weird??

1.1K 11 0
                                    

Sesampainya di tempat kerja Cece langsung kabur masuk setelah mengucapkan selamat tinggal dengan Remi. Cece masuk dengan lewat pintu samping karena dilihat sepertinya pengunjung sudah ada yang masuk ke toko, dan itu artinya dia terlambat. Cece terlambat karena Remi mengajaknya ke suatu tempat kenangan mereka.

#flashback#

“loh? Rem? Kenapa kita belok kekiri? Kan mestinya kita belok ke kanan?”

Remi tidak menanggapi perkataan Cece dia hanya tersenyum.  Ih aneh  ga akaya biasannya si Reni kaya begini pasti ada apa-apanya nih batin Cece.

“jangan beranggapan buruk tentang aku Ce” kata Remi masih pandangan ke depan.Cece kaget saat Remi  ngomong kaya begitu  “eh, koq kamu bisa tau apa yang aku pikirin? Jangan – jangan selama ini kamu bisa baca pikiran aku yah?” kataku curiga.

“hehehe.. dasar bocah, aku tuh ga bisa ngebaca pikiran kamu tapi aku bisa ngebaca tingkah laku kamu. aku tanya memangnya kita udah berapa lama deket? Aku bukan orang baru bagi kamu. Saat kamu mengerukan kedua alismu dan menatapku kosong brti kamu berpikir aku aneh” kata Remi menjelaskan.

“bener jga yah kamu. Brati kamu tau sekarang lagi mikirin apa?” kata Cece mencoba bener apa tidak perkataan Remi tentangnnya. Cece sedang membayangkan pantai  yang sekarang mereka tuju sambil menutup matanya seolah-olah ada angin pantai yang meniup wajahnya.  Awalnya remi sempat ragu dengan jawabannya saat melihat ekpresi Cece tapi semakin dilihat lagi. “pasti kamu lagi memikirkan pantai kenangan kita kan?” tebak Remi.

Cece terbangundari khayalannya dan terkejut dengan pernyataan Remi yang benar. “benar kan? Setiap kamu ngebayangin pantai itu matamu tertutup seakan merasakan angin pantai menerpa wajahmu yang cantik itu” kata Remi. “What?! What you say?” kata Cece meyakinkan perkataan Remi yangs didengarnya. “hah? yang mana?” kata Remi pura2 bego. “yang terakhir. Coba bilang sekali lagi aku apa? Cantik? Ga salah kamu?” kata Cece sambilmengunggang2  lengan kan Remi  agar dia mau berbicara jujur.

“memang kenapa kalo aku bilang kamu cantik? Salah?” kata Remi dengan senyum jahilnya. “bu..bukan gitu” kata Cece salting. “lalu? Kenapa? Jangan2 kamu suka ama aku yah?” kata Remi jahil. Walaupun diluar Remi ngomong kaya gitu becanda tetapi, didalam hati sangat senang. “heh? Suka ama kamu? Ga salah? Aku udah menganggap kamu sbg My Best Big Brother. Dan ga da yg bisa ngegantiin kamu ditempat itu” kata Cece dengan percaya diri. Cittt... suara gesekan ban mobil yang berhenti sangat keras terdengar.

“kenapa berhenti?” kata Cece bingung. Remi memberhentikan mobilnya dan memmandang Cece. “hah? maksud kamu cuman menanggap aku your big best brother apa?” kata Remi. Ada rasa kecewa dalam nada bicaranya. Tetapi Cece tak tau mengapa. “yaiyalah kamukan selalu ngejaga aku, memperingatkanku, dan segalanya kamu lakukan untukku. Kamu udah jadi pengganti  dad, pop, and mom disaat mereka semua tidak ada disisiku” kata Cece dengan wajah wajah yang berbinar-binar. “are you sure about that? Enggak lebih?” kata Remi masih belum percaya dengan perkataan Cece. “nope” kata  cece dan diikuti kepalanya yang menggeleng2.

Jadi selama ini kamu Cuma mengangap aku sebagai brothermu gitu? Miris sekali nasibku, cita bertepuk sebelah tangan.  Batin Remi

“hey, Remi! Sampai kapan kita disini?” kenapa tampang kau begitu? Ayo putar balik. Aku ingin berkerja, jika terlambat aku bisa mati dimarahi oleh bos baru yang sombong itu,” kata Cece membuyarkan lamunan Remi. “nanti aja kita berkerjanya. Mungkin kita perlu bolos untuk hari ini” kata Remi tak acuh. “hah? apa kau bilang bolos? Kau yang mengajarkanku untuk tak boleh bolos. Sekarang kenapa kau yang mengajurkan kalo kita harus bolos sekang?” kata Cece sambil mengerucutkan bibirnya. “aku banyak pikiran sebaiknya kita kepantai sejenak untuk mengusir penat” kata Remi.

“ayolah Remi. Kenapa kau jadi begini? Apa ada perkataanku yang menyinggung kamu?” kata Remi menguncang2 Remi. Remi tidak menanggapi perkataan Cece dan melajukan mobil menuju pantai. “Remi.. putar balik.. aku pengen kerja” rengek Cece. Remi tetap tidak menanggapinya. “ oke! kalo gitu berhenti disini. Aku turun dan pergi naik taksi. Terserah, kamu mau kepantai ngapain, mau jungkir balik juga boleh!” kata Cece melipat tangannya didepan dda dan mengembungkan pipinya. Remi masih belum menganggapi perkataan Cece itu. “Remi! Sekarang aku benar2 marah sama kamu! Turunin akuu kalo kamu tetep mau ke pantai!” kata Cece mengancam. Masih belum ada respon. “fine! If that what you want!” kata Cece mengambil ancang2 membuka pintu. “kamu ga bisa keluar. Aku udah kunci otomatis” kata Remi dengan nada yang dingin.

“oiya? Benarkah itu? Aku bisa keluar dari jendela kalo gitu” kata Cece sambil menurunkan kaca jendela. Dan mengambil ancang2 keluar dari kaca saat sudah terbuka banyak. Remi berusahan menahan jendela itu agar tidak turun tetapi, Remi kalah cepat dengan Cece dan sekan hampir setengah badannya keluar. “CECE! Jangan bertindak konyol! Masuk kedalam!” kata remi menepikan laju mobil dan menarik badan Cece agar masuk lagi kemobil. “ kalo gitu putar balik. Aku ingin kerja” kata Cece. Akhirnya Remi pun mengalah.

#flashback end#

Cece’s POV

“Gimana rasanya pacaran pagi2 sampai telat masuk dan jam menujukan hapir jam makan siang?”  suara berat itu mengagetkanku. “apa kau mau makan gaji buta? Kau taukan selam liburan kau berkerja disini bukan part time, but full time! Bagaimana kau bisa masuk jam segini!” suara berat itu mengeluarkan aura yang tidak enak. “maaf, tadi ada urusan sedikit” kataku tidak berani memandang mata birunya yang sedang marah.

“enak yah? Yang lain pada kerja kau berusah bolos bersama pacar serigalamu itu ke pantai” kata Cody. What? Tau darimana aku mau kepantai? Apa yang dikatakan Remi benar? Jika kelakuanku mudah ditebak? Tapi aku tidak melakukan ssesuatu yang menandakan bahwa aku ke pantai di depan Cody.

“tak usah memandangku seperti orang tolol! Cepat masuk dan sediakan kopi untuk pelanggan. Hari ini sepertinya akan ramai” kata Cody lalu berberjalan melalui aku untuk kedepan cafe. Aku diam sejenak seperti orang yang kehilangan akal, jika         Marrisa tidak memanggilku. “hey, kenapa kau benngong disama? Cepat bantu kami. Sekarang toko sedang penuh” kata Marrisa dengan semangat.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maaf yah untuk yang menunggu story saya... Kmren ada UTS plus tugas banyak bngrt.. jdi smua elektronik pnyaku disita.

OKE DEH. THIS STORY FOR U..

ENJOY READ THIS.

C U NEXT TIME..

-XO Cindy 

Light Up In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang