12. Failure

2K 310 37
                                    

Kenapa kalau nungguin weekend itu lama banget dan ketemu hari senin itu cepet banget?!

Sabar, namanya juga hidup. Pasti ada aja ujiannya, pasti ada aja yang ngeselinnya, contohnya Pak Johnny.

Tiba-tiba gue disuruh ke ruangan dia, ga tau perihal apaan, awas aja kalau engga jelas.

"Oh, sudah datang?" tanya Pak Johnny pura-pura terkejut saat gue udah ada di ruangan dan tepatnya berdiri di hadapan dia.

"Penting ga, Pak? Kalau engga, saya mau balik kerja lagi."

"Kamu kaku banget kayak kanebo, sini duduk dulu, saya mau ngasih tau sesuatu," seru dia dan gue langsung aja duduk dihadapan dia.

"Gaji kamu bakal cair bulan ini."

"Bukannya emang harus cair ya, Pak?"

"Loh, kamu ga mau?"

"Maksud saya kan, sudah sewajarnya gitu, Pak, bukan perihal yang harus dikagetin."

"Bukan cuma itu, saya juga mau ngasih tau kalau-"

"Permisi, Pak," seru Yosi yang udah tiba di ruangan.

"Loh, kamu ga ketuk pintu dulu?"

"Maaf, Pak, saya lupa."

"Masa sopan santun dari kecil yang harus jadi kebiasaan, bisa kamu lupain gitu aja?" sahut Pak Johnny sarkasme.

"Ma-maaf, Pak."

"Ganggu orang lagi bicara aja, yaudah kamu duduk sini," seru Pak Johnny dan Yosi mulai duduk disamping gue.

"Ada apa kamu ke ruangan?" tanya Pak Johnny to the point kepada Yosi.

"Jadi, gini Pak, saya kan bulan ini, masa kontrak kerjanya bakal habis, jadi-"

"Jadi gimana? Tetep perpanjang, kan?" tanya Pak Johnny dan Yosi mulai menunduk.

Harusnya gue ga di sini, harusnya gue ga denger pembicaraan ini, harusnya gue keluar dari sini, kan?

"Pak, kayaknya saya harus keluar sebentar," sahut gue pelan dan Pak Johnny malah nyuruh gue untuk tetap duduk.

"Silahkan dilanjutkan," seru Pak Johnny ke Yosi dan Yosi mulai menarik nafasnya.

"Kayaknya saya ga bisa lanjut lagi deh, Pak."

"Kenapa?" tanya Pak Johnny cepat dan Yosi mulai menghela nafasnya.

"Soalnya ada perusahaan yang butuhin saya, gajinya juga lumayan, saya juga diperlakukan baik dan dapet fasilitas bagus di sana."

"Oh."

OH DOANG?!

"Dan saya udah mempertimbangkan, kalau saya lebih baik resign dari sini, Pak."

Kami semua mulai terdiam. Pak Johnny masih terdiam, Yosi dan gue mulai deg-degan. Pak Johnny sedang menggantungkan posisi Yosi di jurang neraka. Ibaratnya mau dilepas atau tetep mau ditarik dengan penawaran yang lebih baik dari Pak Johnny.

Entah mengapa, Yosi sangat berani mengambil jalan ini. Mana dia bohong, padahal dia belum dapet posisi apa-apa di luar sana, demi ngegas Pak Johnny biar menyejahterakan dia, sampai segininya dia berani.

"It's okay, no problem," sahut Pak Johnny santai.

"Rossi, jangan lupa upload lowongan di web perusahaan, kita open recruitment untuk posisi staf HRD yang baru."

JENG! JENG!

Takdir memang kejam.

Yosi dibuang mentah-mentah sama Pak Johnny. Seperti ga ada belas kasihan sama sekali, dia bilang begitu di depan Yosi, gue bisa nebak sekarang Yosi lagi mencak-mencak dalam hati.

Boss Johnny [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang