9

22 7 0
                                    

Part ini bakal lebih panjang dari biasanya. Jangan lupa vote dulu ya!! Bantu koreksi juga ya🙏😘

Selamat membaca!

🍁🍁🍁

🌿Alisha Damara🌿

Pagi ini aku akan berangkat ke sekolah bareng Sera. Lalu aku pamit ke bunda dan ayah untuk pergi berangkat.

"Lah? Katanya mau berangkat bareng Sera, Kak?" Aku cukup paham dengan ayah yang bertanya seperti itu.

"Iya, yah. Kali ini Ara yang ke rumah Sera."

"Ohh, yaudah hati-hati. Ngga usah ngebut." Peringat ayah untukku.

"Iya, yah. Ara pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam" jawab ayah yang masih cukup terdengar olehku saat aku sudah sampai dibibir jalan.

Nah, itu Sera. Dia sudah terlihat sangat siap dan semangat hari ini dengan menenteng helm ditangan kanannya. Ketika melihat kedatanganku dia tersenyum sumringah dan menyapaku.

"Pagi, Ara."

"Lo terlihat sangat antusias hari ini, Ser." Ucapku terkekeh.

"Iya dong. Setiap pagi itu harus selalu semangat, Ra."

"Iya deh serah-serah si Sera"

"Idiih, dibilangin juga" ucapnya kemudian naik ke motorku.

"Kita lewat sana aja ya, Ser. Gue males puter balik. Kejauhan juga ke jalan raya." Ucapku sebelum menjalankan motor kesayanganku ini.

"Malesan dih. Ya deh serah-serah temennya Sera." Ujarnya dengan tawa.

"Dih ikut-ikutan. Ga kreatif lo" jawabku yang mulai melajukan motor sembari ikut tertawa dengan Sera.

🍁🍁🍁

Berjalan menelusuri koridor sendirian membuatku sedikit bergidik ketika mengingat rumor tentang gadis dan dua anak kecil penunggu sekolah ini. Aku memang tidak percaya betul dengan hal itu. Tetapi sekarang aku benar-benar merinding. Sera mungkin sudah sampai di kelasnya. Ingin rasanya berbalik dan memanggil Sera untuk menemaniku. Eh kok aku jadi lebay gini. Aku terus berjalan hingga sesuatu membuatku berhenti.

"Ara" ada yang memanggilku, lirih. Itu dari arah belakang. Aku berhenti sejenak dan memperhatikan sekitar tapi tidak ke arah belakang. Lantas aku berjalan lagi hingga ada yang menarikku dari belakang dan... Aku tidak bisa melihat apa-apa lagi. Semuanya gelap. Tetapi hanya dengan hitungan detik.

Dia kembali bersuara tetapi ini suara orang yang tertawa keras dan aku bisa melihat sekitar kembali.
"Hahahahaaa.... Lo lucu banget sih Ra pas keliatan ketakutan kaya barusan" ohh,, dasar teman laknat. Ternyata dia Dira. Ada acara menarikku dan menutup mataku dengan kedua tangannya lagi.

"Dasar. Gue ngga takut" ucapku meyakinkan. Emang sih, tadi sedikit ada rasa takut. Tapi ingat, hanya sedikit!

"Apa namanya ngga takut kalau nengok ke belakang aja susah banget kelihatannya?" Ucapnya dengan tertawa, membuat orang lain yang mulai berdatangan memandangnya heran.

"Hanya KE.LI.HAT.TANNYA!" ucapku yang sengaja mengeja kata 'kelihatannya'. Lalu kami melanjutkan obrolan tak berfaedah ini hingga masuk ke kelas.

"Udah la, Ra. Capek gue debat mulu, padahal masih pagi banget. Gue mau nonton suami-suamiku dulu." Ucapnya menyerah saat dia sudah duduk disebelahku. Menurutku hanya dia yang lelah, tapi tidak denganku.

Angkasa High School Series: AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang