06° Kilas balik dan keraguan sang Adhitama

1.3K 311 48
                                    

Jeffrey selalu menjadi pendengar yang baik bagi Jessie, rasanya sudah ribuan kali gadis itu mengeluh padanya dan berakhir pada pelukan hangatnya.

"Aku enggak guna Jef!"

Begitu kata Jessie, lalu rentetan kalimat lainnya ikut di belakangnya bersamaan dengan air mata yang mengalir dengan sesaknya.

"Kamu udah lakuin yang terbaik." Jawaban Jeffrey yang selalu sama.

Sebab menjadi kekasih seorang Jessie yang ambisius, Jeffrey harus mengerti bahwa hubungan mereka tidak akan sama seperti milik orang lain. Ia harus mengerti, mengerti, dan mengerti.

Hingga kini ia mencapai titik puncak rasa sabarnya. Dirinya yang mencintai kebebasan dan kebahagiaan itu kini mulai tidak mengerti pada pikiran Jessie yang selama ini selalu coba ia pahami. Karena bagaimana mungkin ketika ada banyak pilihan di dunia ini, gadis itu malah memilih menyiksa diri sendiri dengan ribuan ambisinya?

Hidup Jessie terlalu kaku untuk Jeffrey yang santai. Lelaki itu kini benar-benar merasakan perbedaannya.

Sebab disaat dirinya mengharapkan Jessie datang ke acara turnamen basketnya, gadis itu malah memilih untuk mengurung diri di ruang latihan ; yang mana esoknya ia langsung pergi ke Beijing untuk mengikuti sebuah kompetisi tanpa mengabarinya.

Lalu ketika tengah malam gadis itu menelponnya dan mengatakan ia ragu pada dirinya.

"Aku takut Van ... Takut kalau usahaku kurang dan berakhir gagal kaya kemarin."

Jessie mengutarakan kegundahannya, tanpa menanyakan kondisi Jeffrey sama sekali. Padahal saat itu tim Jeffrey kalah dalam turnamen, dan ia sebagai kapten kena hukuman skorsing oleh Sir Edward karena banyak melamun ketika bertanding sebab memikirkan Jessie yang tidak datang ke acara turnamennya.

Selama ini, Jessie lebih banyak menerima perhatian dibandingkan Jeffrey. Kondisi hati Jeffrey tidak baik-baik saja saat itu, ia juga menginginkan perhatian dari sang kekasih. Sangat ingin, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke arena balap ; tempatnya melepas stress.

Malam itu, seorang Elvano Jeffrey Adhitama menggila dan kembali pada dirinya yang dulu sebelum Jessie datang kedalam hidupnya.

Saat menunggangi motor balapnya yang beberapa bulan ini menganggur di garasi, memorinya malah berputar pada masa lalu atau lebih tepatnya pada masa dimana ia dipertemukan dengan sang Mavheen.

***

Kala itu Jeffrey tengah asyik menyantap makan siangnya di tribun basket seorang diri, sebab ia malas bergabung dengan kawannya yang selalu saja membicarakan anak perempuan bernama seperti teman Woody di serial Toy Story ; Jessie.

Ia heran, apa menariknya gadis itu?. Rasanya sama saja seperti gadis yang seringkali ia temui di pertemuan keluarga terpandang yang selalu ia hadiri karena dipaksa oleh sang ayah, yaitu angkuh dan munafik.

Jeffrey tidak bermaksud untuk memukul sama rata, tapi memang kenyataannya begitu.

Dirinya menghentikan kunyahan di mulutnya disaat melihat seorang gadis masuk kedalam lapangan indoor sambil membawa buku dan sebuah tas kecil berwarna ungu.

amerta :: jaesoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang