08° Awan gelap untuk sang cerah

1.1K 267 64
                                    

Siang kala itu bumi bermandikan air hujan yang diturunkan oleh sang langit, dan Jeffrey menghabiskan waktunya untuk menatap gadis yang tengah berlarian di lapanganㅡmengejar bola bersama dengan kawan sekelasnya.

Meski tubuh itu adalah milik gadisnya, Jeffrey tak dapat mengenalinya sebagai sosok yang selalu ia pandang dengan tatapan kagum dan penuh cinta.

Jessie ... dan Jisoo.

Mereka jelas berbeda.

Jessie tidak menyukai hujan, namun Jisoo kelihatannya sangat senang ketika berada dibawah guyurannya.

Jessie lebih suka membaca buku dan menggambar pola pakaian, dan Jisoo lebih suka beraktivitas di luar ruangan.

Jessie menahan semua perasaan di hatinya, sedangkan Jisoo lebih lepasㅡia akan marah jika memang dirinya merasa marahㅡtidak begitu peduli pada pandangan orang-orang.

Melihat perbedaan keduanya, pertanyaan yang sama pun selalu terlintas dalam benak Jeffrey.

"Jessie ada dimana?"

"Dia kenapa belum juga kembali?"

Karena sungguh, meskipun raga Jessie ada dihadapannya, tidak bisa dipungkiri bahwa semuanya terasa berbeda.

Ia merasa frustasi, sungguh.

Terakhir kali ia bertemu dengan Jessie, gadis itu menangis keras dan memintanya untuk tetap tinggal. Namun, malah ia juga yang pergi.

"Wait, bro ... itu Jessie?"

Jeffrey menoleh, mendapati Jhonny bertanya dengan wajah tak percayanya.

Kelihatan berlebihan memang, tapi jika pemandangan yang Jhonny lihat adalah seorang Jessie yang sedang menendang teman sekelasnya lalu tertawa keras itu jelas tidak dapat dikatakan berlebihan.

Wajar saja, Jessie bukan orang yang suka melakukan kekerasan fisik meskipun dalam konteks bercanda pada orang terdekatnya.

Gadis itu sangat tenang, kalau kalian lupa.

"Iya, kenapa?" Tanya Jeffrey balik.

"Aneh aja, sejak kapan dia suka bercanda sampe kaya gitu?"

Entahlah ... Jeffrey harus bersyukur atau tidak akan hal itu.

Melihat Jessie yang tertawa keras dan menampilkan wajah bahagianya itu terlihat lebih baik dibandingkan wajah pura-pura bahagianya.

"Jon.."

"Paan?"

"Gua harus seneng atau sedih?"

Jhonny menggerinyit heran, "kenapa harus sedih kalau lu bisa seneng??"

Jeffrey terkekeh pelan. Ia sudah gila sepertinya.

"Temen guaㅡ

Awal cerita Jeffrey itu terpotong oleh suara Jhonny yang hendak menjadi pendengarnya, "liat Jef, apa lu gak bisa liat perubahannya?"

amerta :: jaesoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang