Angel pov.
Aku menatap Andre kesal "Bang, Berisik!"
Dari Rumah menuju sekolah Andre tak henti-hentinya menyinggung penampilanku. Bahkan pemuda itu sempat memutar arah mobil kembali menuju rumah untuk merubah kembali penampilanku, gilak bukan? Aku saja menyukainya, terlihat sederhana itu menyenangkan.
"Abang gak mau yah kalo dengar disana kamu dibully!" Andre menatap tajam jalan dihadapannya.
Untuk kesekian kalinya aku kembali menghela napas "Abang tenang aja, kan ada Om Iwan? Angel pasti bakal baik-baik aja kok." Aku berusaha meyakinkan Andre agar Abangku itu tidak kembali melakukan hal konyolnya.
SMA Cendrawasih adalah SMA milik Omku Iwan, aku bersyukur karena arah sekolah Omku sama dengan arah kampus Andre.
Andre memberhentikan mobil "Janji? Abang gak bakal segan-segan bolos kelas hanya ingin bawah kamu pulang." Aku bergidik ngeri ketika tatapan Abangku itu menatapku tajam namun aku tersenyum karena aku tau Andre pasti sangat khawatir denganku atau lebih tepatnya dengan penampilanku yang cupu ini, yah itu mungkin?
Aku mengangguk mengangkat jari kelingkingku, itu adalah cara kami ketika sedang ingin berjanji. Dan jari kelingking Andre mengait dijari kelingkingku "Angel berjanji gak akan bikin abangku yang unyu-unyu kembaran tuyul ini khawatir." Cengirku ketika melihat Andre menatapku semakin tajam.
"Awas kam--"
Aku segera turun dari mobil tak ingin mendengar lagi ancaman Andre yang hanya akan membuang-buang waktu. Tatapanku menatap gedung sekolah yang berdiri beberapa meter dihadapanku, meneguk salivaku kuat, dari luar aku bisa melihat halaman sekolah yang begitu luas.
Aku menatap kebelakang ingin meminta Andre mengantarku menuju ruang kepala sekolah namun yang aku dapati mobil berwarna merah itu sudah melaju meninggalkanku sendirian bak orang gila dipinggir jalan.
"Dasar Jantan." Aku mendengus kesal dan melangkah menuju gerbang sekolah yang ditutup tanda bahwa saat ini kegiatan mengajar belajar sedang di lakukan.
Aku menatap kanan dan kiri berusaha mencari guru atau satpam yang sedang berlalu lalang dihalaman sekolah.
"Neng Angel yah?" seorang Satpam datang dan membuka pintu gerbang ketika melihatku mengangguk.
"Udah ditungguin sama Bapak Iwan." Lanjut Satpam itu.
Aku mengangguk dan tersenyum "Makasih pak."
Satpam itu mengangguk dan aku segera pergi menuju kearah seorang pria berumur yang sedang menatapku dikoridor kelas.
"Tadi Andre nelfon Om, suruh Om nungguin kamu." Ujar Om Iwan.
Aku menggelengkan kepala tak habis pikir dengan Abangku itu "Terus Om kenapa malah mau ngikutin kemauan Andre sih? Jadi kaya kedengaran Durhaka aja tuh anak." Aku kesal, tingkah Abangku yang satu ini benar-benar membuatku ingin menceramahinya 24 jam nonstop.
Om Iwan terkekeh "Gak papa, lagian juga Om gak mau keponakan Om tersesat hanya karna mau nyari ruangan kepala sekolah."
Aku menggembungkan pipiku membuat Om Iwan tertawa "Kamu yah gak berubah-ubah." Om Iwan menepuk pelan kepalaku.
"Om bakal perhatiin kamu dari jauh, soalnya disini banyak aksi membully apalagi melihat cara berpakain kamu membuat Om gak bisa lihat kamu disiksa sama anak-anak nakal itu." Lanjut Om Iwan.
Aku menganggukkan kepalaku "Dulu disekolah Angel juga begitu, disemua sekolah selalu ada yang namanya Bullying Om." Aku tersenyum "Om gak usah khawatir kan Angel kuat?" Berusaha menyakinkan Om Iwan.
"Yaudah, sekarang kita kekelas kamu Om yang anterin." Aku mengangguk dan mengikuti Om Iwan yang sudah berjalan terlebih dahulu didepanku.
=¤=¤=
Setelah berjalan mengikuti Om Iwan, langkahku berhenti ketika Om Iwan menghadap pintu berchat Coklat gelap, tatapanku teralihkan ketika melihat nama kelas diatas pintu 'XI MIPA B'
Om Iwan mengetuk pintu kelas dan memperlihatkan seorang wanita berumur menatap Om Iwan dan juga aku secara bergantian.
"Ini Angel keponakanku, murid baru yang akan berada didalam kelasmu, Cit."
Aku tersenyum ramah ketika tatapan Wanita itu kembali mengarah kepadaku "Baiklah, Angel ayo masuk." Wanita itu tersenyum dan kembali masuk kedalam kelas.
Aku menatap Om Iwan dan menyalimnya "Angel mau masuk dulu Om." Ucapku seramah mungkin dan diangguki Om Iwan.
Aku melangkah masuk membuat kelas yang tadinya berisik menjadi diam bahkan bulu kudukku berdiri merasakan aura mencekam dari dalam kelas.
Aku meneguk salivaku kasar, memegang tali tasku kuat dan menatap pasang mata yang sedang menatapku, menunggu aku bersuara!
Kamu pasti bisa, ngel! Semangatku dalam hati.
"Hallo, namaku Ananda Angelia biasa dipanggil Angel senang bertemu dengan kalian semua." Sapaku kikuk, ayolah ini benar-benar memalukkan apalagi melihat mereka yang menatapku dongkol membuat aku ingin segera pergi dari dalam kelas.
"Baiklah Angel, kamu silahkan duduk disamping Celia." Ucap Bu Citra mencairkan suasana kelas.
Aku menatap mereka satu persatu hingga seorang gadis mengangkat tangannya sambil tersenyum kearahku. Aku tersenyum kearahnya dan berjalan menuju kursi disamping gadis itu.
"Namaku Celia Putri, seperti kata Bu Citra tadi aku biasa dipanggil Celia." Tangan gadis itu terulur membuatku membalasnya dan tersenyum.
"Aku Ananda Angelia panggil aja Angel, salam kenal."
Dan selanjutnya kami kembali melakukan aktivitas belajar yang sempat tertunda.
=¤=¤=
TBC
Kalo lagi ada waktu aku bakal up 2 kali dalam sehari, mau nggak?
Terus support aku yah, biar nulisnya gak kandas-kandas lagi:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah jadi Luka
Teen FictionFastUpload!! Design Vector by @Keyitsyoun Angel mengerutkan keningnya "Mengapa dia berada disini?" Tangan gadis itu perlahan memijit pelipisnya, menatap pemuda yang beberapa meter berdiri di pintu kantin. "Apa yang akan takdir lakukan kepadaku lagi...