuk dulu"

Ayra langsung melenggang pergi masuk ke mobil. Menghela nafas panjang. Ia cukup kaget dengan teguran Gus Fahmi. Mata yang sedari tadi menahan butir berlian, kini meluncur bebas menjelajah permukaan kulit pipi Ayra.

Tangannya mengepal kuat. Ia tak tau, apakah separah itu kesalahannya? Hatinya seketika mendung. Sesekali terselip rasa sesak di lubuk hatinya.

_PiL_

Gus Fahmi berjalan menuju tempat duduk yang berada dekat pohon. Langkahnya kian terasa berat. Rasa bersalah yang amat mengganggunya. Helaan nafas berat pun keluar dari mulutnya. Istighfar senantiasa membahasi bibirnya.

Gus Fahmi beranjak duduk dengan sedikit kasar. Telapak tangan kanan sudah mengepal kuat. Pikirannya kacau. Hatinya sesak. Rasa menyesal yang amat besar memenuhi pikirannya. Apakah minta maaf jalan yang baik? Hanya ide itu yang sekarang samar di otaknya.

Selang beberapa menit Ali membuka pintu mobil bagian depan. Mata yang awalnya tertuju pada botol air mineral kini beralih pada seorang remaja wanita perparas cantik yang tengah tertidur pulas.Dengan cepat Ali memalingkan wajahnya dan beristighfar. Ning Hasna tampak bingung melihat tangan Ali yang kososng, seharusnya sekarang terdapat air mineral yang masih disegel.

"Air mineralnya habis?" tanya Ning Hasna.

"Hah? Eh, enggak. Ada kok, tapi enak an minum di dalam mobil sambil duduk"

Ning Hasna hanya menampilkan ekspresi bingung mendengarkan penjelasan Ali. Tanpa bertanya lagi Ning Hasna langsung masuk ke dalam mobil.

_PiL_

Begitu sampai Pesantren, Ayra langsung menuju kamarnya tanpa basa basi. Hatinya sungguh kacau saat ini. Rasa bersalah, marah, sedih. Semua bercampur menjadi satu. Ia langsung merebahkan badannya ke kasur dengan sedikit kasar. Zahra yang melihat tingkah laku sahabatnya tersebut hanya bisa mengerutkan kening.

"Kenapa?" tanya Zahra mulai mendekat.

"Nggak. Capek aja kok" jawab Ayra dengan tetap menyembunyikan wajahnya.

"Kenapa?" tanya Zahra ulang.

"Nggakpapa"

"Beneran?"

"Iya"

"Beneran?" tanya Zahra seraya menaikkan kedua alisnya.

"Aku tadi dimarahin Gus Fahmi karna..." kalimat Ayra terpotong. Ia ragu untuk menceritakan kejadian tadi.

Zahra tetap setia mwnunggu lanjutan kalimat tersebut tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Ayra mulai menceritakan dengan wajah murung dan tetap menunduk. Sesekali Ayra mengubah nada bicaranya menjadi tinggi. Tentunyanya disertai dengan wajah sebalnya.

Cerita berakhir. Zahra menghembuskan nafas pelan seraya tersenyum. Ia menepuk pelan pundak kanan Ayra. Sedangkan Ayra hanya bisa memandang dengan wajah perpaduan antara sebal dan heran.

"Bisa saja Guse seperti itu karna khawatir. Tapi kamu malah marah" ucap Zahra yang langsung mampu mengubah ekspresi Ayra.

"Kata kata kamu memang sedikit kasar. Guse tidak mau kalau kamu mengeluarkan kata kata seperti itu." lanjut Zahra.

Ayra hanya bisa merenungkan perbuatannya. Hatinya masih dibuat jengkel karna bentakan tadi. Tapi setelah Ayra pikir pikir, ia juga salah.

_PiL_

Tak sengaja Ayra dan Zahra berpapasan dengan Fatimah. Seperti biasa, Ayra menyapanya dengan mengucapkan salam. Fatimahpun berbalik membalas salam.

"Kak Ayra tunggu" cegah Fatimah

"Ya?"

"Kak Ayra ada titipan surat dari Kak Fahmi. Katanya kalau sudah baca terserah mau dibalas atau tidak" ucap Fatimah seraya memberikan secarik amplop yang sedari tadi ia genggam.

"Oh, terimakasih" jawab Ayra singkat.

Okee

Jangan lupa bintangnya dan komen

Terimakasihh

Stay save ya semua

Pesantren in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang