1.Kelahiran Putri Tercinta

278 77 23
                                    


🍁🍁🍁

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.
(QS. Maryam 19: Ayat 33)

🍁🍁🍁


"Kamu gak usah terus-terusan cari perhatian dari Umi, Abi dan Kakak-Kakak yang lainnya deh, aku gak suka sama kamu yang suka pamer." Cerca seorang perempuan dengan nada tidak suka.

"Aku gak maksud pamer kok Kak, Umi dan Abi gak pilih kasih kok ke Kakak, Umi dan Abi sayang sama Kakak." Balas gadis yang menjadi lawan bicaranya itu dengan lembut.

"Alah jangan sok-sok an kamu!" Bentak anak itu lagi dan berlalu pergi.

Sedangkan gadis kecil itu hanya bisa bersabar. Dia tak ingin melawan Kakak perempuannya. Dia hanya bisa bersabar dan selalu berdo'a agar Allah memberikan hidayah kepada Kakaknya.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)

Aisyah Alfisyah Maysarah Nur Jannah Khadafi

Saat ini aku berumur 8 tahun. Aku sekarang duduk di kelas 3 MI. Umi dan Abi menyekolahkanku di Madrasah Ibtidaiyah ini dengan alasan, agar aku bisa lebih mendalami ilmu agama sedari kecil. Aku juga di sekolahkan di DTA (Diniyah Takmiliyah Awaliyah) yang belajar setiap sore sepulang dari MI.

Umiku adalah sosok yang paling berharga dalam hidupku, dia adalah Malaikat Tak Bersayap yang sudah dikirimkan oleh Allah untuk menjagaku. Umiku bernama Humaira Siti Maysarah.

Abiku adalah pria yang pertama kali aku cintai di dunia ini. Pria yang tak pernah menyakitiku dan keluargaku, yang selalu melindungi dan menyayangiku setulus hati. Abiku bernama Muhammad Ibrahim Al-Khadafi.

Perempuan yang tadi aku panggil Kakak dan sempat membentakku adalah anak angkat Umi dan Abiku.
Saat itu Umi dan Abi sedang bersedih karena Kak Nafidzah (anak ke-3 Umi dan Abi) sangat ingin mempunyai adik, tetapi Umi tidak kunjung mempunyai anak lagi.

Tepat malam pukul satu, terdengar ketukan pintu berkali-kali dengan cukup kencang, dan saat itu sedang turun hujan lebat disertai petir yang menyambar dimana-mana.

Sontak Umi dan Abiku merasa terganggu dan segera menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang sepagi ini. Setelah pintu terbuka, Umi dan Abi pun terkejut menemukan seorang anak kecil berusia 3 tahun yang sedang menangis dan menggigil kedinginan karena kehujanan, Anak kecil itu berpakaian lusuh.

Aku tau kejadian ini karena Umi yang menceritakannya kepadaku, dan Umi juga berpesan padaku untuk tidak memberitahukan hal ini kepada Kak Zahra (anak angkat Umi dan Abi). Umi juga selalu menasihatiku agar selalu menghormati dan menyayanginya seperti Kakak kandungku sendiri.

Umi tidak pernah tau kalau Kak Zahra tidak pernah suka padaku, karena dia merasa iri padaku atas kedekatanku dengan Umi dan Abi dan karena kasih sayang mereka padaku. Didepan Umi, Kak Zahra selalu berbuat baik kepadaku, sedangkan dibelakang Umi dan Abi, Kak Zahra selalu berkata dan berbuat kasar padaku.

Aku selalu bersabar menghadapi semua perlakuan Kak Zahra padaku, aku juga selalu berdo'a agar dia diberi hidayah dan bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

Hafalan Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang