12

16 6 8
                                    

🌿Alisha Damara🌿

"Sha dari mana? Tumben sampe sore banget" Tanya Audrey yang sedang menonton televisi di ruang tengah bersama Bunda dan Avisha.

"Iya kak tumben. Bukannya hari ini ngga ada eskul ya?" Tanya bunda ikut menimpali.

"Habis besuk Sera" jawabku sembari tersenyum.

"Sera sakit kak? Sakit apa? Dari kapan? Kok baru bilang bunda" tanya bunda seperti rentetan kereta.

"Baru tadi pagi dia ngga masuk sekolah, bun. Kalo gitu Ara ke kamar dulu." Pamitku lalu pergi ke kamar.

"Lisha, tunggu" aku pun berhenti dan berbalik ke arah Audrey yang kulihat sedang beranjak menuju ke arahku. Lalu dengan malas aku bertanya menggunakan isyarat mendongakkan kepala dengan alis terangkat seraya bertanya 'ada apa?'

"Ada yang ingin gue omongin" ujarnya lalu kami berjalan beriringan menuju kamar.

"Gue bebersih dulu" ucapku setelah sampai dikamar.

"Oke. Gue tunggu di balkon"

🍁🍁🍁

Sekarang aku dan Audrey sedang berada dibalkon kamarku. Kali ini dapat kulihat raut sedih diwajah mungilnya. Seperti benar-benar ada masalah besar.

Aku hanya diam. Menunggunya memulai pembicaraan terlebih dahulu. Nihil. Tidak satupun diantara kita yang memulai percakapan.

"Shaa.." akhirnya setelah sepersekian menit dia memulainya.

"Hmm" aku hanya berdehem dan menoleh kearahnya. Sesaat kemudian hening.

"Menurut lo, Gue itu gimana?" Tanyanya yang sukses membuatku kesal karena menunggu dia lama dan ternyata hanya pertanyaan itu yang dia lontarkan.

"Dasar ih" ucapku lalu beranjak dari posisi nyamanku berniat ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan.

"Lisha, mau kemana?! Jahat lo ninggalin gue." Teriaknya.

"Ambil cemilan di dapur."

"Langsung ke intinya aja Drey" ucapku berjalan ke arah Audrey dengan membawa beberapa kemasan cemilan dan dua kaleng soda.

"Hmm oke" jawabnya kemudian terdengar dia mengambil nafas gusar.

"Gue lagi bertengkar dengan Kak Dio."

"Lah ko bisa?"

Kak Dio adalah anak sulungnya Om Hans dan tante Lela-orang tua Audrey juga. Lebih tepatnya Kak Dio adalah kakaknya Audrey yang berusia tidak jauh dengan usiaku dan Audrey.

Audrey berlanjut menceritakan semua masalahnya dengan kakaknya. Berawal dari ulah jahil Audrey hingga berujung kesalah pahaman dan membuat emosi Kak Dio memuncak sehingga untuk saat ini keduanya sedangn tidak baik-baik saja.

Memang tak selamanya hal yang kita anggap lelucon bisa membuat orang sekitar kita tertawa bahagia, bisa jadi hal tersebut berakibat tak seperti yang kita inginkan. Seperti kakak beradik ini.

🍁🍁🍁

"Ser istirahat pertama ke perpus yuk" ajakku saat berjalan di koridor sekolah. Hari ini Sera kembali berangkat, karena demamnya sudah turun. Dia juga tadi berkata "Kita jangan terlalu manjain demam. Nanti malah dianya betah, nyaman, terus ngga mau pergi deh. Kaya cewe yang dimanjain doi." Dan perkataannya sukses membuatku menampik lengannya sembari tertawa lepas.

Angkasa High School Series: AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang