Saat ini Ana sekeluarga sedang berada di ruang keluarga. Mereka bercengkerama dan sesekali tertawa karena mendengar lelucon dari Irham.
"Ana ayah mau bicara dengan kamu" kata Danar
Seketika semua pandangan tertuju pada Danar.
"ada apa Yah? Kok kayak serius gitu?" tanya Ana.
"tapi kamu jangan marah ya" kata Danar dan di angguki Ana.
"katanya mereka udah balik ke Indonesia beberapa hari yang lalu dan mereka sekolah di BHS dan itu artinya mereka satu sekolah sama kamu. Kamu udah ketemu sama mereka?" tanya Danar perlahan
"sudah Yah" kata Ana
"kamu masih benci sama mereka?" tanya Danar
"iya Yah Ana benci, Ana kecewa sama mereka, Ana nyesel dilahirin dari keluarga itu" kata Ana yang matanya mulai berkaca-kaca.
"ssttt nggak boleh ngomong gitu. Biar bagaimanapun mereka keluarga kamu, keluarga kandung kamu. Kalau nggak ada mereka, kamu nggak bakalan ada di dunia ini, kamu nggak bakal bisa menghirup udara di muka bumi ini, kamu nggak bakalan bisa melihat betapa indahnya dunia ini dan kalau mereka nggak ada mungkin kita tidak bisa seperti sekarang ini" kata Danar
"iya Ana kamu nggak boleh ngomong gitu. Sebenarnya bunda juga kecewa bahkan sempat benci ke keluarga kamu karena telah menyia-nyiakan berlian seperti kamu, tetapi di balik kekecewaan bunda, bunda berterimakasih ke keluarga kamu, karena mereka telah menyia-nyiakan berlian seperti kamu, kita bisa ketemu dan menjadi keluarga, ayah dan bunda jadi punya princess, dan Rizal dan Irham punya adek cewek yang cantik dan baik hati seperti kamu" kata Leta dengan mengusap punggung Ana yang sudah menangis.
"tapi Yah, Bun, Ana masih sangat sangat dan sangat benci sama mereka. Ana nggak bisa lupa sama apa yang telah mereka perbuat ke Ana. Mana ada orang tua yang menuduh anaknya hanya dengan melihat kejadian itu sekilas tidak mau mencari tau akarnya, bahkan Dad- shit maksud Ana si tuan Maxim terhormat itu menampar anaknya sendiri. Bahkan orang yang ngelahirin Ana pun ikut membentak Ana hiks harapan Ana cuman ke abang dan twins Ana tapi apa? Hiks hiks mereka juga sama, nggak percaya sama Ana, mereka bilang mereka nggak mau punya adik kayak Ana hiks mereka nggak mau punya keluarga kayak Ana hiks hiks sakit Yah, Bun" kata Ana sambil menangis tersedu-sedu.
"udah Na jangan nangis ada kita disini. Gue, bang Rizal, ayah dan bunda ada sama lo. Mereka emang keterlakuan udah ngebuang berlian demi sampah" kata Irham sambil memeluk Ana.
"kamu mau kan maafin mereka?" tanya Danar kepada Ana.
"maaf Yah, saat ini Ana belum bisa. Masa lalu itu masih tersimpan dengan baik di otak Ana dan susah untuk di lupakan" kata Ana
"ya sudah mungkin kamu perlu waktu untuk ini" kata Leta
"udah jangan nangis terus nanti tambah jelek" kata Rizal berniat untuk menghibur Ana.
"iihhhh abang mahh" kata Ana sambil mengerucutkan bibirnya
"udah-udah, Rizal jangan cari masalah sama adek kamu. Sebaiknya kalian pergi tidur, ini sudah hampir larut, besok kalian sekolah" kata Leta
"siap bunda" kata Rizal, Irham dan Ana dengan serempak.
Sebelum mereka naik ke kamar masing-masing, mereka mencium pipi kedua orang tua mereka.
⏳⏳⏳
Flashback on
Seorang anak kecil yang sedang bermain di taman belakang rumahnya, dia adalah Ana. Saat Ana kecil sedang bermain-main sendiri, ia tidak sengaja mendengar suara jeritan dari kamar omanya. Karena penasaran ia segera menuju ke kamar omanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone?!
Teen FictionSeorang gadis cantik yang memiliki begitu banyak rahasia, berparas bagai dewi yunani dan disukai oleh banyak orang. Tapi siapa sangka gadis ini tumbuh dewasa dengan masa lalu yang begitu kelam yang diakibatkan oleh orang yang paling ia sayangi?! p...