Jadi disini siapa yang
Sedang dipermainkan
Oleh takdir?- Febriansyah Putra -
Rian pov.
Aku menatap malas berita yang sedang disiarkan oleh TV dihadapanku. Menatap sekeliling rumah besarku yang hanya ditempati oleh dua orang--aku dan juga Bi Wati.
Aku mengganti siaran TV berusaha mencari channel yang mungkin saja bisa menarik perhatianku? Namun yang aku dapati malah sesuatu yang membuatku semakin kesal.
Apa itu? Aku memang mengganti siaran TV tapi seakan-akan yang ada dilayar TV itu adalah seorang gadis yang hari ini membuatku pusing, otakku terus menerus memperlihatkan gadis itu yang menatapku lekat ketika diperpustakaan.
Yah, aku mengakui bahwa aku menyukai warna mata hazel gadis itu, tapi ingat mata bukan diri gadis itu! Pikiranku terus melayang ketika tatapanku yang tak sengaja menatap nama lengkapku yang tertera dengan jelas dibuka gadis itu.
Aku mendengus kesal, mematikkan TV dan berjalan menuju lantai dua. Jika malam begini Bi Wati pasti sudah pulang jadi tinggal-lah aku sendiri didalam rumah besar ini.
Aku menatap pintu kamar yang bertulisan superhero yang berada tepat disamping pintu kamarku, lagi dan lagi kejadian yang tak seharusnya aku ingat kembali teringat.
Tanganku terulur ingin membuka kamar itu, namun terhenti ketika ponsel yang berada digenggamanku bergetar membuatku harus mengangkatnya.
"...."
"Apaan?"
"....."
"Gak!"
"....."
"Hm."
"....."
Aku mendengus belum sempat mengeluarkan protes namun Agan lebih memilih mematikan panggilan secara sepihak. Sahabatku itu menelponku hanya untuk meminta izin menginap dirumahku bersama si-kembar.
Aku menatap senduh kearah pintu itu. Namun sekelebat kejadian demi kejadian terus terputar diotakku, membuatku semakin haus akan membalaskan dendam.
Dadaku naik turun, tanganku mengepal menahan amarah.
"Sialan." Umpatku ketika mengingat kejadian yang membuat kedua orang tuaku berpisah.
Aku menunduk lesuh tepat dihadapan pintu itu, perlahan air mataku keluar begitu saja, semua kejadian terus berputar sepeti halnya kaset rusak diotakku.
Menarik rambutku dengan frustasi. Mengapa takdir menarik semua kebahagianku? Kenapa semua yang aku sayangi perlahan pergi menjauh dari diriku? Sebegitu hinanya kah aku?
Dalam diam aku menangis, inilah aku nampak diluar kuat namun ketika didalam hancur berkeping-keping. Aku membenci semua hal yang mengenai dengan Cinta! Ingatkan padaku untuk tidak pernah jatuh cinta kepada siapapun itu! Cinta adalah awal keluargaku hancur!
Aku berteriak frustasi, rambutku semakinku tarik ketika melihat dengan jelas foto seseorang yang membuat keluargaku hancur.
"Aku membencimu!"
Aku menendang semua benda yang berada dijangkauan kakiku. Sempat terpikirkan olehku untuk menjual rumah ini namun mengingat Papaku yang sampai sekarang tak ingin menjual rumah ini membuatku harus mengurungkan niatku.
Aku menutup mataku berusaha mengontrol deru napasku yang semakin lama semakin memburu, tatapanku kembali menatap foto keluarga besar yang sedang tersenyum lepas tanpa adanya beban.
Aku kembali menangis, sesakit ini kah kehidupan yang aku alami? Segitu rumitnya masalah yang keluargaku timpa selama 4 tahun ini? Jika tau bahwa alur takdirku akan begini aku akan lebih memilih untuk tidak terlahir didunia atau tidak aku akan memilih untuk tidak lahir di janin keluarga Regayo!
Aku tersenyum kecut. Sekelebat ingatan tentang gadis yang aku temui diperpustakaan membuatku mengerutkan keningku.
Putra? Aku mengingat gadis itu beberapa kali menyebut nama orang yang sudah dari 4 tahun ini tidak lagi aku dengar.
Seperti sebuah puzzle aku kembali menyatukan beberapa ingatanku tentang gadis itu. Dimulai dari namaku yang berada didalam buku gadis itu buku yang aku pastikan adalah sebuah diary gadis itu setelah itu ia yang beberapa kali menyebut kata Putra.
Kamu kembali dengan segala perubahan, pertemuan yang begitu mengejutkan bagiku. Oh apa kah kamu masih mengingatku?
Melihat dari caramu menatapku membuat hatiku sakit seharusnya aku yang melakukan hal itu bukan malah sebaliknya.
Aku berusaha memahami maksud tulisan gadis itu. Perubahan? Pertemuan? Mengingat? Oke, Pertama aku memang merubah sifatku yang dulunya sama seperti si-kembar tapi kini berganti cuek dan dingin sejak kejadian 4 tahun lalu, Kedua aku tidak paham dengan maksud gadis itu yang menuliskan pertemuan yang begitu mengejutkan bagiku? What the f*ck! ketiga, setelah dipikir-pikir aku tak memiliki teman cewek!
Untuk paragraf kedua, apa maksud gadis itu tatapanku ketika dikantin? Akh, memikirkan semua ini samakin membuat kepalaku pusing saja.
Terlalu banyak pertanyaan yang terus menghantuiku apalagi sejak kedatangan gadis itu membuatku merasa bahwa aku akan mengalami musibah besar.
Aku menatap Vas bunga kesayangan bundaku yang sudah picah karena ulahku. Menatap kakiku yang berdarah karena terkena serpihan kaca.
Aku menghela napas dan melanjutkan membuka pintu kamarku.
"Oh, murid pindahan."
Badanku menegang ucapan Jevon ketika dikantin tiba-tiba saja melintas dipikiranku.
Seperti mendapat pencerahan aku langsung saja menyusun beberapa kata yang terus menghantui pikiranku.
Nama lengkap, Putra dan juga seorang Siswi Pindahan dan dalam satu kali kesimpulan membuatku paham akan semuanya, semua maksud gadis itu.
"Murid pindahan ya." Ucapku diseringai senyuman licik.
=¤=¤=
TBC
Jangan lukai Angel yah!
Awas kamu Rian:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Resah jadi Luka
Teen FictionFastUpload!! Design Vector by @Keyitsyoun Angel mengerutkan keningnya "Mengapa dia berada disini?" Tangan gadis itu perlahan memijit pelipisnya, menatap pemuda yang beberapa meter berdiri di pintu kantin. "Apa yang akan takdir lakukan kepadaku lagi...