5

24 7 0
                                    

🌿Alisha Damara🌿

Menikmati senja di balkon dengan secangkir hot chocolate drink sangat kugemari. Saat ini pun aku sedang melakukannya. Aku memang gadis penyuka senja. Padahal aku tidak tahu makna senja. Aku hanya merasa tenang saja saat menikmati pemandangan indah itu.

Drrrt..drrrt..
Ponselku bergetar tanda ada notifikasi masuk. Lalu aku meletakkan hot chocolate yang barusan aku seruput.

+628*********
Hai Lisha, apa kabar?

Nomor tak dikenal? Siapa? Dan panggilan itu.. Mungkin aku mengenalnya. Aku juga tidak pernah membagikan nomorku kesembarang orang. Daripada rasa penasaranku tidak terjawab, lantas aku membalas notifikasi tersebut.

Me
Baik. Siapa?

+628*********
Syukur deh.
Yaelah Sha masa lo lupa sama gue. Ga asik lo Sha. Gue Audrey Sha. Yang dulu rumahnya samping lo.

Oh iya aku ingat, Audrey itu tetanggaku dulu waktu aku masih berusia sekitar 5 tahun. Tetapi dia pindah ke Melbourne bersama orang tuanya kemudian menjual rumahnya saat aku menginjak kelas 3 SD. Dulu kami sangat dekat, bahkan selalu sama jika membeli barang apapun juga dengan kembaranku dan Nata-anak laki-lakinya tante Mira. Arghh, Audrey mengingatkanku dengan mereka lagi.

Me
Gue ingat drey.
Lo kapan ke indo lagi?

Audrey
Lah ini gue mau ngabarin Sha. Gue udah pulang ke indo sejak hari Sabtu. Lo sini gih, ajak tante Yun juga. Gue kangen.

Me
Lo pulangnya kemana?

Audrey
Ke rumah nenek yang di Bandung. Ada acara soalnya, tante gue nikah.

Me
Ok, nanti gue main pas hari libur.

Audrey
Gue tunggu Sha.

Me
Btw, gimana kabar lo?
Nata juga?

Audrey
Gue baik dong. Lah Nata mana gue tahu. Dia kan di Indo.

Me
Lo yakin? Bukannya dia di Jepang?

Audrey
Nah lo gimana sih Sha, dia kan udah balik sejak lulus SMP. Dia juga katanya satu sekolah sama lo sekarang.

Satu sekolah? Kok aku tidak tahu. Bunda juga tidak bilang apa-apa.

Me
Lo kok tahu?

Audrey

Iya, tahun lalu gue masih kontekan ama dia. Tapi sekarang udah enggak.

Aku harus tanya ke bunda tantang ini. Bunda tidak mungkin tidak tahu.

🍁🍁🍁

Seperti biasa pagi ini aku berangkat dengan Sera lagi. Kali ini memakai motor dia. Mungkin sedang tidak dipakai ibunya. Sekarang aku sedang menunggunya di depan rumah.

Dari arah pandang yang sama, dapat kulihat Sera dari pertigaan dan Azri dari dalam rumahnya muncul bersamaan. Jodoh memang ngga kemana yekan.

"Pagi Sera-kah, mau berangkat bareng lagi?" itu sapa Azri untuk Sera. Kulihat Sera hanya meliriknya acuh sembari menuju ke arahku. Aku pun terkekeh melihat keduanya.

"Ayo Ra berangkat" tumben Sera terlihat jutek dari biasanya.

"Iya Ser" jawabku yang masih terkekeh, kemudian naik ke motornya. Lalu kami berangkat ke sekolah meninggalkan Azri yang masih melongo melihat Sera melewatinya begitu saja.

"Ser, ayo lah bareng gue lagi. Masa lo tega biarin cowok seganteng gue berangkat sendiri"

"Bodoamat." Kemudian Sera menaikkan kecepatan motornya dan membuatku sedikit tersentak.

Hingga sampai diparkiran sekolah, Sera masih saja jutek tidak seperti biasanya. Mungkin mood nya sedang tidak baik. Aku hanya memilih berdiam tanpa menanyakan apapun.

Kami berjalan melewati koridor sekolah yang sudah terlihat ramai. Kemudian kami berpisah saat di lapangan tengah karena kelas Sera dekat dengan lapangan itu, sedangkan aku masih jauh.

Dugh
Gara-gara aku lengah, aku jadi menabrak seseorang yang berpostur lebih tinggi dariku sehingga membuatku jatuh.

"Aduh" ringisku pelan

"Eh, Ara. Kamu tidak apa-apa?" Tanya orang yang ditabrakku. Suara ini cukup familiar ditelingaku. Lalu aku mendongakkan wajahku sambil berdiri. Saat kulihat ternyata Kak Revin yang kutabrak.

"Ah, iya nggapapa kak" jawabku yang tak lupa menampilkan senyum.

"Lain kali hati-hati ya" peringatnya sambil tersenyum ramah dan menampilkan bentuk lekukan dipipinya.

"Iya, kak. Kalau gitu saya permisi dulu" Lalu aku berjalan ke kelas terlebih dahulu.

"Tunggu" cegah kak Revin saat aku sudah meninggalkannya sekitar 1 meter.

"Iya kak?" Tanyaku yang kembali menoleh kearahnya.

"Tentang tawaran kemarin gimana?"

"Ehm, itu belum saya pikirkan kak. In syaa Allah istirahat nanti saya kabari kak Revin lagi"

"Yaudah. Saya harap, kamu sama Dira mau ya. Saya kesana dulu."

"Iya kak"

🍁🍁🍁

Pulang sekolah, aku dan dira langsung menuju ruang musik. Katanya akan diadakan pelatihan pentas untuk beberapa bulan kedepan.

Sesampainya disana sudah ada Sera dan yang lain, termasuk kelas 12. Aku juga melihat Agan disudut ruangan yang sepertinya sedang berbicara serius dengan Hanan. Langsung aku dan Dira memilih duduk didekat Sera.

"Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh" itu kak Viga yang merupakan ketua diekskul musik ini. Kak Viga memulai sambutan untuk membuka kegiatan pelatihan sore ini.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh" jawab lainnya serentak.

Kemudian dilanjutkan arahan-arahan dan mulai latihan musik yang kami pegang masing-masing. Tentu saja aku mendapat posisi sebagai pianis. Kami juga sudah diberikan beberapa lembar nada dan not yang harus kita mainkan. Pelatihan sore ini berakhir sampai jam setengah enam.

🍁🍁🍁

Makasih untuk yang udah baca & vote 😘

Instagram:@irmasyafiqoh

Angkasa High School Series: AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang