01° Rumor yang tersebar

2.7K 456 43
                                    

     Pagi hari itu lapangan SMA Antariksa dipenuhi oleh para murid yang sedang upacara bendera.

Disaat sampai pada bagian pengumuman, sebuah nama yang tidak asing lagi-lagi disebutkan berurutan dengan prestasi yang kali ini ia capai.

Seorang lelaki dengan pipi chubby yang dihiasi dimple manis di kedua sisinya itu hanya mampu tersenyum sambil bertepuk tangan. Ia berdiri di barisan paling depan dengan seragam putih abu-abu yang rapih dan lengkap.

"Jef, gua nyampe bosen sendiri liat dia maju ke depan." kata teman si lelaki dimple yang dipanggil Jef itu.

"Gua juga nyampe bosen denger lu ngeluh itu setiap dia maju." balasnya acuh.

Matanya itu kini terpaku pada objek di depan sana. Itu adalah Jessie Khairina Mavheen, si gadis dengan segudang prestasi. Selain pintar, tidak dapat dipungkiri bahwa ia juga memiliki wajah yang sangat cantik dan mempesona.

Jessie tersenyum sambil menerima piala serta piagam dari kepala sekolah. Sangat manis hingga membuat kubu kanan berteriak histeris seperti kesetanan.

"JESSIE CANTIK, AKU CINTA KAMUU!"

Suara itu benar-benar nyaring terdengar bahkan kepala sekolah pun langsung mengambil mic dan berkata, "Itu siapa yang teriak? Maju ke depan!"

"SI KOPI HIDEUNG PAK!" Teriak teman-temannya.

Dan seorang lelaki berkulit tan pun didorong maju hingga membuatnya jatuh tersungkur di depan lapangan. Tapi dengan pedenya ia berdiri lalu maju ke hadapan kepala sekolah.

"Kamu lagi, kamu lagi..."

"Hai Jes!" Ia malah menyapa Jessie yang berdiri di belakang kepala sekolah.

Jessie hanya memasang wajah datarnya. Dan si lelaki dimple yang memiliki nama Elvano Jeffrey Adhitama di name tag-nya itu menggerinyit heran. Kenapa rasanya hari ini Jessie sangat dingin ya?

Bukannya apa, gadis itu sangat terkenal dengan keramahannya. Bahkan pada orang yang tak ia kenal pun dirinya tidak akan segan menampilkan senyuman manisnya serta sapaan yang mampu membuat jiwa melebur.


***

Selesai upacara, Jeffrey pergi ke kantin untuk membeli minum bersama temannya yang tadi berdiri disampingnya saat upacara, yaitu Johnny Andrean Sinaga.

Dan kini mereka sedang duduk di bangku pojok dengan dua buah gelas minuman di meja hadapan mereka.

"Gua pernah mikir—

"Gua kira lu gapunya otak buat mikir Jon" sela Jeffrey seenak jidat.

"Shit, dengerin dulu!" Hardik si pemuda bermarga Sinaga itu.

"Hm."

"Kalau seandainya gua kaya si Jessie, pasti enak banget kan ya? Gak perlu khawatirin tentang SBMPTN karena punya banyak prestasi bahkan mungkin nanti malah kampusnya yang nyamperin dia duluan," Ujar Johnny sambil mengaduk minumannya dengan sedotan.

Jeffrey terkekeh, "Pikiran lu pendek banget, dia kaya gitu juga karena udah berusaha keras. Lah elu? Cuma ngomentarin terus bilang 'enak ya jadi dia' tanpa ada usaha, kerjaan lu kan tiap harinya cuma garuk-garuk si jojon."

"Bangsat, gua gini-gini juara satu olimpiade matematika ya!" Kata Johnny, tidak terima dengan ucapan Jeffrey.

"Nilai MTK lu aja kaya bentuk telinga monyet."

amerta :: jaesoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang